Rabu, 01 Juni 2016

Harmonisasi

kita sering mendengar istilah harmonisasi musik, kesatuan nada-nada berbeda tetapi menghasilkan irama yang indah. begitupula dengan kehidupan, kadang kita sering menemukan hal-hal yang berbeda tetapi tetap dapat serasi ketika beriringan.

mengapa tercipta harmonisasi?

menghasilkan harmonisasi bukanlah hal yang mudah karena bermula dari perbedaan, harmonisasi dalam hal apapun perlu adanya usaha untuk menyeimbangkan. oleh karenya harmonisasi tercipta karena ada usaha yang dilakukan. bayangkan jika pemain bass memainkan nadanya tidak diseimbangkan dengan nada yang dimainkan oleh pemain melodi, apakah akan tercipta harmonisasi? mereka jelas memainkan nada yang berbeda tapi saat keinginan harmonisasi itu terwujud, maka pemain bass dan melodi dengan segala upaya latihnya akan mencoba untuk saling menyeimbangkan dalam nada. dan perbedaan nada di awal dapat menghasilkan harmonisasi musik yang indah.
ya.. perbedaan adalah dasar harmonisasi karena jika sama saja tidak ada upaya untuk menyeimbangkan bukan? selain itu contoh mudah harmonisasi dalam kehidupan adalah kaum hawa saat berpakaian, mereka dapat mepadu padankan warna-warna yang berbeda untuk terlihat menarik. .

sama halnya dengan pasangan, perlu adanya harmonisasi dalam keberlangsungan hubungannya. dan harmonisasi ini akan mudah saat kedua belah pihak menyadari bahwa mereka memiliki perbedaan, baik dari kebiasaan, sifat, kesukaan, sudut pandang dll.
orang-orang yang menikah karena pacaran biasanya akan mengalami kesulitan dalam harmonisasi ini, karena biasanya orang pacaran akan menganggap pasangannya adalah pasangan yang ideal, walau mereka tahu mereka berbeda tapi pola pikir yang telah dibangun adalah "pasangan saya adalah pasangan ideal", maka saat sesuatu yang diluar ekpektasinya terhadap pasangan muncul mereka akan terkaget-kaget melihat sifat aslinya saat sudah hidup bersama, karena saat pacaran hanya hal-hal indah yang ditampakan sedangakan hal buruknya ditutup rapat tidak terlihat. jangan heran tingkat perceraian pada pasangan yang menikah karena pacaran lebih tinggi dibanding dengan yang tidak pacaran, orang-orang yang menikah bukan karena pacaran tidak berekspektasi terlalu jauh kepada pasangannya, karena diawal mereka menerima pasangan dengan keterpaksaan, sehingga ada usaha yang disengajakan untuk mencari keseimbangan atau keharmonisasian dengan pasangan. oleh karenanya proses harmonisasi lebih mudah dilakukan.

orang-orang yang pacaran cenderung merasa bahwa pasangannya sangat menerima dia, sehingga jika ada suatu hal dengan percaya diri tak ada upaya untuk merubahnya. contoh dalam kebiasaan, (orang pacaran akan selesai pada tahap memahami saat pasangannya sudah terbiasa terhadap sesuatu). Sang suami tahu betul bahwa istrinya memiliki kebiasaan makan sangat lama dari zaman pacaran karena sang istri mengetahui besar manfaat bahwa makanan yang dikunyahnya harus dikunyah dengan baik, sedangkan dirinya kebalikannya, makan dengan cara cepat karena baginya waktu adalah segalanya, karena sang istri yakin sang suami akan memahami cara makannya yang lama maka dia tidak merubahnya, dan begitupun dengan suaminya diapun meyakini istrinya akan memahami cara makannya yang cepat sehingga ia tidak merubahnya. untuk diawal mungkin masih terasa manis, sang suami dengan sabar menunggu istrinya makan walau dia tahu waktu adalah sangat berharga, jika saat pacaran acara makan berdua hanya terjadi di malam minggu saja dan sang suami saat itu dapat menerimanya, lalu bagaimana jika sudah berjalan beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun dengan waktu makan sehari tiga kali, apakah sang suami masih menerima sang istri seperti diawal?
dan bagaimana perasaan sang istri saat suaminya menyuruhnya makan dengan lebih cepat? mungkin sang istri akan berpikir suaminya sudah tidak pengertian lagi, suaminya sudah berubah, sesuatu yang ia yakini sedari dulu sekarang sudah tak dihargainya. maka kita akan tahu kejadian selanjutnya seperti apa.
berbeda dengan pasangan yang menikah tanpa pacaran terlebih dahulu, mereka akan mencoba masuk pada dunia pasangannya, sang suami akan memperlambat cara makannya mencoba memahami sesuatu yang sudah diyakini istrinya tentang manfaat mengunyah dengan baik, begitupun dengan istrinya mencoba memasuki dunia suaminya tentang berharganya waktu dengan meningkatkan kecepatan cara makannya. mereka tidak berhenti pada kata "saya memahaminya" tapi lebih dari itu untuk mencari keharmonisasian.

walau saya menulis ini belum ada pengalaman dalam keduanya (menikah atau pacaran) karena materi ini saya dapatkan ketika mengikuti pelatihan, tapi sepintas memang betul, kadang orang-orang pacaran sudah berekspektasi terlalu jauh pada pasangannya bahwa pasangannya adalah pasangan ideal padahal belum tentu karena yang ia lihat saat pacaran adalah sisi baiknya saja.
terlepas pacaran atau tidak, sebenarnya harmonisasi akan terjadi saat ada upaya atau usaha yang dilakukan, kita juga sering melihat orang yang langsung menikah tanpa pacaran tapi tidak ada upaya untuk menyeimbangi diantara pasangan, tapi seperti diawal dikatakan saat salah satu pasangan sudah berekspektasi lebih atau terlalu jauh pada pasangnnya, itu yang akan menghambat dalam harmonisasi.

Jika harmonisasi adalah proses untuk mencari pengharmonisan atau keselarasan maka perbedaan bukan alasan lagi untuk tidak bersama-sama untuk menciptakan sesuatu yang indah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar