Rabu, 10 Februari 2016

Mertua

Mertua.. kosa kata yang akhir-akhir ini menghantui, ratusan bahkan jutaan kisah telah hadir tentang ini sebelum nanti benar-benar dimiliki. Dari cerita yang tidak memiliki mertua, hidup bahagia dengan mereka, kadang rukun kadang ribut, sampai yang klasik sekalipun "musuhan sama mertua" sudah habis dikupas. Ahai.. Masa depan itu misteri entah bagaimana dan seperti apa sosoknya kelak.

Aneh tapi nyata, dari beberapa teman yang saya tanyakan tentang sosok mertua ternyata hampir semua berpikir negatif, katanya mertua itu  "galak" "cerewet" "serem" "sok ngatur" "kaku" dan lainnya yang jauh dari sifat baik. Hmm lucu sih, walau semua yang menjawab ini belum pada punya mertua, haha..  nah loh ko bisa beranggapan begitu?? Mungkin inilah paradigma kebanyakan orang, pasti yang belum memiliki mertua mendengar pengalaman atau curhatan dari yang sudah pernah merasakan, atau bisa lebih parahnya lagi opini ini dibuat jika orang itu sering melihat sinetron. Ckckck.. Apa iya se"menakutkan" itu?? Atau itu halusinasi kita yang digiring karena film?

Padahal kita tahu, cerewet, kaku, galak dll adalah salah satu watak seseorang, jika seseorang itu tidak memiliki watak tersebut tidak mungkin menjadi seperti itu jika tidak ada penyebabnya. Seseorang yang baik hati sekalipun pasti bisa berubah menjadi cerewet atau galak jika memang ada yang tidak beres dengan disekitarnya, begitupun dengan mertua yang otomatis ketika kita menikah dengan anaknya, mereka menjadi orang tua kita yang hak dan kewajibannya sama dengan orang tua sendiri. Mereka selalu ingin yang terbaik buat anak-anaknya, sangat wajar kecemasan kekhawatiran mereka bertambah-tambah jika sang menantu tidak bisa mengurus anaknya, atau khawatir kepada menantu itu sendiri yang sudah dianggap anak jika sesuatu terjadi padanya.

Oh.. Mertuaku, entah seperti apa kisah yang akan tertulis antara kita.. Semoga diri ini bisa menjadi menantu idamanmu 😊😆

Tidak ada komentar:

Posting Komentar