Selasa, 13 Desember 2016

Racik

Kadang kita perlu jarak...
Agar tahu siapa yang benar-benar kita rindui...
Kadang kita perlu untuk tak berkomunikasi...
Agar tahu apakah perasaan itu masih sama atau tidak...
Kadang kita perlu hadirnya orang ketiga...
Agar tahu siapa yang setia...
Dan kadang kita perlu acuh...
Agar tahu bagaimana sakitnya tak dianggap...

((Rasa minuman tergantung kita yang meraciknya...  jika terlalu pahit coba tambahkan gula... jika terlalu manis coba tambahkan air... begitupun rasa dalam kehidupan ini... jika ada kepahitan jangan langsung dibuang... coba diracik ulang mungkin ada hikmah manis di dalamnya... ))

*selamat meracik

Jumat, 18 November 2016

Negeri selatan

Negeri selatan yang kurindui...
Ku mengenalmu saat rasa ingin tahuku begitu besar terhadap kehidupan ini...
Maju selangkah untuk menelusurimu membuat khayalku menjadi...
Setiap orang menyebutmu, terbesit ingin menjejaki...
Seiring waktu kaupun tersingkir oleh banyak negeri..
Negeri selatan yang kuingini...
Rasa ini memang tak hebat, tapi aku tak lupa...
Rasa ini memang tak menggugah tapi namamu telah tertulis...
Hadir tidaknya diri ini padamu... Tuhanlah yang merestui...

Kamis, 27 Oktober 2016

Menunggu

Saat saya menulis ini, di luar hujan deras sekali, ditemani alunan musik yang saya tidak tahu siapa penyanyinya, tapi cukup membuat suasana ruangan ini nyaman. Sepertinya hujan akan berlangsung lama, karenanya saya mencoba menikmati keadaan, Keadaan menunggu hujan tanpa ada keluhan.

Mata rasanya sudah begitu berat, ingin cepat pulang dan tidur lelap, tapi lagi-lagi harus menunggu. Banyak hal yang bisa dilakukan saat menunggu hujan, tapi sekarang sambil menulis ini saya ingin memikirkan "perindu hujan", apa yang dirasakan sekarang? Bahagiakah? Akhirnya pertemuan antara air langit dan tanah telah tercipa kembai...

Minggu, 16 Oktober 2016

Kirologi dan hibernasi

Pernah mendengar "Kirologi"?? Itu adalah nama sebuah ilmu.. ilmu yang menggunakan kira-kira.. tentu ini adalah plesetan.. saya mengetahui ini dari teman, dia orang Palembang, dalam bahasa Palembang "kiro-kiro" adalah kira-kira. Jadi istilah "kirologi" digunakan untuk orang yang suka mengira-ngira terhadap sesuatu.

Bagaimana dengan hibernasi??Pertama kali mendengar kata hibernasi, saya kira itu adalah bahasa sunda yang dikerenkan... (hiber dalam bahasa sunda berarti terbang) karena kata-kata biasa yang diubah menjadi "kata keren" atau kata "sok ilmiah" sudah menjadi tren dikalangan masyarakat saat ini, maka saat teman saya mengatakan ingin berhibernasi, dalam benak saya, dia menginkan terbang jauh pergi dan tak ada satupun yang dapat menjangkaunya, dari sana saya sering menggunakan istilah itu jika saya ingin sendirian tidak ada yang mengganggu. Saya tidak pernah bertanya, saya hanya mengira arti hibernasi, dan teman saya tidak merasa curiga dengan pemahaman saya, karena dalam benaknya arti hibernasi menurut biologi yang dipahaminya tidak jauh beda dengan pemahaman saya, sama sama tidak ingin keluar dari satu tempat dan menjauhi keramaian.
Setelah beberapa kali menggunakan kata hibernasi saya mulai penasaran, apakah pemahaman saya betul atau tidak terhadap kata itu, akhirnya satu-satunya cara adalah bertanya, hal tercepat adalah bertanya pada om google, dan akhirnya terjawab sudah arti yang sebenarnya.
Dalam hidup, kadang kita memahami dan meyakini satu hal, padahal kebenaran dan keyakinan kita belum tentu benar adanya, satu satunya cara adalah dengan mencari kebenaran dan keyakinan itu, dan jangan sampai kita termasuk ahli kirologi.

Minggu, 11 September 2016

Semoga Tambah Berkah

Pernah ditanya kenapa sering mengucapkan "semoga tambah berkah", menurutku ucapan ini lebih bermakna dibanding kata "selamat". Rasanya tidak cukup saja mengucapkan "selamat" kepada seseorang yang sedang bertambah usia atau mendapatkan suatu kebahagian.
Imam Ghozali mengatakan berkah atau barokah bermakna ziyadatul khoir yang berarti bertambah kebaikan, oleh karenanya berkah adalah kebaikan yang terus menerus berkesinambungan, tumbuh ke arah yang lebih baik, baik harta, ilmu, umur, kesejahteraan, keamanan dll.
Harta yang barokah, didapat dan digunakan dengan cara yang baik, sisa umur digunakan dengan cara yang baik, ilmu diamalkan dengan baik, kesejahteraan diri dan keamanan jiwa dan raga bertambah kearah yang lebih baik..
Itu sebabnya kata "semoga tambah berkah" lebih saya sukai dibandingkan ucapan selamat milad, ulang tahun, atau mengulang tahun yang berarti semoga selamat tidak ada bahaya dalam memperingati hari lahir saja..
Tentu Kata penuh makna dihari spesial lebih baik bukan??

(yang sedang bertambah usia semoga tambah berkah)

Kamis, 18 Agustus 2016

Ajarkan Rindu

Bisakah aku merindu??
Rindu yang meneteskan air mata
Rindu yang menggetarkan relung jiwa

Tak apa
Jika harus ku beli rindu itu
Tak apa
Jika harus ku rebut rindu itu

Ajarkan aku merindu...

Rindu untuk bersegera bangkit disepertiga malam
Rindu yang menggetarkan jiwa jika disebut namaNya..

Karena aku pun ingin merindu seperti mereka

Selasa, 16 Agustus 2016

Durasi

Masa telah menjawab
Kini kami di sini
Menikmati durasi penuh makna

Hei lihat...
Tak bisakah sejenak kau tengok
Tangan tangan lentik menari
Bercengkrama dengan tinta
Barisan tinta menjelma menjadi makna
Menenggelamkan siapa yang terlena

Kami terus tenggelam
Terbuai dalam kesyahduan nada nada pengetahuan

Kamu tahu??
Kadang kami merasa sesak
Sesak yang menghimpit aliran nafas
Tercekik!!
Kami pun ingin bebas
Menggeliat, meronta, mencengkram apapun
Menjerit sekuat yang kami bisa

Kebebasan yang membuat kami terengah
Terengah dalam keluhan

Wahai kesakitan...
Terima kasih, kau mengajarkan kami arti bertahan

Duhai kebebasan...
Cukup sudahi membodohi apa yang harusnya kami miliki

Durasi ini tak akan terulang
Maka izinkan kami menikmati barisan tinta, memahaminya dan merekam jejaknya dalam sebuah karya

(Puisi ini tercipta karena paksaan) 😅

Kamis, 04 Agustus 2016

Niat

Baiklah, kali ini mari kita berbicara tentang pernikahan, ya lah perempuan mana yang pengen jadi ibu tapi ga nikah, ada juga sih, belum nikah udah dipanggil ibu, contoh ibu guru, udah dipanggil ibu kan? 😀
Buanyak buanget artikel soal pernikahan, karena bahasan ini selalu menarik untuk para jomblo, dari hukum, anjuran, lika-liku, manis pahitnya dll. Tentu yang bikin baper yang manisnya, klo baca artikel mengenai itu rasanya tuuuuh...... ah sudahlah makin baper nantinya.
Why? Kenapa? Kunaon? Tiba2 pengen nulis ini? Jawabannya.. percis kaya lagu BB ciptaan Teh Melly goeslow..  "ku ingin menikah seperti mereka" aiiih pengen doang?? Ckck klo udah kecapai terus mau ngapain? Nah ini yang jadi catatan, banyak orang nikah cuman kepengen aja, gak tau arah bahtera rumah tangga.. yang bahaya lagi nikah cuman gara-gara perasaan dan omongan orang lain, kaya udah nyaman sama seseorang atau udah bosen ditanya kapan nikah (nyindiri diri) 😅, terus kudu gimana? Seperti hal yang lain, jika ingin melakukan sesuatu yang pertama dilakukan adalah berniat, tentu niatnya untuk apa? Niat inilah yang akan menguatkan kita jika suatu hari nanti kita dalam keadaan goyah.

Urusan niat ini emang penting, yakin ngomong koar koar ke orang-orang nikah niatnya karena perintah Allah dan sunah Rasul? Walau niat tidak dapat dinilai secara jelas tapi tentu ada indikator yang terlihat. Emang cara menuju arah itu udah sesuai sunah Rosul? Caranya Allah ridhoi? Atau jangan-jangan hanya ucapan pembungkus saja 😌 (astagfirulloh 😢)

Yuk ah, calon ibu yang baik menyiapkan dan menurunkan gen-gen terbaik, tentu terbaik versi Allah adalah yang terbaik. Jika sudah berniat, netralkan semua perasaan, pusatkan pada pemilik hati, lakukan dengan cara terbaik, dan minta  yang terbaik untuk menjadi pasangan dan ayah anak - anak kita kelak didatangkan secepatnya. 😊😊

Kamis, 21 Juli 2016

Modal

Hampir satu bulan tidak menulis lagi disini.. inipun memaksakan dan membiasakan, banyak hal sebenarnya ingin dituang, tapi carut marut dalam pikiran.
Ingat..
kemarin saya ngobrol sama ibu muda, ga jauh beda umurnya sama saya, tapi dia sudah memiliki anak. Percakapan dimulai saat saya mau ngambil saus, jadi siang itu saya dan teman saya jajan mie ayam, dan disebelah kami sudah ada ibu muda itu.
"Jangan banyak-banyak ya teh sausnya" ujarnya sambil tersenyum.
Saya pikir mungkin dia takut ga kebagian saus, saya balas dengan anggukan dan nyengir kuda.
"Teteh-teteh sering makan seperti ini?" Tanyanya
Otomatis suapan pertama saya terhenti, menoleh keteman saya yang disebelah, diapun sama menoleh. Siapa yang mau jawab??!! Begitulah arti tatapan kami.
"Seperti ini?? Mie ayam?" Akhirnya saya disuruh meladeni ibu muda itu,
"Iya, mie ayam, baso, dan lainnya"
"Ooh, jarang sih pas pengen ajja" jawabku jujur
"Sedih loh teh, anak kita masih kecil, masih membutuhkan perhatian kita, tapi kita tidak bisa optimal membersamai mereka" ujarnya sambil ngelus balita yang digendongnya.

Wah saya kudu jawab apa ini, temen saya sudah tidak peduli karena ingin menikmati mie ayamnya. Posisi saya tepat disamping ibu muda itu, jadi ga mungkin membiarkan curhat colongannya tanpa respon.

"Dede mau ditinggal kemana emangnya ibu?? " ujar saya sambil bersuara anak kecil, tak lupa sembari mengelus dede balitanya.

"Mie ayam ini untuk ua nya si dede, saya sudah berhenti makan seperti ini sejak satu tahun yang lalu" sambil mengangkat bungkusan mie ayam.

Ditanya apa jawab apa batinku, kasih senyum aja dech.

" anak kita punya hak memiliki ibu yang sehat loh" ujarnya sambil tersenyum "duluan ya teh" lanjutnya.

Reflek saya mengangguk sambil tersenyum.

Pikiran saya melayang dengan percakapan pendek itu. Apakah dia seorang ibu muda yang diutus Allah untuk mengingatkan agar berhati2 dengan makanan??

"Sungguh tak mudah menjadi seorang ibu, menjadi rahim peradaban.. fisik yang sehat, pikiran yang bersih setidaknya menjadi modal utama.."

Minggu, 19 Juni 2016

Proses

semuanya belajar ya belajar..
tidak ada satu manusiapun yang langsung ahli saat lahir
seseorang sebelum dikatakan ahli dia telah melewati suatu proses panjang, dimana dia dengan susah payah menghabiskan waktu, tenaga, materi, dan pikirannya untuk keahliannya itu. 
proses panjang berbentuk terpaan dan latihan mungkin sudah ia lewati.
sama halnya dengan menjadi orang tua, semua adalah pembelajaran baginya, oleh karenanya tidak ada orang tua yang sempurna. 

Waktu akan membuat kita semakin mengerti apa yang mudah dan sulit dalam kehidupan ini. waktu akan membuat kita semakin bijak saat sesuatu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
anak mana yang tidak ingin mendapatkan orang tuanya berkecukupan? anak mana yang tidak mau orang tuanya pintar dalam semua hal? anak mana yang tidak ingin orang tuanya menyayangi, memperhatikan, mendidiknya dengan baik?
tapi sekali lagi mereka bukan ahli dalam kurun waktu yang cepat, mereka juga perlu proses.
saat anak pertama lahir, status mereka bertambah dari seorang istri dan suami bertambah menjadi ibu dan ayah. sungguh itu tidak mudah bagi mereka.. sama halnya saat status istri dan suami disandang itupun tidak mudah.. semua butuh proses untuk menjadi idaman atau ahli.
lalu masih kah menyalahkan proses pendidikan kita saat kecil? saat kita tersadar ada yang salah dalam proses pendidikan kita saat kecil disaat itulah kita harus memperbaiki kesalahan itu. agar saat kita menjadi orang tua kita tidak membuat kesalahan yang sama.

Rabu, 01 Juni 2016

Harmonisasi

kita sering mendengar istilah harmonisasi musik, kesatuan nada-nada berbeda tetapi menghasilkan irama yang indah. begitupula dengan kehidupan, kadang kita sering menemukan hal-hal yang berbeda tetapi tetap dapat serasi ketika beriringan.

mengapa tercipta harmonisasi?

menghasilkan harmonisasi bukanlah hal yang mudah karena bermula dari perbedaan, harmonisasi dalam hal apapun perlu adanya usaha untuk menyeimbangkan. oleh karenya harmonisasi tercipta karena ada usaha yang dilakukan. bayangkan jika pemain bass memainkan nadanya tidak diseimbangkan dengan nada yang dimainkan oleh pemain melodi, apakah akan tercipta harmonisasi? mereka jelas memainkan nada yang berbeda tapi saat keinginan harmonisasi itu terwujud, maka pemain bass dan melodi dengan segala upaya latihnya akan mencoba untuk saling menyeimbangkan dalam nada. dan perbedaan nada di awal dapat menghasilkan harmonisasi musik yang indah.
ya.. perbedaan adalah dasar harmonisasi karena jika sama saja tidak ada upaya untuk menyeimbangkan bukan? selain itu contoh mudah harmonisasi dalam kehidupan adalah kaum hawa saat berpakaian, mereka dapat mepadu padankan warna-warna yang berbeda untuk terlihat menarik. .

sama halnya dengan pasangan, perlu adanya harmonisasi dalam keberlangsungan hubungannya. dan harmonisasi ini akan mudah saat kedua belah pihak menyadari bahwa mereka memiliki perbedaan, baik dari kebiasaan, sifat, kesukaan, sudut pandang dll.
orang-orang yang menikah karena pacaran biasanya akan mengalami kesulitan dalam harmonisasi ini, karena biasanya orang pacaran akan menganggap pasangannya adalah pasangan yang ideal, walau mereka tahu mereka berbeda tapi pola pikir yang telah dibangun adalah "pasangan saya adalah pasangan ideal", maka saat sesuatu yang diluar ekpektasinya terhadap pasangan muncul mereka akan terkaget-kaget melihat sifat aslinya saat sudah hidup bersama, karena saat pacaran hanya hal-hal indah yang ditampakan sedangakan hal buruknya ditutup rapat tidak terlihat. jangan heran tingkat perceraian pada pasangan yang menikah karena pacaran lebih tinggi dibanding dengan yang tidak pacaran, orang-orang yang menikah bukan karena pacaran tidak berekspektasi terlalu jauh kepada pasangannya, karena diawal mereka menerima pasangan dengan keterpaksaan, sehingga ada usaha yang disengajakan untuk mencari keseimbangan atau keharmonisasian dengan pasangan. oleh karenanya proses harmonisasi lebih mudah dilakukan.

orang-orang yang pacaran cenderung merasa bahwa pasangannya sangat menerima dia, sehingga jika ada suatu hal dengan percaya diri tak ada upaya untuk merubahnya. contoh dalam kebiasaan, (orang pacaran akan selesai pada tahap memahami saat pasangannya sudah terbiasa terhadap sesuatu). Sang suami tahu betul bahwa istrinya memiliki kebiasaan makan sangat lama dari zaman pacaran karena sang istri mengetahui besar manfaat bahwa makanan yang dikunyahnya harus dikunyah dengan baik, sedangkan dirinya kebalikannya, makan dengan cara cepat karena baginya waktu adalah segalanya, karena sang istri yakin sang suami akan memahami cara makannya yang lama maka dia tidak merubahnya, dan begitupun dengan suaminya diapun meyakini istrinya akan memahami cara makannya yang cepat sehingga ia tidak merubahnya. untuk diawal mungkin masih terasa manis, sang suami dengan sabar menunggu istrinya makan walau dia tahu waktu adalah sangat berharga, jika saat pacaran acara makan berdua hanya terjadi di malam minggu saja dan sang suami saat itu dapat menerimanya, lalu bagaimana jika sudah berjalan beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun dengan waktu makan sehari tiga kali, apakah sang suami masih menerima sang istri seperti diawal?
dan bagaimana perasaan sang istri saat suaminya menyuruhnya makan dengan lebih cepat? mungkin sang istri akan berpikir suaminya sudah tidak pengertian lagi, suaminya sudah berubah, sesuatu yang ia yakini sedari dulu sekarang sudah tak dihargainya. maka kita akan tahu kejadian selanjutnya seperti apa.
berbeda dengan pasangan yang menikah tanpa pacaran terlebih dahulu, mereka akan mencoba masuk pada dunia pasangannya, sang suami akan memperlambat cara makannya mencoba memahami sesuatu yang sudah diyakini istrinya tentang manfaat mengunyah dengan baik, begitupun dengan istrinya mencoba memasuki dunia suaminya tentang berharganya waktu dengan meningkatkan kecepatan cara makannya. mereka tidak berhenti pada kata "saya memahaminya" tapi lebih dari itu untuk mencari keharmonisasian.

walau saya menulis ini belum ada pengalaman dalam keduanya (menikah atau pacaran) karena materi ini saya dapatkan ketika mengikuti pelatihan, tapi sepintas memang betul, kadang orang-orang pacaran sudah berekspektasi terlalu jauh pada pasangannya bahwa pasangannya adalah pasangan ideal padahal belum tentu karena yang ia lihat saat pacaran adalah sisi baiknya saja.
terlepas pacaran atau tidak, sebenarnya harmonisasi akan terjadi saat ada upaya atau usaha yang dilakukan, kita juga sering melihat orang yang langsung menikah tanpa pacaran tapi tidak ada upaya untuk menyeimbangi diantara pasangan, tapi seperti diawal dikatakan saat salah satu pasangan sudah berekspektasi lebih atau terlalu jauh pada pasangnnya, itu yang akan menghambat dalam harmonisasi.

Jika harmonisasi adalah proses untuk mencari pengharmonisan atau keselarasan maka perbedaan bukan alasan lagi untuk tidak bersama-sama untuk menciptakan sesuatu yang indah.


Minggu, 29 Mei 2016

I wanna go home

Another summer dayHas come and gone awayIn Paris and RomeBut I wanna go homeMmmmmmmm
Maybe surrounded byA million people IStill feel all aloneI just wanna go homeOh I miss you, you know
And I’ve been keeping all the letters that I wrote to youEach one a line or two“I’m fine baby, how are you?”Well I would send them but I know that it’s just not enoughMy words were cold and flatAnd you deserve more than that
Another aeroplaneAnother sunny placeI’m lucky I knowBut I wanna go homeMmmm, I’ve got to go home
Let me go homeI’m just too far from where you areI wanna come home
And I feel just like I’m living someone else’s lifeIt’s like I just stepped outsideWhen everything was going rightAnd I know just why you could notCome along with meBut this was not your dreamBut you always believe in me
Another winter day has comeAnd gone awayAnd even Paris and RomeAnd I wanna go homeLet me go home
And I’m surrounded byA million people IStill feel aloneOh, let go homeOh, I miss you, you know
Let me go homeI’ve had my runBaby, I’m done
I gotta go home
Let me go homeIt will all rightI’ll be home tonightI’m coming back home

Sabtu, 28 Mei 2016

Hutang

akhir-akhir ini di asrama sedang ramai membicarakan hutang, beberapa dari anak memiliki hutang ke kantin, awalnya kantin tidak membuka hutang menghutang, tapi dikarenakan uang saku dari asrama beberapa minggu ini sering telat, petugas kantin berbaik hati untuk diperbolehkannya anak menghutang disana.

"ada yang sampai empat puluh ribu teh"

saya kaget saat menanyakan paling besar hutang mereka di kantin berapa. tak habis pikir mengapa diantara mereka berani sembrono seperti itu. uang saku asrama seminggu hanya sepuluh ribu, jika iya diantara mereka ada yang memiliki hutang sebesar empat puluh ribu, maka selama sebulan dia tidak bisa jajan atau membeli barang lain karena harus membayar hutangnya. 

Besar pasak dari pada tiang...

ini adalah istilah yang pas untuk kejadian di atas, besar pengeluaran dari pada pemasukan. saya mulai berpikir jika kebiasaan hutang ini dibiasakan sampai dewasa, apa yang akan terjadi?. dimulai dari kebaikan orang yang dengan senang hati dihutangi ditambah perhitungan yang sembrono hanya akan menghasilkan tumpukan hutang pada akhirnya. jika hal sekecil ini di biasakan sejak kecil, adakah yang menjamin ketika dewasa kebiasaan ini akan hilang? 

ini akan menjadi catatan calon ibu yang juga penting, yang menjadi dasar masalah adalah perasaan kita terhadap hutang itu. jika kita menganggap sepele dan menganggap hanya urusan kecil, itu akan menjadi kebiasaan, tapi jika beranggapan hutang sekecil apapun adalah berat dan membuat kita tidak nyaman jika memilikinya otomatis kita tidak akan menjadikannya kebiasaan. 


Minggu, 15 Mei 2016

Alasan

sudah beberapa kali setiap akhir minggu saya mengikuti diklat guru, yang dihadiri beberapa orang dari tempat ngajar saya dan calon guru yang sudah mendaftar, bervariasi dari yang masih semester akhir kuliah atau kita sebut kaula muda sampai yang sudah memiliki anak.
sudah tidak aneh lagi memang, jika anak muda satu forum dengan para orang tua maka jika ada tugas kelompok pihak mana yang akan mengerjakan?! dengan beberapa alasan yang membuat anak-anak muda mau tidak mau memakluminya.

"klo udah punya anak mah.. beda pikirannya udah kemana-mana.."

"aduh bantu doa ajja ya.. banyak kerjaan di rumah, cucian udah ngegunung..."

" saya bantu yang gampang ajja ya, anak mudakan yang berkarya.."

tulisan ini bukan ketidak sukaan saya terhadap mereka, hanya sebagai catatan bagi saya, apakah nanti ketika saya sudah berumah tangga akan seperti mereka? hal-hal kerumah tanggaan menjadi alasan tidak aktif dalam menuntut ilmu?
entahlah apakah di pihak laki-lakipun sama seperti ini atau tidak, hanya saja saya lebih sering melihat para ibu beralasan seperti ini. why?? apakah memang ketika sudah memiliki anak tidak akan ada lagi waktu untuk belajar atau mengerjakan tugas?
lucunya saat teman saya bercerita, jika disatu forum semuanya adalah para ibu, maka jumlah anak dan lamanya pernikahan akan menjadi alasan siapa yang lebih layak untuk mengerjakan tugas kelompok. ya..ya..ya.. saya memang belum faham situasi mereka, walau sudah terbayangkan sibuknya menjadi istri sekaligus ibu.  saya hanya berharap semoga esok, sesibuk apapun saya di rumah nanti alasan seperti diatas tidak terlontar dari diri saya, dan semoga memiliki partner yag senantiasa memperhatikan pendidikan saya. aamiin..

Kamis, 14 April 2016

Senja



Memandangmu aku suka
ingin ku peluk erat tapi tak bisa

Maha karya Tuhan
Tanda kedamaian, memberi kenyamanan

Saat perjumpaan itu
tak ada alunan lagu
hanya ada simfoni rindu

Hei....
warna seluit pencipta bayangan
yang selalu melahirkan angan-angan

oh senja..
jingga merahmu penuh arti
kau hantarkan warna indah pada gelapnya malam
kau tunjukan keelokan hanya sebentar

mengapa kau lakukan??
agar semua menantimu lagi?
jika begitu, kau menang!!
sungguh aku pencinta dan perindumu

Kamis, 31 Maret 2016

Mengapa risau??

mengapa kita tak berkaca pada Abdul Mutholib??
menyerahkan segala sesuatu pada pemiliknya

ingatkah saat ia dengan santainya datang kehadapan Abrahah???
bukan memintanya untuk menghentikan serbuan kearah ka'bah .. bukan.. bukan itu,
tapi ia hanya meminta unta-untanya yang dirampas Abrahah

disana kita dapat menilai siapa kakek seorang nabi itu...
Musyrik?? jelas.. karena ia penyembah berhala
tapi ingat ucapannya  yang terkenal, saat Abrahah bertanya mengapa tidak mencoba memberentikannya dalam penyerbuan..

"Dan Ka'bah memiliki pelindung yang akan menjaganya.."

lihat.. seorang Abdul Mutholib yang berpasrah pada pemilik Ka'bah, tiada kerisauan dalam dirinya..

lalu mengapa kita risau?? bukankah diri ini juga milikNya? yang akan Ia jaga??
bukankah kita sudah ridho bahwa hidup ini diatur olehNya??
mengapa kita risau?? bukankah kita hambaNya??
yakinlah.. semua akan dijaga oleh pemiliknya.. termasuk diri dan jiwa kita..

Minggu, 27 Maret 2016

Sebuah Sesal

Panggil saja si kecil itu dengan sebutan "Sasa", hari ini ia mengumumkan kesemua orang yang ditemuinya, bahwa ia akan mendapat hadiah tas Frozen dari tantenya di Bandung karena sudah hafal surat Al-mulk.

Wajahnya berseri-seri setiap mengumumkan hal itu, sesekali mendapat ujian sekaligus pujian dari beberapa orang yang masih belum percaya, bahwa gadis tujuh tahun itu sudah menghafal surat Al-mulk, termasuk saya yang diminta langsung oleh uminya untuk mengujinya.

Memang bukan hal aneh di zaman sekarang ini, banyak anak kecil yang sudah hafal beberapa juz dalam Al-quran, baik juz'amma atau juz-juz yang lain. mungkin karena banyak sekolah TK atau sekolah dasar yang memogramkan hafalan Al-quran walau bukan sekolah diniyah.

Sasa termasuk yang beruntung selain di sekolah ia juga diajarkan langsung oleh uminya di rumah, dia bisa menghafal surat baru terlebih dahulu sebelum teman-temannya di kelas. Zaman sekarang juga banyak para orang tua yang sudah sadar bahwa hafalan Al-quran dimulai dari sejak dini sangatlah penting, baik dari kalangan orang tua yang islami atau orang tua yang awam mengenai agama. fenomena si cilik hafidz ini sudah menjadi gaya hidup,  oleh karena itu banyak orang tua yang memasukan anak-anaknya ke sekolah yang ada program hafalan Al-qurannya. terlepas masih banyak yang menjadi catatan bagi para orang tua, tapi upaya mendekatkan anak kepada Al-quran itu yang menjadi sorotan.

Sebenarnya ada keirian dalam diri ini, ketika melihat fenomena anak di usia dini sudah hafal beberapa juz dalam Al-quran. Dulu ketika saya umur tujuh tahun, dimana sekolah-sekolah yang menerapkan hafalan itu??? dimana para orang tua yang dengan gigih mencari sekolah atau mengajarkan hafalan Al-quran di rumah??? sehingga membuat orang tua yang tidak tahu petingnya menghafal al-quran dapat terbuka dan tergerak akan hal itu.
Dulu cukup bisa membaca Al-quran dan hafal surat pendek untuk modal sholat saja yang diajarkan, itu pun hanya terpusat di tempat-tempat pengajian yang masih sedikit jumlahnya. begitupun dengan para orang tua, sangat jarang yang terbesit untuk membuat anaknya  hafidz Quran.

entah kepada siapa saya harus mengadukan ketidak adilan ini?? keadilan yang harusnya dirasakan oleh semua anak muslim, baik dulu maupun sekarang. sehingga tidak ada penyesalan yang harus saya lontarkan ketika umur sudah tak dini lagi.

walau sejatinya menghafal Al-quran tidak ada istilah terlambat,  tapi ini menjadi catatan, jangan ada kata penyesalan lagi, dari seorang anak muslim dimasa mendatang, untuk  mendapat hak pembelajarannya tentang Alquran.

jika sekarang menyesali keterlambatan memahami dan menghafal Al-quran semoga keturunan dimasa datang tidak mengalami hal itu. jika sekarang bertebaran fenomena anak kecil hafidz Al-quran tanpa faham arti dan maksud menghafal, semoga ini menjadi catatan agar kedepannya tidak ada penyesalan lagi yang terlontar tentang hal itu. karena hak bagi seorang anak muslim mendapat pembelajaran agama yang layak, baik hafalan maupun pemahaman karena Al-quran adalah mukjizat sekaligus petunjuk bagi seorang muslim.

(catatan bagi seorang umma yang menjadi madrosah pertama bagi anak-anaknya, memahami dan menghafal Al-quran)






Jumat, 25 Maret 2016

Memaksa

kehendaknya bak tihta raja
meronta-ronta jika tertolak

"orang jahat" julukan yang disematkan untuk penolak
dan "orang baik" julukan untuk sang penerima

tak melihat situasi dan kondisi
semua keinginannya harus terfasilitasi

memaksa, begitulah cara mereka
tak ada pemahaman dan pengertian

siapa yang salah jika semua sudah seperti ini??
siapa yang mengajarkan perilaku yang sangat berbahaya in??

jangan-jangan kitalah yang mengajarkannya
kita yang sering memaksa kepada mereka
sehingga mereka mengikuti cara kita

bukankah mereka hanya makhluk kecil?
peniru ulung tanpa saringan?
lalu mengapa kita tidak berhati-hati bersikap dihadapan mereka??

oh Tuhan jika begitu, bisakah semua terulang untuk perbaikan??
ingin rasanya mereka tumbuh dengan pemahaman dan pengertian
tanpa memaksa semua kehendak yang berlebihan
agar faham bahwa hidup ini bukan hanya sebuah paksaan

(ditulis setelah dipaksa habis-habisan sama anak kecil untuk membuka komputer yang dipassword
 -_-)



Sabtu, 12 Maret 2016

33 tahun

Perahu itu sudah bermetamorfosis menjadi sebuah kapal besar, bukan lagi sungai kecil yang dilewati, tapi lautan luas, di atas samudera penuh goncangan ombak dan badai.

33 tahun kapal itu berlayar menuju pulau impiannya, dengan segala kesederhanaan sang nakhoda memimpin berjalanan.

Tapi Perjalanan panjang berbadai itu membuat Kapal hampir karam, para awak kapal ketakutan, berpegangan takut tenggelam, isak tangis kepedihan mulai terdengar. Tapi sang nakhoda meyakinkan semua akan aman.

Duhai Penjaga malam dan siang, penghantar ombak dan badai, kami tahu Engkau mengetahui akhir cerita kapal kami. Maka Jadikan setiap petir dan kilat yang kami lihat menjadi kekuatan, putaran badai menjadi ikatan, dan gelombang-gelombang ombak menjadi pengingat doa kepadaMu, hingga akhirnya pasir putih di pulau impian menjadi akhir perjalanan.

Duhai Penguasa langit, jika keindahan purnama membuat kami lalai, ridhokan kami dalam temaram dengan ketaatan, karena bagi kami ketaatan padaMu lah yang paling utama.

Duhai Pemegang angin, hembuskan cinta diantara kami, jauhkan dari kebencian, dan terpakanlah di seluruh hati kami bahwa cinta kepadaMu lebih besar dibanding yang lain, agar tidak ada kekecewaan yang perih dan dalam, karena kami yakin Kau tak akan mengecewakan cinta kami.

Dan Duhai Pemegang kisah, jadikan akhir perjalanan kami cerita yang indah penuh hikmah

(33 tahun pernikahan umi dan bapak semoga tambah berkah) Aamiin

Sabtu, 05 Maret 2016

Tangga

5 Maret tepat setahun yang lalu, aku menulis catatan kecil disini, tentang dua pemimpi yang tak tahu diri, pemimpi yang dengan lincahnya menyulam kata, bahwa diri mereka yakin suatu saat impian itu akan terwujud.

Waktu menguap begitu cepat, rasanya baru kemarin impian-impian itu tercurahkan. Waktu seperti tidak memberi kesempatan lama untuk mereka menikmati khayalan itu, dia  mencambuk ingatan diantara mereka, mengingatkan sejauh mana usaha yang sudah dikerahkan untuk mencapai impiannya.

Tergulungnya waktu yang singkat ini menjadi catatan, sejauh mana tangga itu dipersiapkan? apakah tangga-tangga itu sudah tersusun ? Bukankah tangga-tangga itulah yang akan menghantarkan kepada impian tinggi mereka?? Jika tangga saja tak terpikirkan maka dengan apa akan menggapainya??

Aaaaah hampir  bahkan sering terlupa dalam doa, meminta pada Sang pengabul mimpi bahwa impian itu tak akan terwujud jika bukan karena kehendakNya.

Hei NoNa para pemimpi.. sudah lupakah dengan mimpi-mimpi tinggi itu?? akan berakhirkah mimpi itu ditahun ini?? Jika jawabannya tidak, maka dimalam 5 maret 2016 hantarkan kembali doa-doa diantara kalian, kelak kalian akan menggapai mimpi-mimpi itu.. aamiin

Kamis, 03 Maret 2016

Gelombang

02.33
Selangkah rasa ingin tahuku merusak cerita, memaksa kehendak, memanjakan nafsu syahwat..

Disetiap kesempatan ku berjanji untung tidak mengulang, di lain kesempatan semua itu hanya ucapan..

Apakah ini hanya terjadi padaku saja? Bagaimana denganmu?

Iman ini masih sangat lemah, iman ini mudah sekali goyah..

Ingin ku tutup cerita tentang kita yang begitu jauh dari keberkahan, memulai lembaran baru penuh dengan keridoan..

Susah payah hati ini menata, mengikis semua rasa yang tak semestinya ada..

Hati ini terus menjerit, berteriak untuk menepi, gelombang dosa ini sudah tak terkendali..
Tapi lagi-lagi berlabuhpun belum pasti..


(Ditulis di masjis adzikra perjalanan menuju IBF)

Kamis, 18 Februari 2016

Berjumpa

cinta.. aku tunggu kamu di café biasa jam tujuh malam, kamu bisa kan?” ucap pria itu penuh pengharapan. Gadis berbaju putih abu itu semakin tersipu, bagaimana tidak, sehabis pulang sekolah sampai sore ini, mereka menghabiskan waktu bersama, dan nanti malam mereka akan bertemu lagi, rindu di hati sang gadis tidak bertepuk sebelah tangan, ternyata yang dicintapun merasakan kerinduan yang maha dasyat seperti dirinya. Dan anggukan perlahan gadispun mengembangkan senyum pria itu.
Kata orang, ketika kau sedang mencinta maka rasa rindulah yang semakin membesar, kebersamaan adalah momen yang paling ditunggu, berdua dengannya adalah suasana yang tidak ingin diganggu. Lihatlah ketika sang pujaan mengajak untuk bertemu lagi, tidak ada kata tidak, tidak ada kata bosan yang terucap dari sang gadis, luar biasa rasa cinta diantara mereka.
Selepas perpisahan tadi sore, sang gadis segera bergegas menyiapkan penampilan terbaiknya, begitupun dengan sang pria, tak sabar rasanya mereka ingin segera bertemu kembali. Padahal setiap mereka bertemu hanya itu-itu saja yang dibicarakan, tidak ada pembicaraan yang lain selain kegiatan harian atau masalah kecil di kelas atau di rumah mereka, tapi tak bosan mereka saling mendengarkan, rasanya setiap ucapan dari mereka adalah nada-nada indah, merdu untuk didengarkan. Setiap masalah yang diutarakan adalah kepercayaan, bahwa dirinya adalah orang penting yang bisa memberikan solusi dari masalahnya, walau sebenarnya tidak begitu.  
Jika cinta tak ada kata bosan, jika cinta begitu bersemangat tuk bersua, jika cinta saling percaya maka aku belum seutuhnya mencintaiNya, lihai sekali lisan ini berucap bahwa aku mencintaiNya, tapi dilihat dari ciri-ciri di atas saja masih jauh dari rasa itu. Saat Dia memanggilku untuk berjumpa denganNya diri ini masih berleha-leha, enggan beranjak untuk bersegera, saat berjumpa denganNyapun seperti tak ada kepercayaan, padahal tanpa bercerita sesungguhnya Ia sudah mengetahui apa yang terjadi denganku, tapi mengapa Ia masih saja meminta aku untuk mengutarakan apa masalahku dan meminta solusi kepadaNya? Apa Ia ingin aku melakukan itu untuk menunjukan apakah aku percaya padaNya atau tidak?  Aduhai cinta macam apa Antara aku dan diriNya? Rasanya hanya dipihak Dia saja yang mencintaiku sedangkan dipihakku masih jauh dari kata cinta..

Wahai Maha Cinta, yang mencintaiku tanpa harus menunggu jawabanku, yang mencintaiku tanpa pernah bosan, yang begitu rindu denganku sehingga sering memanggilku, ajari aku mencintaMu, walau cintaMu jelas lebih dari cintaku.

Wahai  Sang pemberi rasa rindu, penuhilah hati ini dengan rindu kepadaMu, agar saat Kau memanggilku aku bersegera mendekat untuk berjumpa.


(belajar bergegas atau bersiap-siap sebelum adzan)

Bahasa Cinta Khadijah

Khadijah binti khuwailid, seorang perempuan terhormat yang menjadi istri laki-laki paling terhormat. Istri pertama Rasululloh itu sudah sering membuat kita terbungkam kata-kata karena perilakunya yang luar biasa, baik sebagai hamba, isteri, ibu dan saudara. Jika kita mempelajari siroh nabawiyah kita akan temukan banyak sekali pengorbanan Khadijah, dimana pada zaman sekarang sangat jarang seorang istri dengan penuh cinta siap berkorban demi keperluan dakwah suaminya tanpa keluhan. 

Begitu banyak Bahasa cinta Khadijah yang begitu mendalam, salah satunya saat Rasululloh pertama kali diangkat menjadi nabi. kisah inilah kisah yang paling berkesan, dimana sosok teladan istri sholehah begitu jelas ada pada dirinya. 

Pengertian, inilah yang dimiliki Ummu mu’minin satu ini, tak banyak kata saat Rasululloh datang dengan badan gemetar meminta untuk diselimuti, tanpa ada kata kenapa-mengapa beliau bersegera menyelimuti, setelah merasa tenang dalam kehangatannya baru ia bertanya mengenai apa yang terjadi. istri mana yang tidak kaget saat melihat suami dalam keadaan menggigil pucat??seperti sesuatu yang amat menakutkan telah terjadi padanya, sungguh Khadijahpun sama seperti isteri yang lain, ingin tahu ada apa yang telah terjadi dengan suaminya, tapi inilah sosok istri teladan, ia tahu betul apa yang harus ia lakukan disaat situasi seperti itu, lebih menahan rasa ingin tahunya dengan mendahulukan ketenangan suaminya. Bacalah dalam siroh nabawiyah bagaimana Khadijah menenangkan Rasululloh dengan tutur katanya. Seorang berhati penuh cintalah yang bisa menenangkan dengan begitu bijak. 

Tidak selesai disana, Cintanya tak berhenti dalam hal menenangkan, Bahasa cintanya memang bukan sekedar Bahasa, tapi Bahasa yang tidak bisa diurai dengan kata-kata. disaat kebanyakan istri hanya ikut bingung dengan permasalahan suami khodijah datang dengan solusi. Begitulah Khadijah selalu memberikan solusi disetiap permasalahan suaminya, Beliau ajak baginda Rasul kepada ahlinya guna menghilangkan kegundahan itu.

Jika melihat potret istri zaman sekarang, dimana seorang istri selalu meminta ingin dimengerti tanpa memahami permasalahan suami, sungguh jauh dari apa yang dilakukan Khadijah. 


Begitulah Allah hadirkan pendamping Rasululloh sebagai pengemban amanah berat, sosok Khadijah dengan limpahan cintanya. 

(jadilah istri yang mengerti keadaan suami, mendukung karir dakwahnya, penuh dengan cinta, dan cerdas akan solusi)

Rabu, 10 Februari 2016

Mertua

Mertua.. kosa kata yang akhir-akhir ini menghantui, ratusan bahkan jutaan kisah telah hadir tentang ini sebelum nanti benar-benar dimiliki. Dari cerita yang tidak memiliki mertua, hidup bahagia dengan mereka, kadang rukun kadang ribut, sampai yang klasik sekalipun "musuhan sama mertua" sudah habis dikupas. Ahai.. Masa depan itu misteri entah bagaimana dan seperti apa sosoknya kelak.

Aneh tapi nyata, dari beberapa teman yang saya tanyakan tentang sosok mertua ternyata hampir semua berpikir negatif, katanya mertua itu  "galak" "cerewet" "serem" "sok ngatur" "kaku" dan lainnya yang jauh dari sifat baik. Hmm lucu sih, walau semua yang menjawab ini belum pada punya mertua, haha..  nah loh ko bisa beranggapan begitu?? Mungkin inilah paradigma kebanyakan orang, pasti yang belum memiliki mertua mendengar pengalaman atau curhatan dari yang sudah pernah merasakan, atau bisa lebih parahnya lagi opini ini dibuat jika orang itu sering melihat sinetron. Ckckck.. Apa iya se"menakutkan" itu?? Atau itu halusinasi kita yang digiring karena film?

Padahal kita tahu, cerewet, kaku, galak dll adalah salah satu watak seseorang, jika seseorang itu tidak memiliki watak tersebut tidak mungkin menjadi seperti itu jika tidak ada penyebabnya. Seseorang yang baik hati sekalipun pasti bisa berubah menjadi cerewet atau galak jika memang ada yang tidak beres dengan disekitarnya, begitupun dengan mertua yang otomatis ketika kita menikah dengan anaknya, mereka menjadi orang tua kita yang hak dan kewajibannya sama dengan orang tua sendiri. Mereka selalu ingin yang terbaik buat anak-anaknya, sangat wajar kecemasan kekhawatiran mereka bertambah-tambah jika sang menantu tidak bisa mengurus anaknya, atau khawatir kepada menantu itu sendiri yang sudah dianggap anak jika sesuatu terjadi padanya.

Oh.. Mertuaku, entah seperti apa kisah yang akan tertulis antara kita.. Semoga diri ini bisa menjadi menantu idamanmu 😊😆

Jumat, 29 Januari 2016

Tugasku

Dalam buku Silsilatu mar'ah ash-shalihah karya Isham bin Muhammad Asy-syarif, yang sudah diterjemahkan dengan judul "Panduan Tarbiyah Wanita Shalihah" mengatakan:
"Tugas wanita bukan sebatas membersihkan rumah, menyajikan makan, dan melahirkan anak, tetapi jauh lebih banyak dari itu, wanita adalah pendidik generasi shalih, generasi yang mampu mengemban amanah, membangkitkan umat dan membangun masyarakat"

Tak mudah menopang tugas mulia ini, bagaimana menjadi pendidik generasi shalih, jika diri sendiri saja masih jauh dari kata shalih??.. Apalagi membangkitkan umat, membangun masyarakat, yang perlu ilmu tak sedikit soal ini.
Yupz.. Sholehkan diri itu yang harus dilakukan sekarang sebelum terlambat, sebelum semua diminta pertanggung jawaban dihadapanNya.
lalu sholeh seperti apa yang harus dilatih?? Surat Aliimran ayat 113 dan114 menjelaskan secara gamblang siapa orang yang termasuk mendapat gelar sholeh. Siapapun yang menyadari bahwa dirinya seorang perempuan, dan tahu betul tugas-tugasnya dimuka bumi ini, semoga Allah mudahkan untuk menjelaskan semua tugasnya. Aamiin

Kamis, 21 Januari 2016

Penting!!

Nasehat Kehidupan Perkawinan ::

1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita
Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita. 

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis. 

3. KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di hadapan Allah.

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan Anda, karena Anda harus berpikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila Anda berpikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan doa mereka. 

5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat. 

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri. 

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan.
8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100%.

9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak Anda, tetapi cintailah isteri atau suami Anda 100% dan cintai anak-anak Anda masing-masing 100%. 

10.KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK.
Yakinlah bahwa pintu rejeki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri.

11.KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita. 

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan Anda. 

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah bersikap lembut tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

14.KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.

15.KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau kekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya. 

16.KETIKA ADA PIL
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat. 

17.KETIKA ADA WIL
Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati. 

18.KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia. 

19.KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K
1 Ketaqwaan
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran

Ada kekuatan di dalam cinta dan orang yang sanggup memberikan cinta adalah
orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan
diri sendiri. (Sumber: http://emerson88lee.blogspot.com/)

Jumat, 15 Januari 2016

Bukan sinetron

" kerjakan PRmu terlebih dahulu, baru boleh main keluar"
ibu setengah baya itu menasehati anaknya selepas pulang sekolah.

"Aku tidak ingin bermain ibu.. Aku hanya ingin mengantarkan buku teman sekelasku yang terbawa olehku" jelas anaknya

" kerjakan PRmu dulu, baru boleh keluar, serahkan besok saja bukunya saat di kelas"

"Aku harus bergegas, jika tidak besok dia bisa dikeluarkan dari kelas oleh pak guru karena tidak mengerjakan PR di buku tulis, aku harus mengantarkan buku ini ibu.."

"Kamu tak mendengar?! Kerjakan PRmu dulu..  Ah.. lebih baik kamu beli roti dulu, sebelum bapakmu pulang"  sambil pergi dari hadapan anaknya. Si anak hanya terdiam, melihat dengan seksama buku ditangannya, memikirkan apa yang akan terjadi dengan temannya esok hari, jika ia tak mengembalikan bukunya sekarang.
" belikan roti sebelum bapakmu pulang.." suara dari dalam mengagetkannya. Tanpa pikir panjang lagi, ia bergegas keluar, bukan untuk membeli roti, tapi mengembalikan buku temannya.

Itu adalah salah satu adegan awal di film "where is my friend's house??", salah satu film anak dari negara Iran. (Tentu isinya berbeda dengan dialog diatas, tapi intinya seperti itu laaah..) Hampir isi film itu adalah perjalan anak kecil yang mencari rumah temannya yang berbeda kampung, dia tak tahu percis dimana rumah temannya, tapi dengan rasa bertanggung jawab ia mencari rumahnya hingga larut malam, dan hasilnya nihil, sesuai judul film ini, sampai akhir film dia tidak tahu dimana rumah temannya itu.

Bagaimana anda saat membaca dialog diatas? Khususnya dialog si ibu? Bernada marah? Jengkel? Mungkin seperti itu, jika kita berikan dialog diatas pada para pemain sinetron. Tapi ini film, dimana ekspresi tidak berlebihan, bahkan difilm ini ibu itu berbicara datar tanpa sedikitpun bernada tinggi.
Di Film jadul ini tidak ada adegan istimewa, bahkan hampir dialognya tidak berekspersi, tentu saya melihat dari sudut pandang orang yang hidup dimasa kini, apalagi hidup di Indonesia, dimana film-film penuh dengan emosi. Inilah yang saya suka dari film ini, bagaimana seorang anak berbicara tidak melebihi suara orang tua, memaksa tidak dengan berteriak atau menangis. Saya membayangkan saat nonton film ini, jika nanti si anak pulang kerumah pasti akan dimarahi ibu atau bapaknya, tidak membelikan roti, dan pulang saat hari sudah gelap. Tapi ternyata perkiraan saya meleset jauh, saat dia pulang, ibunya tidak marah sedikitpun, dia hanya menyuruh anak itu makan dan bergegas tidur, tentu dengan ekspresi sederhananya. Saya berpikir seperti itu mungkin karena hampir di film, sinetron atau drama manapun saat si anak pulang telat dan tak mendengarkan orang tua, imbalannya adalah nasehat panjang lebar, atau tidak mendapat jatah makan malam, atau bahkan sebuah pukulan, atau hal-hal yang tidak memikirkan perasaan si anak yang sudah lelah, perlu istirahat karena sudah mencari rumah temannya dengan berjalan kaki.
Sebagai calon umma, inilah yang bisa menjadi catatan, disaat orang tua dalam keadaan benar, kadang ia berpikir egois tentang dirinya sendiri, tanpa memikirkan perasaan anak, dimana penjelasan anak hanya dianggap sebuah alasan untuk bermain tanpa memikirkan apa dibalik itu semua. Ingatlah anakmu nanti hanya bertubuh lebih kecil darimu, tapi pikiran dan perasaan percis seperti orang dewasa rasakan dan pikirkan.

Selasa, 12 Januari 2016

Jarak

Terima kasih pada jarak yang mengajarkanku apa itu "kepercayaan". Dalam situasi seperti ini, dimana pikiran meliar bebas, hanya "saling percaya" yang membuat tenang. Walau entah seperti apa kenyataan sebenarnya, cukup bagiku percaya padanya.

Terima kasih pada jarak yang mengajarkanku apa itu komitmen, menangguhkan satu ketetapan dan berkomitmen pada ketetapan itu adalah pilihan yang harus diambil.

Jarak yang tidak hanya sebatas jauh dan dekat, jarak yang menembus dimensi tak terhitung, itulah jarak antara aku dan dirinya. Suatu saat dimana Tuhan menghapus jarak itu, disanalah kita dipertemukan dalam keridhoanNya.

Minggu, 10 Januari 2016

Ingat2

7 Kebiasaan di Kamar Tidur yang Merusak Pernikahan ::

Banyak yang mengatakan bahwa cinta adalah sumber kehidupan. Bahkan Tokoh dunia Mahatma Gandhi pernah berkata, “Di mana ada cinta, di situlah ada kehidupan.” Persis seperti lagu The Eagles “Love Will Keep Us Alive.” Cinta memang membuat kita hidup. Cinta juga bisa menyatukan dua manusia berbeda dalam sebuah pernikahan yang suci.

Setiap manusia pasti menginginkan pernikahan yang bahagia dan langgeng, serta hanya terjadi sekali seumur hidup. Dilansir dari laman Time, ada tujuh rahasia agar pernikahan bahagia, tiga di antaranya: merayakan berita bahagia, hubungan yang lekat dengan teman dan keluarga, jangan berharap pasangan kita terus menerus membuat bahagia dan bercinta.

Selain resep itu, agar pernikahan bahagia dan langgeng, jangan lakukan 7 kebiasaan ini di kamar tidur. Inilah 7 kebiasaan di kamar tidur yang dapat merusak pernikahan :

1. Tidur Beda Waktu
Mungkin bagi kita tidur malam dengan pasangan dalam waktu berbeda adalah hal yang wajar dan biasa. Mungkin ini karena alasan salah satu pasangan sudah terlalu lelah atau mengantuk, sedangkan salah satunya masih ingin beraktivitas. Padahal perbedaan waktu tidur dengan pasangan sungguh ‘bahaya’. Kenapa? Menurut Marcia Naomi Berger, konsultan pernikahan dan penulis buku Marriage Meetings for Lasting Love: 30 Minutes to the Relationship You've Always Wanted, saat tidur malam adalah waktu bersama antara kamu dan pasangan untuk berpelukan dan berbagi cerita. Bila kamu punya waktu tidur berbeda, maka kamu akan kehilangan momen tersebut. Kamu juga tak bisa berdiskusi atau menyelesaikan konflik atau cekcok pada pagi hari.

2. Coba Pertimbangkan Jadwal Pasangan
Jika kamu punya kebiasaan menonton televisi hingga tengah malam, atau berselancar lewat telepon genggam, atau membawa pekerjaan kantor ke rumah dan mengerjakannya hingga larut malam, coba hentikan kebiasaan seperti itu. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya jangan meletakkan televisi di kamar, atau matikan handphone saat akan tidur, dan selesaikan pekerjaan kantor di kantor. Jika kamu tidak menginginkan kasus seperti contoh di bawah ini terjadi padamu. Seorang konsultan pernikahan Becky Whetstone yang berbasis di Little Rock, Arkansas pernah menangani kasus seperti di atas. "Ada suami yang bekerja sebagai dokter dan harus berada di rumah sakit setiap hari jam 6 pagi, dia butuh tidur nyenyak, sedangkan istrinya suka menonton tv hingga malam di kamar tidur," ujarnya. Becky lalu mencoba memberi solusi, suaminya diminta memakai penutup mata dan telinga, sedangkan istrinya memakai headphones. Namun tetap tak membantu, beberapa tahun kemudian mereka akhirnya bercerai.

3. Tidak Berbicara
Setelah mengalami hari yang melelahkan, apakah itu bekerja di kantor atau mengurus anak, biasanya kita ingin langsung menikmati kasur dan menutup mata. Kadang mungkin kita tak sempat mengobrol dengan pasangan. Padahal komunikasi seperti itu sangat penting dalam hubungan suami istri. Coba ubah kebiasaan ini. "Luangkan waktu untuk berbincang tentang harimu kepada pasangan," kata LiYana Silver, konsultan hubungan di San Fransisco, Amerika Serikat.

4. Mementingkan Media Sosial
Saat berada di kamar tidur dengan pasangan, simpan gadget dan tutup semua akun media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter mu. Tentunya ini akan membuat pasangan merasa diduakan dan tidak diperhatikan olehmu. Menurut Marcia Naomi Berger membawa tablet atau telepon genggam ke kamar tidur bisa membahayakan hubungan dengan pasangan. "Pertama secara emosional akan menjauhkan dari pasangan, kedua menatap layar perangkat elektronik membuat sulit tidur," ujarnya.

5. Merawat Tubuh di Tempat Tidur
Jangan melakukan perawatan tubuh di tempat tidur. Contohnya, menggunting kuku atau memakai berbagai macam krim kulit. Kita bisa melakukannya di kamar mandi atau di luar kamar tidur.

6. Menghindari Bercinta
Bercinta merupakan hal yang cukup penting dilakukan oleh pasangan. Jika salah satu menghindarinya, itu dapat menyakiti perasaan pasanganmu. Jika memiliki masalah, sebaiknya saling dibicarakan terlebih dahulu dan tidak membawa masalah tersebut hingga ke kamar tidur.

7. Tidur dengan Marah
Mungkin kamu dan pasangan sedang dalam kondisi sangat lelah. Hari juga telah larut. Hingga membuatmu mudah tersinggung dan emosi pun meledak. Pertengkaran tak terhindari. Konflik terjadi. Jangan biarkan tidur dengan kemarahan. Coba selesaikan masalahnya terlebih dahulu dengan kepala dingin sebelum kamu dan pasangan akan beranjak tidur. Itulah 7 kebiasaan di kamar tidur yang sebisa mungkin harus dihindari oleh pasangan suami istri jika ingin hubungannya selalu harmonis dan langgeng. Jika tidak, maka akan membawa malapetaka bagi rumahtangga dan memicu terjadinya perceraian. Tentunya hal itu tidak pernah diinginkan oleh pasangan manapun. Semoga informasi ini dapat membantu para pasangan yang merasa kehidupan rumahtangganya kurang harmonis akibat 7 kebiasaan di atas.

Sumber: wajibbaca.com

Selasa, 05 Januari 2016

Hati Salim

- Buat Raker dan target untuk diri sendiri ditahun baru, karena akan dipertanggung jawaban kepada Allah di akhirat, dan apakah kita masih sampai di penghujung tahun ini? Allahu'alam, oleh karenanya tergetkan diri untuk mencapai visi yang di inginkan
- Visi hidup: ingin ketemu Allah, Al- baqoroh ayat 201 ( 3 keinginan seorang muslim: kebaikan dunia, kebaikan akhirat, dan dilindungi dari azab neraka ), asuaro 87-89 ( doa yang terus dipanjatkan ayat 87, agar Allah tidak menghinakan kita ketika di bangkitkan, dan jadilah hamba yang memiliki Qolbun salim).
Tahun baru harus memiliki Hati yang lapang..hati ibarat nakhoda, menjadi pemandu diri, hati yang baru adalah hati yang selamat, dan akan :
1. melahirkan kebahagian, tidak ada takdir yang buruk dari Allah
2. akhlaknya akan baik
3. Nikmat ibadah

Bagaimana caranya menghadirkan hati yang selamat:
1. Dzikir kepada Allah, setiap hembusan nafas berasmakan Allah, setiap kegiatan kita.
2. Menghindari menaruh rasa benci kepada orang lain, minta sama Allah agar dihilangkan.
3. Jangan menggunjing keburukan orang lain
4. bermurah hati, senang memberi

( ketika ada cobaan, serahkan semuanya pada Allah, jangan berharap selain padaNya, bisa jadi pertolongan tidak juga datang karena kita masih berharap pada makhlukNya)
* MQ FM, Rabu 6 Januari/25 Rabiul awal bersama Teh nining

Minggu, 03 Januari 2016

Ingat

Seni 'Bertengkar' dalam Rumah Tangga. (Sebuah Renungan) Bertengkar adalah fenomena yang sulit dihindari dalam kehidupan berumah tangga. Kalau seseorang berkata, "Saya tidak pernah bertengkar dengan isteri saya!" kemungkinannya dua, boleh jadi dia belum beristri, dan atau ia tengah berdusta. Yang jelas kita perlu menikmati saat-saat bertengkar itu, sebagaimana lebih menikmati lagi saat-saat tidak bertengkar. Bertengkar itu sebenarnya sebuah keadaan diskusi, hanya saja diantarkan dalam muatan emosi. Kalau tahu etikanya, dalam bertengkar pun kita bisa mereguk hikmah. Betapa tidak, justru dalam pertengkaran, setiap kata yang terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang mencuat dengan desakan energi yang tinggi, pesan-pesannya terasa kental, lebih mudah dicerna ketimbang basa-basi tanpa emosi. Ketika akan menikah, cobalah untuk memikirkan dan merancang masa depan kehidupan berumah tangga. Satu hal yang jangan sampai terlupa adalah, merumuskan apa yang harus dilakukan jika bertengkar. Beberapa poin di bawah ini barangkali bisa menjadi "ikatan pengertian" di saat bertengkar. Kalau bertengkar tidak boleh berjama’ah. Cukup seorang saja yang marah-marah, yang terlambat mengirim sinyal nada tinggi harus menunggu sampai yang satu reda. Untuk urusan marah pantang berjama’ah. Seorang pun sudah cukup membuat rumah jadi meriah. Ketika Anda marah dan dia mau menyela, segera Anda katakan, "STOP! ini giliran saya!". Begitupun jika giliran dia yang marah, jangan ikut ambil bagian. Katakan dalam hati, "Duh kekasih, bicaralah terus, kalau dengan itu hatimu menjadi lega, maka di padang kelegaan perasaanmu itu aku menunggu....". Marahlah untuk persoalan itu saja, jangan ungkit yang telah usang. Siapa pun kalau diungkit kesalahan masa lalunya, pasti terpojok, sebab masa silam adalah bagian dari sejarah dirinya yang tidak bisa ia ubah. Siapa pun tidak akan suka dinilai dengan masa lalunya. Sebab harapan terbentang mulai hari ini hingga ke depan. Dalam bertengkar pun kita perlu menjaga harapan dan bukan menghancurkannya. Sebab pertengkaran di antara orang yang masih mempunyai harapan, hanyalah sebuah foreplay, sedang pertengkaran dua hati yang patah asa, menghancurkan peradaban cinta yang telah sedemikian mahal dibangun. Kalau saya terlambat pulang dan ia marah, maka kemarahan atas keterlambatan itu sekeras apa pun kecamannya, adalah "ungkapan rindu yang keras". Tapi bila itu dikaitkan dengan seluruh keterlambatan saya, minggu lalu, awal bulan kemarin dan dua bulan lalu, maka itu membuat saya terpuruk jatuh. Bila teh yang disajinya tidak manis, sepedas apa pun saya marah, maka itu adalah "harapan ingin disayangi lebih tinggi". Tapi kalau itu dihubungkan dengan kesalahannya kemarin dan tiga hari lewat, plus tuduhan "Sudah tidak suka lagi ya dengan saya," maka saya telah menjepitnya dengan hari yang telah pergi, saya menguburnya di masa lalu, ups! saya telah membunuhnya, membunuh cintanya. Padahal kalau cintanya mati, siapa yang susah? Kalau marah jangan bawa-bawa keluarga!. Saya dengan isteri saya terikat baru beberapa waktu, tapi saya dengan ibu dan bapak saya hampir berkali lipat lebih panjang dari itu, demikian juga ia dan kakak serta pamannya. Dan konsep Qur’an, seseorang itu tidak menanggung kesalahan pihak lain (lihat QS an-Najm: 38-40). Saya tidak akan terpancing marah bila cuma saya yang dia marahi. Tapi kalau ibu saya diajak serta, jangan coba-coba. Begitupun dia, semenjak saya menikahinya, saya telah belajar mengabaikan siapa pun di dunia ini selain dia, karenanya mengapa harus bawa-bawa barang lain ke kancah "awal cinta yang panas ini". Kata ayah saya, "Teman seribu masih kurang, musuh satu terlalu banyak." Memarahi orang yang mencintai saya, lebih mudah dicari maafnya dari pada ngambek pada yang tidak mengenal hati dan diri saya..." Dunia sudah diambang pertempuran, tidak usah ditambah-tambah dengan memusuhi mertua!. Kalau marah jangan di depan anak-anak! Anak kita adalah buah cinta kasih, bukan buah kemarahan dan kebencian. Dia tidak lahir lewat pertengkaran kita. Karena itu, mengapa mereka harus menonton komedi liar rumah kita. Anak yang melihat orang tua nya bertengkar, bingung harus memihak siapa. Membela ayah, bagaimana ibunya? Membela ibu, tapi itu kan bapak saya. Misal, ketika anak mendengar ayah-ibunya bertengkar: Ibu: "Saya ini capek, saya bersihkan rumah, saya masak, dan kamu datang main suruh begitu, memang saya ini babu?!" Bapak: "Saya juga capek, kerja seharian, kamu minta ini dan itu dan aku harus mencari lebih banyak untuk itu. Saya datang hormatmu tak ada, memang saya ini kuda?!". *Anak : "Yaaa ... Ibu saya babu, Bapak saya kuda ....terus saya ini apa?". Kita harus berani berkata: "Hentikan pertengkaran!" ketika anak datang, lihat mata mereka, dalam binarannya ada rindu dan kebersamaan. Pada tawanya ada jejak kerjasama kita yang romantis, haruskah ia mendengar kata bahasa hati kita?. Kalau marah jangan lebih dari satu waktu shalat! Pada setiap tahiyyat kita berkata, "Assalaa-mu 'alaynaa wa 'alaa'ibaadilahissholiihiin," Ya Allah damai atas kami, demikian juga atas hamba hambamu yang sholeh. Nah andai setelah salam kita cemberut lagi, setelah salam kita tatap isteri kita dengan amarah, maka kita telah mendustai-Nya, padahal nyawamu di tangan-Nya. OK, marahlah sepuasnya kala senja, tapi habis Maghrib harus terbukti lho itu janji dengan Ilahi. Marahlah habis Subuh, tapi jangan lewat waktu Zuhur, Atau maghrib sebatas Isya...Atau habis Isya sebatas..? Nnngg... Ah kayaknya kita sepakat kalau habis Isya sebaiknya memang tidak bertengkar...Tapi yang jelas memang begitu, selama ada cinta, bertengkar hanyalah "proses belajar untuk mencintai lebih intens", ternyata ada yang masih setia dengan kita walau telah kita marahi. ‪#‎Semoga‬ Bermanfaat#
Dari FB Tony Raharjo

Lalu katakan..

استمعوا ـ لهذه القصة،
Simaklah kisah berikut
وقولوا :
Lalu katakan
لا حول ولا قوة إلا بالله

ذهب عوف بن مالك الأشجعي إلى رسول الله عليه الصلاة والسلام
Suatu hari auf bin malik al-asyja'i mendatangi Rasulullah
وقال له:
Lalu berkata kepadanya :

يا رسول الله، إن ابني مالكًا ذهب معك غازيًا في سبيل الله ولم يعد، فماذا أصنع؟ لقد عاد الجيش ولم يعد مالك رضي الله عنه
ya rasulullah,  anakku malik ikut perang fi sabilillah bersama engkau, namun ia belum pulang, apa yg harus saya perbuat?  padahal semua pasukan sudah pulang,  kecuali malik

قال رسول الله عليه الصلاة والسلام: ((يا عوف، أكثر أنت وزوجك من قول
Rasulullah bersabda : kamu dan istrimu perbanyaklah mengucapkan :
لا حول ولا قوة إلا بالله)).

وذهب الرجل إلى زوجته التي ذهب وحيدها ولم يعد، فقالت له: ماذا أعطاك رسول الله يا عوف؟
Ia pun kembali ke istrinya,  maka sang istri bertanya : apa yg diberikan Rasulullah kepadamu ya auf?

قال لها: أوصاني أنا وأنتِ بقول:
Auf menjawab : beliau memberi saran kepada saya dan kamu agar mengucapkan :
لا حول ولا قوة إلا بالله.

ماذا قالت المرأة المؤمنة الصابرة؟
(Lihat)  Apa tanggapan wanita sholihah tersebut?

قالت: لقد صدق رسول الله عليه الصلاة والسلام ،
Wanita tersebut menjawab :  sungguh benar apa yg dikatakan Rasulullah

وجلسا يذكران الله بقول:
Maka keduanya duduk sambil zikir
لا حول ولا قوة إلا بالله،

وأقبل الليل بظلامه، وطُرِق الباب،
Malam pun tiba hingga gelap,  lalu ada yg mengetuk pintu

وقام عوف ليفتح فإذا بابنه مالك قد عاد، ووراءه رؤوس الأغنام ساقها غنيمة،
Maka auf berdiri  untuk membukakan pintu,  ternyata adalah anaknya malik datng membawa rampasan perang

فسأله أبوه: ما هذا؟
Maka ayahnya bertanya : apa ini?
قال: إن القوم قد أخذوني وقيّدوني بالحديد وشدّوا أوثاقي،
Ia menjawab : sungguh para musuh telah menangkapku dan mengikatku dg rantai sangat kencang

فلما جاء الليل حاولت الهروب فلم أستطع لضيق الحديد وثقله في يدي وقدمي،
Ketika malam tiba,  aku berusaha kabur,  namun aku tdk bisa,  karena rantainya sangat kencang dan berat di tangan dan kakiku

وفجأة شعرت بحلقات الحديد تتّسع شيئًا فشيئًا حتى أخرجت منها يديّ وقدميّ،
Tiba2 aku merasa ikatan rantainya melonggar sedikit demi sedikit,  sehingga aku bisa melepaskan tanganku dan kakiku

وجئت إليكم بغنائم المشركين هذه،
Dan sekarang aku datang membawa harta rampasan kaum musyrikin

فقال له عوف:
Auf bertanya lagi

يا بني، إن المسافة بيننا وبين العدو طويلة، فكيف قطعتها في ليلة واحدة؟!
Wahai anakku,  bukankah jarak kita dan musuh itu sangat jauh,  bagaimana kamu bisa kembali pulang dalam satu malam

فقال له ابنه مالك:
Maka ia menjawab

يا أبت، والله عندما خرجت من السلاسل شعرت وكأن الملائكة تحملني على جناحيها.
Wahai ayahanda,  demi Allah ketika aku lepas dari ikatan rantai,  aku merasa seakan akan malaikat membawaku dg sayapnya

سبحان الله العظيم!
Maha suci Allah yg maha agung

وذهب عوف إلى رسول الله عليه الصلاة والسلام ليخبره، 
Maka auf pun mendatangi rasulullah untuk menceritakan kabar tersebut
وقبل أن يخبره قال له الرسول عليه الصلاة والسلام:
Namun sebelum ia menyampaikan kabR tersebut,  Rasulullah bersabda

((أبشر يا عوف، فقد أنزل الله في شأنك قرآنًا
Berbahagialah engkau wahai auf,  sungguh Allah telah menurunkan ayat Al-quran terkait urusanmu

:( وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا *
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu )

اعرف ان لا حول ولا قوة الا بالله كنز من تحت عرش الرحمن
Ketahuilah bahwa لا حول ولا قوة الا بالله  adalah harta mahal dr bawah singgasana Allah

وهي دواء من ٩٩ داء ايسرهم الهم
Ia juga merpakan obat untuk 99 penyakit,  penyakit terkecilnya adalah rasa gunda

حتى اذا نويت نشر هذا الكلام
انوِي بها خير لعل الله يفرج لك بها كربة من كرب الدنياااا

*sharean WA

Sabtu, 02 Januari 2016

Beginilah..

Menemui #energi positif dalam samudra hikmah...

 
قصة جميلة بحكمة و فائدة.

Kisah yg Indah Penuh dengan Hikmah Dan Faidah

يروى أن يونس بن عبد اﻷعلى - أحد طلاب اﻹمام الشافعي - اختلف مع اﻹمام محمد بن إدريس الشافعي في مسألة أثناء إلقائه درساً في المسجد

Diriwayatkan bahwa ada seseorang yg bernama Yunus bin Abdul A'la. Dia adalah salah seorang murid Imam Syafi'i, ia berbeda pendapat dgn Imam Muhamad bin Idris Asy Syafi'i dlm satu permasalahan di saat ia sedang mengajar di masjid.

فقام يونس غاضباً وترك الدرس وذهب إلى بيته

Kemudian berdirilah Yunus sambil marah dan meninggalkan pengajian lalu pulang ke rumahnya.

فلما أقبل الليل ، سمع يونس صوتَ طرْقٍ على باب منزله فقال يونس: مَنْ بالباب ؟ قال الطارق: محمد بن إدريس قال يونس: فتفكرتُ في كل مَنْ كان اسمه محمد بن إدريس إلا الشافعي قال: فلما فتحتُ الباب ، فوجئتُ به !!

Malam tiba. Yunus mendengar suara pintu rumahnya diketuk orang.

"Siapa..?" Tanya Yunus.

"Muhamad bin Idris.." Kata yg ngetuk.

Pikiran Yunus menerawang pada siapa saja yg namanya Muhammad bin Idris.

"Ini Syafi'i.."

Waktu pintu dibuka, Yunus kaget luar biasa..!

فقال اﻹمام الشافعي

"يا يونس تجمعنا مئاتُ المسائل أتُفرّقُنا مسألة"

فلا تحاول الانتصار في كل الإختلافات فكثيراً ما يكون كسبُ القلوب أوْلى من كسب المواقف.

Berkata Imam Syafi'i :

"Hai Yunus, ratusan masalah menyatukan kita, apakah hanya karena satu masalah kita berpisah..?"

Janganlah engkau berupaya utk selalu menang dlm setiap perdebatan, karena memenangkan hati lebih utama daripada memenangkan perdebatan!

و لا تهدم جسوراً بنيْتَها و عبرتَ عليها فربما تحتاجها للعودة يوماً ما حاول دوماً أن تكره الخطأ ولا تكرهْ المخطئ

Jangan kau hancurkan jembatan yg sudah kau bangun dan kau sebrangi. Karena bisa jadi engkau membutuhkannya utk kembali di satu hari nanti..!
Upayakan engkau selalu membenci kesalahan, bukan membenci pelakunya..!

كنْ باغضاً للمعصية و سامحْ العاصي انتقد القولَ ولكن احترم قائله فمهمّتُنا في الحياة أن نقضي على المرض لا على المرضى !!

Marahlah engkau pd maksiat, tapi maafkan pelakunya. Kritiklah pendapat orang, namun tetap hormatilah org yg mengatakannya. Tugas kita dlm hidup ini adalah membunuh penyakit, bukan membunuh orang yg sakit..!

فإذا أتاك المُعتذر...فاصفحْ !!
و إنْ جاءك المهمومُ .. فأنصتْ له !!
و إنْ قصَدَك المحتاج.. فأعطِه مما أعطاك الله !!
و إذا أتاك الناصحُ.. فاشكرْه !

Jika orang datang padamu meminta maaf, berilah maaf! Kalo  engkau didatangi orang bingung, dengarkanlah curhatannya! Jika orang yg butuh datang padamu, berilah ia dari sebagian apa yg telah Allah berikan padamu. Bila ada yg datang menasihatimu, berterima kasihlah kepadanya...!

و حتى لو حصدتَ شوكاً يوماً ما فكنْ للورد زارعاً و لا تتردد فالجزاء عند الودود الكريم أجزل من جزاء البشر .

Meskipun engkau hanya memanen duri di satu hari, tetaplah kau tanam bunganya dan jangan pernah ragu. Karena balasan dari Zat yg Maha Kasih dan Maha Dermawan jauh lebih mulia daripada balasan manusia.

*****

Semoga Bermanfaat
*sharean dari grup WA