Kamis, 31 Desember 2015

Catatan 2015

2015, tahun dimana semuanya berpusat pada hati, ujian dariNya untuk menguatkan, hampir cobaan yang ada penuh dengan emosi. Sebagai calon umma, persiapan hati inilah yang harus diperhatikan.
Tegurannya begitu indah, tawarannya tak ada pilihan, kemaksiatan atau kesetiaan iman??, Karena Cita, cinta, mimpi, rindu dan cemburu sering menyapaku ditahun ini.
Aku pernah menulis, "my dreams come true 2015", entah mimpi yang mana yang akan datang di detik-detik akhir tahun ini?. Aku hanya punya mimpi dan rencana, tapi Allahlah yang menentukan. Kita diperintah untuk tidak putus asa, pengharapan dan sandaran hanya padaNya. Datang atau tidak mimpi itu, ketetapan dariNya adalah yang terbaik. Yakinlah..


(Azam di 2016, sholat witir simpan ba'da isya agar tidak terlewat, jika terlewati bayar shodaqoh)

Minggu, 27 Desember 2015

Masak

Hari ini di suruh masak sayur oyong jagung, hampir tidak ada masalah, alhamdulilah bisa dimakan, hanya beberapa kesalahan untuk pelajaran. Pertama ketika memasak sayuran perhatikan bahan sayur yang akan dimasak, perhitungkan masa kelembekannya saat di masak, butuh waktu lama atau tidak.
Kedua, cucilah sayuran sebelum dipotong.
Ketiga, sayur bening bumbu cukup, bawang putih, bawang merah, bawang daun dan tomat
*catatan
Jagung memerlukan waktu yang cukup lama ketika di rebus. Dan oyong hanya membutuhkan sedikit waktu. Jadi jangan memasukan oyong kedalam air rebusan, sebelum  jagung betul-betul masak. Agar oyong tidak menjadi hancur karena terlalu lama direbus.

Rabu, 23 Desember 2015

Kiprah

Assalamualaikum Ustd ana mau bertanya. Istri yang menyenangkan itu seperti apa? Dalam berias atau dalam penampilan yang enak di pandangnya Kah?

Jawaban: 

Wa'alaikummussalaam warahmatullahi wabarakatuh

1.Menarik

Sudah menjadi fitrah manusia yaitu suka dengan hal-hal yang indah. Keindahan membuat hati tenang dan nyaman. Begitupun dengan kita dan pasangan kita. Seorang suami suka jika melihat penampilan diri yang menyenangkan pada diri istrinya, begitu pula sebaliknya.

Sebuah hadis menggambarkan kehidupan orang-orang sholeh dari zaman dahulu. Seperti yang digambarkan dalam hadis berikut, dapat kita lihat bagaimana suami menyenangi istri yang menjaga penampilan dan memakai wangi-wangian.

Ibnu Abbas berkata “Sesungguhnya saya suka berhias untuk istri, sebagaimana saya suka istri berhias untuk saya”. Hadis lain turut memperkuat hal ini yaitu,’’Suatu ketika Muhammad bin al-Hanafiah keluar dengan berpakaian rapi dan memberi wangi-wangian pada jenggotnya maka tatkala Yahya bin abdurrohman menanyakan hal itu ia menjawab sesungguhnya mereka (wanita) menyenangi apa yang kita senangi dari mereka.“

Wahai muslimah, jika lelaki di zaman dulu saja punya ekspektasi seperti itu kepada istrinya, bagaimana pula di zaman sekarang? Dimana pemandangan akan wanita berpakaian menarik dan minim dengan aroma wangi-wangian mudah sekali dijumpai di luar sana.

Bagaimana engkau membentengi hati suamimu jika yang terpandang di luar sana itu lebih menarik, lebih wangi dari yang seharusnya dia dapat secara halal di rumah? Well, kita bisa saja percaya bahwa si dia yang kau sayangi akan berusaha memalingkan muka dan menundukkan pandangan dari semua itu karena takut dosa.

Namun hey, dia juga manusia biasa, laki-laki normal yang mungkin saja dapat tergoda melihat pemandangan menarik di luar sana itu. Hare gini gitu lho...

Ingin tampil cantik di hadapan lawan jenis, sepertinya memang sudah menjadi kesenangan tersendiri bagi wanita pada umumnya. Namun sayangnya, hal ini kadang dilupakan jika di rumah atau di hadapan suami tercinta. Di rumah istri merasa tidak begitu perlu untuk tampil dengan dandanan yang cantik dan memikat. Hal ini salah sama sekali. Tidak demikian yang diajarkan oleh agama kita.

Justru di hadapan suamilah seharusnya kita bergaya ya Sahabat Ummi. Bukan di hadapan lelaki lain. Di depan suami pakailah model baju apa saja yang disenangi suami karena tidak ada batasan aurat antara suami dan istri. Berdandanlah yang memikat dengan aroma parfum yang harum. Semoga ikhtiar ini akan menjaga dan memagari suami dari maksiat.

Dalam hal menarik ini, tidak hanya ditekankan pada penampilan diri tetapi juga pada tempat tinggal. Upayakan agar rumah selalu bersih dan tertata dengan baik. Bila perlu tingkatkan pengetahuan tentang skill pemeliharaan rumah dan tata letak barang-barang di rumah kita. Ciptakan suasana rumah yang menjadikan suami betah berada di dalamnya.

Untuk membuat penampilan lebih menarik tidak harus dengan wajah yang cantik, demikian juga untuk membuat rumah bersih dan rapih tidak harus dengan harga yang mahal. Insya Allah semuanya bisa dilaksanakan dengan mudah asal ada keinginan dan keikhlasan untuk mencari ridha Allah. Bukankah segala sesuatu yang baik itu akan bernilai ibadah bila diniatkan hanya untuk Allah?.

2.Memahami

Siapapun akan merasa senang jika dipahami dan betapa banyak masalah yang timbul dalam rumah tangga karena tidak adanya kesepahaman antara suami istri. Memahami di sini tentu luas maknanya.

Bagi penulis kuncinya adalah komunikasi yang baik dan terbuka. Istri yang baik akan berusaha memahami setiap masalah yang dibicarakan dengan menjadi pendengar yang baik. Jika menyampaikan pendapat memlilih ucapan yang baik dengan tutur kata yang enak didengar serta sedapat mungkin menghindari pembicaraan yang tidak disukai oleh suami.

3.Menjadi belahan jiwanya

Suami adalah belahan jiwa bagi istrinya, begitu pula sebaliknya. Keduanya siap berbagi suka dan duka bersama dalam menjalani kehidupan pernikahan demi meraih tujuan yang diridhai Allah Swt. Demikianlah sehingga istri harus siap menjadi sahabat, belahan jiwa, dan tempat curahan hati suaminya.

Islam telah menjadikan istri sebagai tempat yang penuh ketenteraman bagi suaminya. Allah Swt. berfirman: “Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya“. (QS ar-Rum [30]: 21)

Maka istri yang baik adalah yang dapat membuat suaminya merasa tentram dan damai jika berada disisinya. Mampu membuat suaminya selalu rindu dan mendapat semangat baru jika berdekatan dengannya, demikian pula sebaliknya.

Untuk menjamin teraihnya ketenangan dan ketenteraman tersebut, Islam telah menetapkan serangkaian aturan tentang hak dan kewajiban suami-istri. Jika seluruh hak dan kewajiban itu dijalankan secara benar, terwujudnya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah adalah suatu keniscayaan.

4.Menjaga Diri dan Harta Suami

’’Tidak ada iman bagi orang yang tidak bisa memegang amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak bisa dipegang janjinya.“ (HR. Ahmad)

Demikian juga dalam peran kita sebagai istri. Istri harus mampu menjaga diri dan amanah yang dipercayakan oleh suami kepadanya.

Beberapa hal dalam penjagaan diri dan harta suami yang perlu diperhatikan oleh istri sholehah adalah menjaga diri dari segala hubungan yang diharamkan, menjaga rahasia keluarga, menjaga rumah dan merawat anak-anak, menjaga segala harta bendanya, tidak keluar rumah tanpa izin suami dan tanpa mengenakan hijab (jilbab) yang rapih, menolak kehadiran orang-orang yang tidak disenangi suami dan lain sebagainya yang telah disepakati berdua.

5.Mendoakan

Setelah segala ikhtiar di atas dilakukan jangan lupa sertai dengan doa. Insya Allah usaha jika disertai dengan doa ikhlas dari seorang istri akan mendapat keberkahan. Suami menjadi senang dan keluarga pun jadi bahagia.

Allahu A'lam

Selasa, 22 Desember 2015

Resep enak 3

BASO TEMPE

bahan :
- 1 buah papan tempe potong kecil2 lalu di kukus selama 30 menit dan di haluskan dgn cara di ulek
- 1 butir telor
- 8 sdm tepung terigu
- 6 sdm tepung kanji
- daun bawang 1 batang di iris tipis
- lada secukupnya
- sdkit garam
- 3 siung bawang putih haluskan
- air es secukupnya

Carbut :
campur semua bahan ke dalam tempe yg telah di haluskan,,aduk sampai kalis sambil menambah sdikit demi sdikit air es,,siapkan air dlm panci di campur sdkt minyak setelah mendidih masukan adonan bakso ke dalam panci sampai mngembang ke atas lalu angkat

Bumbu kuahnya
- ulek 3 siung bawng putih dan lada scukupnya tumis dgn minyak stelah harum masukkan air bakso siap di hidangkan dgn irisan daun bawang dan sambel

NASI TUTUG ONCOM

Bahan :
- nasi hangat secukupnya
- 150 gr oncom bandung (goreng/bakar)
- 3 bwg putih goreng sebentar
- 6 cm kencur
- 6 cabe rawit merah
- 1 sdt garam

Carbut :
Haluskan semua bumbu,lalu tmbahkn oncom greng/bakar uleg kasar,campur dgn nasi hangat,aduk sampe rata dan sajikan..

Syarat utama

Kriteria suami ideal itu, suami yang dapat memenuhi kebutuhan istrinya, begitupun sebaliknya, kriteria istri yang ideal itu, istri yang dapat memenuhi kebutuhan suaminya.
Syarat-syarat Mencari kriteria jangan mencari dari syahwat, syahwat terlihat ketika bukan agama tapi urutan utama, contoh: urutan pertama yang di cari adalah berkulit putih.
Mencari sesuai dengan prinsip itu boleh, principle dipandang perlu diutarakan sebelum menikah agar tidak menjadi kendala setelahnya. tawadu, sholeh, istiqomah, jujur dan sabar itu bukan principle, karena semua orang mau itu, contoh principle:  istri harus ikut suami siap meninggalkan orang tuanya, istri tidak boleh bekerja diluar rumah, atau suami mengizinkan istri merawat dan membawa orang tua istri bersamanya setelah menikah, setelah menikah tidak mau dipologami, dll

Annisa ayat 34
Syarat utama mencari suami
1. Laki-laki adalah pelindung, bisa memimpin istri, menjadi imam untuknya. Keluarga kacau jika suami menikmati keplegmatisannya, laki-laki jika memiliki kepribadian ini sangat kuat akan bahaya untuk keluarga, karena sifat ini cenderung menerima apa adanya, menikmati setiap keadaan, ketika keluarga dalam keadaan kronis disisi keuangan, bukannya mencari solusi tapi dia malah menikmati keadaan itu. Dan laki-laki jika memiliki kepribadian ini tidak memiliki rasa tegas, karena asal kpribadian ini tidak suka berkonflik. Setiap manusia memiliki beberapa kepribadian yang condong di dalamnya tapi dilatih karena agama insya Allah bisa merubah itu semua.

2. Laki-laki memberi nafkah, yang utama adalah memberi nafkah iman (agama), batin, lalu nafkah lahir. Jika hanya memberi nafkah lahir maka tidak berkah. Salah jika suami hanya memberi nafkah lahir saja, Pergi jauh meninggalkan keluarga untuk mencari uang tanpa melihat keimanan keluarga seperti apa. Mencari suami yang mampu seimbang dalam pemberian nafkah lahir maupun batin.

Syarat utama mencari istri
1. Taat kepada Allah, maka ketaatan kepada suami akan mengikuti. Salah jika yang utama adalah taat pada suami, karena bisa saja suami salah dalam ketaatan kepada Allah.
2. dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada. Mampu menjaga diri dengan hal-hal yang tidak membuat suaminya murka ketika kembali, mampu menjaga harta suami dengan baik saat suaminya tidak ada.

(Dari audio pranikah Kiprah)

Minggu, 20 Desember 2015

Saatnya tersenyum

Ini jelas bukan drama sinetron.. Atau sebuah cinta drama korea.. Ini realita..
Menangis itu wajar, sedih karena tak sesuai keinginan.. Aaah jika hidup sesuai keinginan kita semua, sungguh tak rame.. Oleh karenanya Allah hadirkan realita yang kadang tidak sesuai yang kita inginkan.. Allah hanya ingin melihat bagainana respon hambaNya saat tak sesuai realita, menangis meraung?? menyalahkan orang?? Menyalahkan takdir?? Atau bahkan menyalahkan Allah??
Lebih dekat denganNya?? Atau malah kabur dariNya??
Sudah.. Nikmati keadaan ini, jangan memperkeruh suasana dengan tangisan, umi dan bapak juga berhak atas senyuman dan keridhoan anak-anaknya..
Saatnya tersenyum untuk mereka..

Agar dunia tahu

Agar dunia tahu
Aku terlahir dari rahim ibu yang sholehah, mentaati perintah Rabb dan suaminya.
Seorang calon penghuni syurga dengan segala kesabarannya

Agar dunia tahu
Aku dididik dari tangan ibu yang cerdas, membesarkan 10 anak dari seorang pria sederhana.
Seorang calon bidadari syurga dengan segala ketaatannya

Agar dunia tahu
Aku dibesarkan dengan air mata ketabahan seorang perempuan kuat, mengikhlaskan segala takdir yang sudah menguji kesetiaan cintanya.

Agar dunia tahu
Aku dibesarkan dengan doa-doa disepertiga malamnya, mengadu, memohon dan meminta takdir baik untukku pada Rabbnya.

Dan Agar dunia tahu
Aku begitu bahagia dan bangga menjadi anak ke-6nya, menjadi bukti dan saksi atas segala kesholehahan yang beliau miliki.

"Umi.. Kebahagianmu adalah kebahagianku, kesedihanmu adalah kesedihanku, cintamu adalah cintaku, jika kau kehilangan satu cinta jangan bersedih, karena cinta anak-anakmu tak akan pernah hilang"

Sabtu, 19 Desember 2015

Lepas

Bang Tere Liye, ternyata "melepaskan" itu tak mudah seperti apa kata-kata abang. Sungguh tak mudah.. Tapi apa mau dikata, kalau ga sekarang, kapan lagi untuk belajar melepaskan..??! Sebelum semua menjadi kuat, sebelum perjalanan perasaan ini semakin jauh, maka harus dilepaskan.
Memang betul bang, kalau dia jodoh ga bakal kemana, jika jodoh selalu ada cara Allah persatukan, walau kita terbentang jarak.
Semoga diapun bisa menerima, dan bisa terfokus dengan apa yang harus ia fokuskan, menyelesaikan apa yang harus ia selesaikan, dan mengerjakan apa yang harus ia kerjakan. Begitupun dengan diriku disini..
Karena aku ingin bersamanya jauh dari sekedar komunikasi, jauh dari hubungan yang tak pasti ini.. Jika kita ingin menuju surganya bersama, maka dengan cara Allah sukalah kita bisa memasukinya bersama..
Bang, kata-kata simplemu sepertinya betul, jika dia terpincut dengan gadis lain maka dia bukan jodohku, begitupun aku, jika aku terpincut laki-laki lain maka aku bukan jodohnya..
Aaaah urusan ini sebenarnya simple seperti katamu bang, kita saja yang membuatnya ribet..
Lepaskan.. Lepaskan.. Lepaskan..

Minggu, 13 Desember 2015

Wahai engkau

Untukmu yang selalu kurindu dalam lantunan mushaf kesayanganku

Wahai engkau yang memeluk resah dalam noktah, tenanglah, disini aku baik-baik saja. Dimanapun selalu Allah jaga.

Dan kau disana:

Tetaplah ingat ragamu akan segenap dahaga, juga memejam mata, wahai engkau yang mencumbu khawatir dalam zikir, istiqomahlah!! Disini aku setia dalam doa, selalu Allah simpan dalam cinta.

Dan kau disana:

Tetaplah jaga hak jiwamu akan malam yang sepertiga, jua lantunan ayat cintaNya, wahai engkau yang berkutat pada kertas, buku dan diktat, fokuslah!! Disini aku meramu mimpi kita, yang perlahan Allah tunjuki jalannya

Dan kau disana:

Tetaplah pelihara hatimu dari segala noda, tak melupa Sang Maha Cinta, wahai engkau yang menggalau rindu, tersenyumlah karena Allah Maha Tahu, bahwa hatiku tetap untukmu.

"Wahai engkau" karya: foezi Citra Cuaca Elmart

Sabtu, 12 Desember 2015

Sifat sombong

10 ciri-ciri sifat sombong
1. Mudah marah dan mudah tersinggung
2. Susah minta maaf dan susah memaafkan
3. Ingin di puji
4. Senang menyebut kebaikan diri, berat menyebut kebaikan orang lain
5. Senang dilayani dan tidak mau melayani
6. Orang yang merasa paling bener
7. Sering ghibah
8. Susah menerima nasihat
9. Tidak rela orang lain lebih sukses
10. Berlaku kasar

Obatnya: dzkir, sering membaca Al-quran

#MQFM#tehnining

Minggu, 06 Desember 2015

Resep enak 2

BROWNIS PISANG..

bahan:
* pisang 3-4 buah.. haluskan pke garpu (bsa dgn pisang jantan..ambon..dll..disesuaikan sja ukuran nya)
* 2 butir telur.. kocok lepas
* 100 gr tpung terigu (sy pke sgitiga biru)
* 20 gr coklat bubuk
* 1/2 sdt garam
* 150 gr dark coklat /coklat blok
* 150 gr gula pasir
* 3 sdm mentega
* 1/2 sdt vanili

cara:
1. masukan terigu,coklat bubuk dan garam ke dalam wadah..aduk rata..

2. lelehkan coklat dgn cara di-tim (letakkan mngkuk yg berisi coklat blok di atas panci berisi air mendidih)..jika sudah meleleh..angkat.

3. aduk coklat,lalu tambahkan gula pasir,mentega & vanili..aduk hingga smua trcampur dan agak larut..

4. masukan pisang yg sudah dihaluskan ke dlam adonan coklat leleh,aduk rata.
jika coklat sudah tidak panas lagi,,masukan telur,aduk hingga rata dan halus..

5. lalu masukan adonan tepung sdkit demi sdkit sambil di aduk hingga rata..

6. tuang ke dalam loyang yg sdah di olesi mentega..

7. masukan ke dalam dandang yg air nya sudah mendidih.tutup prmukaan nya dgn kain agar uap tdak jatuh ke adonan.lalu tutup rapat dgn pnutup dandang.kukus selama 30-45 menit. tusuk brownies utk memastikan mematangan nya. jika sudah matang..angkat.

BROWNIES KUKUS

Resep:
- 2 btr telur
- 6 Sdm gula psr
- 6 Sdm terigu
- 6 Sdm coklat bubuk
- 6 Sdm SKM coklat (seduh dgn 6 Sdm air hangat)
- 6 sdm minyak sayur

Carbut:
-kocok telur n gula sampai benar campur rata
-masukkan sedikit2 terigu,coklat bubuk, SKM,aduk rata
-masukkan minyak sayur,aduk rata
-tuang dlm loyang kecil  yg diolesi margarin.
Kukus 25 mnt api kecil

Jumat, 04 Desember 2015

I am so sorry

If my time would end today
Jika ajalku kan tiba hari ini
Would I be ready to go?
Akankah ku siap pergi?
And leave all the things I've worked so hard for
Tinggalkan semua hasil jerih payahku
And all my friends and everyone I've known?
Serta teman-temanku dan semua orang yang kukenal?
PRE-CHORUS
Never did I ever stop for a moment to think
Tak pernah sejenakpun kupikirkan
Of what's staring at me
Apa yang sedang menatapku
I've been breaking all the mirrors of reality
Kupecahkan semua cermin kenyataan
CHORUS
I'm so sorry, if only I had just one last chance
Maafkanlah aku, andai kupunya satu kesempatan terakhir
I'm so sorry, but now it's too late to change the past, oh
Maafkanlah aku, tapi kini terlambat sudah tuk mengubah masa lalu
I lived my life in the fast lane, I only lived for today
Kujalani hidup penuh kesibukan, hidupku hanya untuk hari ini
And never, never really thought about anyone else
Dan tak pernah benar-benar kupikirkan orang lain
It was all about me, myself and I
Semua hanya tentangku
PRE-CHORUS
CHORUS
And now, now that it's over
Dan kini, setelah semuanya usai sudah
I wonder if anyone will remember me
Aku bertanya-tanya apakah kan ada yang mengenangku
If I had the chance to turn back the hands of time
Andai kupunya kesempatan tuk memutar kembali jarum waktu
There are so many things that I would change
Begitu banyak hal yang akan kuubah
I'd live my life, every single breath... for You
Kan kujalani hidupku, setiap hembusan nafasku... untuk-Mu

Kamis, 03 Desember 2015

AVR

"NAMA, Anggi Vita Rachmadani, JABATAN, komanda pleton, beserta..."

suara itu memecah konsentrasiku yang sedang menghafal, sebenarnya banya suara yang sedari tadi bersautan di lapangan upacara, penyebutan nama dan jabatan bergema berulang-ulang. Malam gladi persiapan Apel tahunan, upacara khusus untuk penyambutan murid baru, beberapa kakak kelas terpilih dan staf guru, harus menyisihkan malam mereka untuk berlatih. Tapi entah suara nyaring yang baru ku dengar tadi, sengaja atau tidak, merasuk dalam alam bahwa sadarku.
Bagaimana tidak, disela-sela hafalanku aku mengulang perkataan itu, tak bosan aku mengulangnya, hingga teman sekamar dan kelas tahu semua, entah seperti apa wajah pemilik nama dan suara itu, yang pasti dia adalah kakak tingkatku di pondok yang baru ku tempati beberapa minggu lalu.

" tuch Rin ukhti Angginya.."

ukhti Dewi salah satu pembimbing kamar menyadarkanku ada sosok yang baru saja keluar dari kamar sebelah. Sore di depan kamar, mengobrol ringan dengan pembimbing kamar sudah menjadi rutinitas anak baru, aku memperhatikannya seksama, dia mendekat, mengangkat kepala sedikit ke arah ukhti Dewi,
"napa?? Manggil dew??" mungkin begitu, arti dari isyarat kepalanya, suara pembimbingku saat menyebut namanya mungkin terdengar olehnya, aku tak tahu pasti.

"Nih gie, si Arina, yang suka sebut-sebut namamu"

jelas sekali ukhti Dewi menunjuk tangannya ke arahku, padahal hanya aku yang ada di sampingnya, aku menunduk, menggerutu dalam hati, kenapa dikasih tau sih kalau aku sering mengulang perkataannya, mau ditaro dimana ni muka?? Kalau dia ga terima gimana?? Kalau dia marah gimana? Lagian siapa sih yang mau terima kalau perkataannya di ulang-ulang, mengikuti suara pemiliknya, yang tepatnya seperti suara meledek??
Diluar dugaan dia hanya mengangguk dan ber-oh saja, ditariknya ukhti Dewi, membiarkan aku sendiri, mungkin ada pembicaraan penting diantara mereka, ga peduli, yang penting dia tidak marah, bersyukur dia tidak menggubris perkataan ukhti Dewi barusan.

Suara drum band terdengar di barisan depan, semua berjajar rapih, memanjang mengikuti barisan, kami akan bersiap-siap untuk pawai taaruf, berkeliling kampung, menyapa sekaligus menghibur warga dengan drum band, ini sudah biasa di lakukan setiap tahun selepas Apel Tahunan. Setiap pleton di dampingi satu komandan, untuk berjaga-jaga jika ada yang kelelahan di perjalanan, sedari tadi orang itu berdiri disampingku, membuatku kikuk saja, ya tentu, siapa lagi? Ukhti Anggi, dengan pakaian serba hijau, seragam OPPMnya, ditambah sarung tangan putih, mengindetifikasikan bahwa dia adalah komandan pleton, bibir dan matanya tak lepas untuk memantau anggota pletonnya agar tetap dalam barisan yang rapih.
Pawai baru saja dimulai, tapi riuh kecil di tengah-tengah pleton terdengar, suara ketawa, dan cengengesan saling bersaut. Bagaimana tidak?? Sengaja sekali Ukhti satu ini berjalan tak jauh dariku, anggota pleton semua adalah murid baru, mereka tahu percis apa yang sudah ku lakukan akhir-akhir ini, mengulang-ulang perkataan di atas dengan nada khas pemilik suara itu, meledek?? Tidak, tidak ada maksud untuk meledek, sudah kukatakan suara itu terekam di dalam bawah sadarku, sering tanpa sengaja aku mengulangnya, menikmati setiap kata dan nadanya, ini nada pertama yang aku dengar dalam perupacaraan, nadanya unik, membuat penggalan katanya menjadi memiliki khas. Ketika aku menjadi pemimpin upacara saat SD, aku diajarkan untuk bersuara tegas, tidak bernada, dan sekarang aku mendengar salah satu komandan pleton yang memenggal potongan katanya dengan nada itu.
Mati gaya?? Tidak, bukan diriku jika ada yang meng ciee ciee lalu aku tak berkutik, sebisa mungkin aku memasang wajah biasa saja, sesantai mungkin padahal dalam hati entah kacau seperti apa.

"Ciee.. Ukhti Arina.. Idolanya ada di sampingnya.." lihat, tidak enak sekali perkataannya, bagaimana bisa mereka menganggap bahwa dengan seringnya aku mengulang perkataan itu berarti aku mengidolakannya??

" ukhti Anggi, tuch si Arina pagi, siang, malam, nyebut-nyebut nama ukhti mulu, mau di kamar atau di kelas, ciee.."  nah orang yang berkata satu ini emang minta di timpuk, anggota pleton yang berkoor -ciee-ini emang minta ditimpuk semua. Tak bisa dibiarkan aku menjadi olok-olok mereka, ditambah ukhti Anggi sengaja membiarkan curhatan mereka tentang kelakuanku, ekspresinya seperti mengisyaratkan "ayoo.. Ada lagi? kasih tau ukhti kelakuan si Arina ini" , yang otomatis membuat temanku dan anak-anak lain menambahkan sisi lebay cerita tentangku.

"NAMA, ANGGI VITA RACHMADANI, JABATAN KOMANDAN PLETON"

Aku berteriak tak tahu malu, seakan-akan aku memang komandan pleton yang harus melapor pada pemimpin upacara, di tambah nada khas yang sering digunakan tak lupa ku ikut sertakan. Tak bisa ku biarkan mereka terus meledekku, sudah kepalang malu, aku beranikan diri untuk berteriak dan meniru suarannya, sudah tak peduli orang disampingku yang aku tirui akan marah atau tidak, atau kepalaku jadi korban jitakannya. Sempat matanya melotot tak percaya, membuat aku refleks memamerkan barisan gigi untuk menunjukan bahwa aku tidak takut dengan tatapannya. Dia terbahak, "dasar!!" sambil meninju pundakku. Aku tak percaya, dia menerimanya biasa saja, malah tawanya mengartikan bahwa tak ada masalah dengan yang ku lakukan.
Kaki kita terus melangkah menyusuri kampung, ternyata tawa tadi seperti mendekatkan kita satu sama lain, beberapa joke kita lakukan dalam perjalanan, kita seperti tak peduli dengan yang lain dan kita sama-sama menikmati itu. Itulah awal kedekatan kita, kedekatan yang nantinya melahirkan banyak hikmah.

(Diketik sebagai kado 4 desember, semoga tambah berkah mba gie 😊)

Resep enak 1

PUDING MARIE MENTEGA

Adonan 1 (bening +biskuit)
Bahan;
Biskuit Marie
1 bungkus agar2 plain
Gula pasir 120 gram
Air 700ml

Caranya:
-tata biskuit diloyang
-masak agar2,gula pasir smpai mendidih,dinginkan sebentar,setelah hanget di tuang pelan2 pake sendok sayur sampe agar2 habis

Adonan 2
Bahan
1 bks agar2 warna putih bening
Gula pasir 120 gram
Margarin 80 gram
Terigu 100 gram
Telur 1 butir
Susu kental manis 1 saset
air 700ml

Cara buat adonan 2 :

Margarin di mixer hingga lembut, kemudian masukan telur, susu kental sambil trus di mixer. Masukan terigu aduk rata (sisihkan)

Agar2,gula, air dimasak hingga mendidih secara bersamaan. Matikan apinya

Kemudian masukan agar2 keadonan yg disisihkan tadi sedikit demi sedikit, aduk hingga rata Dan halus.

Nyalakan api kecil masak kembali sampai adonan meletup letup.

Selanjutnya masukan dlm loyang biarkan dingin dan kokoh.

Adonan 3 (warna coklat)

Bahan :
Agar2 1 bungkus
Gula pasir 120 gram
Susu coklat 1 saset
Coklat masak batangan 30 gram
Air 700ml

Cara buat:
Masukan semua bahan tersebut aduk2 hingga mendidih .

Kemudian tuang keloyang hingga dingin.

RESEP SEBLAK KERUPUK

- kerupuk
- mie telor
- telor

Bumbu :
* 3 biji kemiri
* 3 siung bwg putih
* 8 siung bwg merah
* 1/2 jari kencur
* garam seujung sdt
* cabe rawit

CARBUT bumbu :
semua bumbu di blender
Jika sudah halus smua bahan digoreng , lalu stiap x mau bkin tinggal ambil 3sndok makan untuk ukuran 1 mangkuk.. sisanya taro dikulkas jika msh tersisa bumbunya ..

CARBUT SEBLAK :
Goreng telor diacak lalu masukan air secukupnya.. Masukan bumbu halus yg sudah digoreng 3 sendok makan , aduk rata masukan kerupuk + mie nya biasanya dicampur sayuran / sosis / suwir ayam / ceker tergantung selera,klo suka gurih bgt boleh dikasih masako secukupnya..setelah mateng tinggal angkat..

Rabu, 25 November 2015

Walau ke ujung dunia

Kemana langkahku pergi
Slalu ada bayangmu
Ku yakin makna nurani
Kau takkan pernah terganti

Saat lautan kau sebrangi
Janganlah ragu bersauh
Ku percaya hati kecilku
Kau takkan berpaling

Reff:
Walau keujung dunia, pasti akan kunanti
Meski ke tujuh samudra, pastu ku kan menunggu
Karena ku yakin, Kau hanya untukku

Pandanglah bintang berpijar
Kau tak pernah tersembunyi
Dimana engkau berada
Disana cintaku

kembali ke Reff

(Duet):Walau ke ujung dunia
Pasti akan kunanti
Meski ketujuh samudra
Pasti ku kan menunggu (3x)

Karena ku yakin, kau hanya untukku
Karena ku yakin, kau hanya untukku
Hanya untukku

(Ini caraku meyakini bahwa sejauh apapun jauhnya engkau, kau akan tetap menjadi imamku, yang sedang menjaga hati untukku, banyak cara Allah akan pertemukan kita, tak ada keraguan aku meyakini ini. Skenario dariNya adalah yang paling terindah, walau berbeda maksud dengan pencipta lagu, tapi izinkan aku mentafsirkan lagu ini untuk menunggumu imamku.. *dari calon ibu anak2mu yang sedang mencoba menjaga hati 😊)

Ruang rindu

Mencoba memahami maknanya
terus merasakan sensasinya
Debaran rindu ini aku tak mengerti
Mengapa seperti ini,
Dalam ruang rindu pun aku tak bisa bertemu
Lalu kapan dimana rindu ini akan selesai??
Masih lama kah perjumpaan itu??
Haruskah kata sabar yang terus menemani??
Baiklah jika begitu.. Dalam ruang rindu yang berbeda aku menunggu..

Minggu, 22 November 2015

Lewat Radio

Radio, tanpaku melihatmu, sejuta ilmu tetap kau bagi
Radio, tanpaku tau siapa disana, beribu kisah inspirativ ku terima,
Rasaku sering tiba-tiba berubah,
Sedih, bahagia, marah, kesejukan hati, termotivasi semua rasa pernah hadir saat mendengarmu.
Radio.. Lewatmu bukan ingin ku sampaikan rindu padanya.. Biar itu menjadi lirik milik shela on 7.
Sampaikan padanya beribu manfaat seperti yang ku dengar darimu, sampaikan padanya jutaan motivasi seperti kau beri padaku. Tak hanya lirik cinta yang ia dengar, bukan lagu-lagu ratapan hati yang ia dengar, atau yang lain yang bisa membuatnya terbuai pada hal yang tak bermanfaat.
Sampaikan padanya aku ingin menuju kebaikan bersamanya..

*dicatat setelah sering mendengar MQFM

pasrah

Unik sekali minggu ini, sengaja atau tidak sengaja setiap saya mendengarkan radio, rasanya hanya ada satu tema yang saya dengar, "JODOH" 😅😅 entah mengapa tema ini seperti menghantui, tidak jauh pembahasannya dari, bab bahwa jodoh dari Allah, jangan resah siapa jodoh kita, bagaimana menjemput dan menunggu jodoh yang baik,  dll, yang pokoknya semua tentang si jodoh itu.
Masya Allah, Allah itu Maha baik, sangat Maha baiiiiik, aku mah apa atuh hanya hambaNya yang ga tau rasa bersyukur. Allah itu Maha mengetahui apa yang saya butuhkan, mengetahui apa yang tersirat dalam hati, sehingga terus dan terus Ia mengarahkan dan menenangkan isi hati ini.
Ok ya Allah.. Urusan satu ini memang adalah urusanMu, tidak berhak saya bercampur tangan, berharap kepada hambaMu saja rasanya sudah tidak berhak. Saya sudah ridho Engkau Tuhan yang mengatur segala urusanku, jadi saya pasrahkan semua urusan ini. Hanya ku titipkan doa untuknya, permudah segala usahanya dan urusannya untuk menjemputku 😆😆. Aamiin

Jumat, 20 November 2015

Cukup sudahi

Hai hati pencemburu..
Tidak ingatkah engkau, siapa dia?
Seseorang yang hanya patut singgah, karena kau tak tahu, dia atau orang lain yang akan disimpan  didalammu.
Hai hati pencemburu..
Berapa kali ku katakan, tak usah kau merasa nyeri, atau bahkan menjadi patah, ketika dia memilih bersama yang lain, Karena itu sudah menjadi pilihannya dan kehendakNya.
Cemburumu belum saatnya, karena dia bukan milikmu, dan sejatinya kepemilikan hanya milik Tuhanmu.

Bagaimana kau tidak sakit wahai hati pencemburu, jika urusan ini tidak kau serahkan padaNya. Cukup sudahi kecemburuan yang tak pantas ini, karena pemilikmu mengharapkan kau selalu terjaga.

Rabu, 18 November 2015

Jemput aku

Apakah ku harus terus maju, menutup telinga, fokus ke depan menuju mimpi??
Atau ku harus mundur, menyerah meninggalkan mimpi yang ingin ku bangun dan tetap disini??
Antara mimpi dan keegoisan, benarkah??
Sampai kapan kuterus mengalah, membiarkan mimpiku tergantung di atas sana??
Jika ku terus disini, lalu siapa yang meraih mimpiku??

Wahai kau yang disana, jemput aku, tarik tanganku dari sini, dan izinkan aku untuk melanjutkan perjalan menaiki tangga-tangga itu, untuk menggapai mimpiku bersamamu.

Selasa, 17 November 2015

Tips ibu teladan

18 november 2015, sumber MQ FM, Umi Yusuf.
بسم الله الرحمن الرحيم، حمدا و شكرا لله، صلاة و سلاما على رسول الله، اما بعد.
Kita sudah tau ada amalan yang tidak akan terputus, shodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh yang mendoakan orang tuanya. Sebagai orang tua, anak sholeh adalah inventasi yang luar biasa, menjadi modal dunia akhirat. Tapi tentu tidak mudah menjadikan seseorang menjadi sholeh, kita selalu bertanya kesana kesini bagaimana caranya menjadikan anak sholeh?? Tanpa sepintas bertanya apakah diri ini sudah sholeh atau belum? Ironis sekali, jika kita memaksa, menginginkan anak kita sholeh tapi diri kita tidak sholeh, padahal anak yang sholeh terlahir dari orang tua yang sholeh, tapi jika kita menemukan orang tua sholeh tapi anaknya sebaliknya, berarti anak itu sebagai ujian untuk orang tua yang sholeh itu.
Lalu tips apa yang bisa di bagi?? Tentu kita persholeh diri terlebih dahulu,
1. Memperbaiki amalan batin, karena jika amalan batin baik, Allah akan memperbaiki amalan lahirnya. Amalan batin misalnya, ke ikhlashan setiap yang dikerjakan cukup karena Allah, hingga munculnya qonaah dan tawakal. Karena hati bersifat tidak tetap, kadang kita dalam keadaan ikhlash kadang sebaliknya, maka seringlah berdoa kepada Allah meminta ketetapan hati.
Amalan batin yang baik adalah ketika hubungan dengan Allah baik, lalu bagaimana mengetahui baik tidaknya hubungan kita dengan Allah?? Salah satunya lihatlah sholat kita, apakah sesuai dengan yang di anjurkan atau tidak? Masih menjaga rukun syahnya sholat, kehususan, dan tepat waktunya atau tidak??
Setelah batin baik, insya Allah mudah untuk lahir mengikutinya. Dalam mendidik anak tentu emosi, waktu, pikiran terkuras habis. Jika bukan karena Allah pasti kita sudah capek, keluhan sering dilontarkan, tak jarang anak menjadi korban kelelahan orang tua. Maka yang kedua, sangat perlu latihan.
2. Memperbaiki amalan lahir, seperti lisan, hindari perkataan yang sia-sia, ibu biasanya sering menasehati yang acap kali ujung-ujungnya adalah mengomel, padahal cukup nasehat yang anak butuhkan bukan tambahan ucapan seperti omelan. Keluh kesah yang terus terlontar, yang kadang berakhir kepada ketidak syukuran, oleh karenanya dalam surat Ma'arij ayat 19-21 Allah berfirman, bahwa manusia diciptakan bersifat suka mengeluh, jika ditimpa kesusahan berkeluh kesah, jika ditimpa kebaikan dia menjadi kikir, maka dalam ayat selanjutnya difirmankan, kecuali orang-orang yang melaksanakan sholat, jika hubungan dengan Allah baik insya Allah keluhan itu cukup tertuju pada sang pemberi ujian tidak tercecer disembarang tempat atau telinga.
3. Mencari ilmu, disinilah tugas orang tua, bagaimana menjaga kekonsistenan menghadiri majelis ilmu, apalagi ilmu mendidik anak, idealnya ilmu dipelajari sebelum kita  praktek, sebelu menikah kita giat mencari ilmu tentang pernikahan, majelis ilmu pra nikah didatangi, agar mengerti sejatinya untuk apa kita menikah. sebelum dikaruniai anak kita giat mencari bagaimama cara mendidik anak yang baik yang sesuai tuntunan Rasululloh, jangan sampai ada kata terlambat atau menyesal, ketika anak sudah semakin dewasa orang tua baru menyadari bahwa mereka salah dalam mendidik anak.
Allah yang maha kuasa, pemenggang semua hati hambaNya, berdoa, memohon pada Allah, meminta keturunan yang sholeh, yang bisa menjadi qurata'ayun, penyejuk hati, keturunan yang senantiasa mendoakan kita agar bahagia dunia dan akhirat. Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki keturunan yang shaleh aamiin

Senin, 16 November 2015

10

10 mimpi besarku

1. Ahli Allah (hafidzoh)
2. Istri perindu dan yang dirindukan syurga
3. Memiliki pondok tahfidz khusus yatim piatu dan du'afa
4. Memiliki lembaga pendidikan islam (kuttab dan madrosah)
5. Menyelesaikan pendidikan sampai jenjang tertinggi - s3
6. Memiliki suami hartawan, dermawan, cendikiawan, dan rupawan, (ikhwan itu sudah pasti 😁)
7. Keturunan pencinta Al-quran
8. Memiliki toko dan restoran dikelola oleh keluarga
9. Sebelum umur 45 tahun separuh dunia sudah di kelilingi
10. Memiliki rumah dan kendaran terbaik dizamannya

Sabtu, 14 November 2015

Panggil aku apa??

Setiap orang memiliki panggilan tertentu oleh orang disekitarnya, ada yang dengan nama asli, nama panggilan singkat atau nama panggilan sayang. Kadang panggilan konyol juga sering di pakai.
Misal namanya Annisa kamilah, kita sering menemukan nama Annisa dengan panggilan "Icha" atau "cha-cha", kita akan mencari panggilan singkat yang paling mudah terhadap satu nama, "Faujan" jadi "ujan", "Rininda" jadi "irin" dan lainnya. dan teman-teman dekatnya sering memanggil dengan panggilan konyol "ichong"  "ichot, "kujan" dan "rinong".
Dengan panggilan yang berbeda-beda kita pun mampu untuk mengenal mereka. Jika Annisa Kamilah tiba-tiba mendapat chatan dari nomer yang tidak diketahui, dengan kata  "hai chot" dia akan bisa menduga dari siapa chatan itu. Karena panggilan "icha" itu panggilan umum teman-temannya di sekolah, "nok cha-cha" misal untuk panggilan keluarga, teman kecil dan para tetangga, dan "ichot" ini adalah panggilan para sobat terdekatnya. Jadi secara otomatis Annisa akan berfikir siapa sobatnya yang mengechat dia, tanpa harus berpikir keluarga, teman kecil atau yang lainnya. 
Wajar jika satu nama seseorang bisa memiliki lebih dari satu panggilan. Kitapun bisa memanggil seseorang karena faktor kedekatan, misal pasangan yang memanggil dengan panggilan sayang, bahkan biasanya hanya pasangannya saja yang memanggilnya dengan panggilan itu. Contoh panggilan sayang suami kepada istri, Rasululloh kepada Aisyah dengan panggilan "khumairoh". Atau menyingkat dua kata "Nia Sayang" menjadi "Nay" atau yang lainnya.
panggilan yang berbeda itulah yang menunjukan kespesialan kedekatan seseorang dengan yang lainnya.
Jadi kamu mau manggil aku apa?? 😳😳😁😁😅😅😅

Jumat, 13 November 2015

Bukan bacaan

Rasanya berat mengahkiri tidur semalam
Sudah lama kau tak menyapaku dalam mimpi
Entah berapa lama tepatnya
Ketika harapan pertemuan sudah hilang
Kau hadir dengan gayamu yang khas
Pakaian yang engkau kenakan percis seperti kau pakai saat terakhir berjumpa
Tak ada percakapan yang panjang
Tapi dari pandangan kita saling mengerti
Walau mimpi itu tidak jelas alur ceritanya
Tapi aku sangat menikmatinya
Ada adegan lucu, boleh ku cerita?? Tentu boleh kan 😊
Dalam mimpi itu kita menghadiri sebuah acara, bersama teman lain kita bercanda tawa. Tiba-tiba entah bagaimana ceritanya aku berjalan mencari tempat mencuci piring (namanya juga mimpi ga nyambung 😅) aku terus berjalan, berjalan dan berjalan, melewati beberapa kamar, menyusuri semua gedung, tapi belum juga ku temukan tempat cuci piring itu (kerajinan banget nyuci piring sendiri 😅), dan akhirnya aku mulai kelelahan, aku bersandar pada  sisi tembok di lorong panjang lagi sepi, aku tersesat (cerita dalam mimpinya seperti itu), kau mendekat, sedari tadi kau mengikutiku dari belakang sama ingin mencuci piring (pokoknya alurnya begitu, ga jelas memang), dan duduk di rolong itu, percis di hadapanku, membiarkan jalan lorong menjadi pemisah, lama kita terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing, (aduh mimpinya emang ga jelas) tiba-tiba aku mengeliat-geliat, berguling-guling sambil teriak ga jelas tanda bosan, kau menertawakanku, seperti sudah tau kebiasaanku saat bosan. Dan kau ikut berguling dan teriak tidak jelas, dalam mimpi itu aku hanya melihatmu aneh, karena kau melakukannya lebih banyak dariku dan tak berhenti
"HEIiii!! " bentakku
Lalu kau terhenti dari adegan yang tak pernahku pikirkan kau akan melakukannya. Kau hanya memamerkan barisan gigimu, lalu kita tertawa (memang ga jelas 😂)
Jangan tanya akhir alurmya, apakah kita menemukan tempat cuci itu atau tidak?? Seperti bunga tidur yang lain tiba-tiba aku sudah berada di tempat lain dan melakukan adegan lain (😥 benar-benar tidak nyambung)

Rabu, 11 November 2015

Lagu kecil dari bapak

Izinkan di hari ayah ini, anak ke-6mu mengingat lagu kecilnya, lagu yang sering engkau nyanyikan sebagai penghantar tidur anak-anakmu, lagu yang membuat dia terdiam ketika tangisannya pecah, lagu yang sampai saat ini tidak diketahui judul, penyanyi, dan penciptanya. Dayuan nadanya begitu sempurna saat engkau menimangnya dalam pelukanmu.

"Waktu itu lahir kedunia
Gembiralah ayah dan bunda
Dipangkuan mereka kau dimanja
Ayahanda serta bunda
Melupakan segalanya
Hanya untuk kehadiranmu
Dipagi hari ayahmu menimbang dengan bangga dan menyayangimu
Dimalam hari ibumu tersentak bangun untuk menyusuimu
Oooh ooh ooh..
Jadilah engkau anak dewasa
Pembela kebenaran
Serta menegakan keadilan
Jadilah engkau anak dewasa
Pembela kebenaran
Serta menegakan keadilan
Oooh..ooh..oooh"

Sungguh hanya lirik itu yang di ingat, entah ada lirik selanjutnya atau tidak, tapi lirik ini salah satu penyemangat dalam hidupnya sebagai anak, dia selalu merasa dicintai oleh umi dan bapaknya setiap teringat lagu ini.

(Pak.. Terima kasih sudah sering menyanyikan lagu ini, jika kelak neng memiliki anak, akan ku nyanyikan ulang 😊)

Senin, 09 November 2015

Sekolah peka

Dibuka sekolah "peka", khusus buat kamu yang ga pernah peka. Sekolah ini akan mengajarkan kamu bagaimana menjadi orang yang pekaan.
penempatan kelas dibagi sesuai kepekaan siswa. Jika calon siswa bisa peka terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitarnya tapi tidak terhadap diri sendiri, langsung di simpan di kelas tiga, karena hanya butuh sedikit latihan untuk dinyatakan lulus.
Jika calon siswa dapat peka terhadap diri sendiri dan kepada lingkungan tapi tidak terhadap orang lain disekitarnya, maka calon siswa ini akan di masukan ke kelas dua, dengan sering latihan berinteraksi dari hati-ke hati insya Allah akan terbiasa.
Dan jika ada calon siswa yang tidak pernah bisa peka terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain, otomatis dimasukan ke kelas satu, dengan latihan super khusus.
Siswa dinyatakan lulus jika sudah bisa peka terhadap diri sendiri yang memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, dan peka terhadap lingkungan yang menjadi tempat tinggalnya, serta peka terhadap orang lain disekitarnya yang selalu mengharapkan kepekaan darinya.
Penutupan sekolah ini hanya akan terjadi jika sudah tidak ada lagi yang tidak peka. Terima kasih

Senin, 02 November 2015

Catatan 22 Muharram

Ada dua hal menarik bagi saya hari ini, semua kejadiannya ketika mengajar di kelas. Pertama, disebabkan ada acara Halaqoh Mudaris, sejenis pengkaderan untuk menjadi guru Al-quran, beberapa anak terpilih untuk mengikuti acara itu, dan tidak mengikuti kelas saya. Secara kebetulan anak-anak terpilih adalah anak-anak berprestasi, otomatis sisanya yang masih masuk kelas adalah anak-anak yang sedikit susah dalam hal pelajaran. Tapi dari hal ini saya mengerti, di luar dugaan anak-anak yang saya kira kurang aktif, kurang respon dalam pelajaran menunjukan ke aktifannya. Biasanya tidak pernah bertanya ketika belum faham, hari ini dengan lantang mereka bertanya, tak segan-segan mengerjakan tugas tambahan, dan berlomba-lomba untuk dikoreksi. Melihat mereka hari ini, saya menyadari, ada diri saya dalam diri mereka.
Ketika SMP saya pun seperti mereka, menelan pahit-pahit tanda tanya jika di kelas banyak yang sudah mengerti, ingin bertanya tapi serba salah, takut memperlambat pelajaran jika guru menerangkan lagi. Akhirnya saya lebih sering masuk kelas khusus atau kelas tambahan karena sering di ulang pelajarannya. Dan disana saya lebih leluasa bertanya, sepertinya perhatian guru ketika dikelas tambahan berbeda dengan di kelas biasa, sama dengan mereka, agresif dengan semua tugas, mengejar keterlambatan.
Apakah mereka sama halnya dengan saya malu bertanya karena ketidak enakan kepada temannya?? Merasa perhatian guru hanya ada di kelas khusus saja? Semoga tidak, karena ini akan menjadi penyesalan akhirnya.

Kedua, tidak jauh berbeda dengan yang pertama, tentang perhatian intinya, bedanya ini berhubungan dengan anak kecil. Disela-sela pelajaran sore, beberapa anak kecil, masuk ke kelas, sudah biasa banyak anak kecil disini karena lingkungan asrama, banyak anak pengurus berkeliaran dan kelas hanya pelajaran tambahan untuk pengerjaan latihan-latihan. Tapi yang bikin kesal, mereka membawa tongkat bambu, entah dari mana mereka mendapatkannya. Biasanya mereka hanya ikut duduk membuka-buka buku, atau mencoret lembaran yang sudah di sediakan oleh salah satu murid saya, tanpa menggangu pelajaran. Awalnya tidak begitu menghiraukan kelakuan mereka, tapi setelah bertambah jumlahnya, dan keributan terjadi, semua menjadi kacau, aduh, serba salah, harus bagaimana, disuruh keluar, mereka mencoba menyerang saya dengan tongkat bambunya, dibiarkan, kelas tidak kondusif, mau marah, ga tega marahinnya, lagian kalau nangis nanti saya yang disalahkan, ampuun.
Saya kasihan melihat murid yang mulai terganggu, mereka mencoba bersikap tidak bersahabat agar bocah-bocah itu pergi, memelototi, mengambil tongkat dan di simpan di tempat tinggi, tapi hasilnya nihil sama seperti yang saya lakukan pertama kali ke bocah-bocah itu, mereka malah semakin tak karuan, bocah yang lain, membela dan membalas jika ada yang berani mengganggu temannya. Saya berpikir keras, rayuan, atau kelembutan tidak akan ada efek sepertinya kalau begitu hanya ada satu cara..

"Woiii ayo kita main perang-perangan di luaaaar..!!" teriakku dengan memasang ekspresi menantang bocah-bocah itu.

"Teteh mau jadi Khalid bin walid nih.." aku ambil salah satu tongkat bambu mereka dan mengayun ayunkannya seperti bermain pedang. Tepat, sesuai yang diinginkan, mereka menerima tantanganku dengan suka cita, sorak sorakpun terdengar. Tanpa diperintah dua kali mereka langsung berlarian keluar. Dengan isyarat mata saya pamit meninggalkan kelas, dan berpesan agar melanjutkan latihan tugasnya. Saya giring bocah-bocah itu agar jauh dari kelas, Mereka sudah menunggu intruksi, perang seperti apa yang saya inginkan. Saya tegaskan, saya berperan sebagai panglima perang Khalid bin walid, semua ada dibawah kekuasaan saya, dan mereka menyetujui, agar perang lebih hidup, saya suruh mereka berperan menjadi para sahabat Rasulullah, dua anak langsung menamai diri mereka dengan Umar dan Ali, sisanya hanya bengong tidak tahu harus menamai dengan apa.
"dede kamu mah jadi Rasululloh aja, jagoan tau rasululloh mah" pemeran Ali memberi saran kepada adiknya, si adik pun menyetujui, tinggal saya yang bingung, "kan ga boleh Rasululloh diperanin, apalagi sama bocah begini" batinku.

"Ok sama teteh aja dikasih namanya ya, biar Rasululloh jangan di ikut sertakan, kita bayangkan Rasululloh sedang berperang di tempat lain"
"kamu jadi Abu bakar, kamu Utsman.." sambungku cepat agar tidak ada yang bertanya atau ingin memainkan peran Rasululloh lagi, ku namai mereka dengan 8 sahabat yang ku hafal, sempat mereka protes karena di antara mereka banyak perempuannya, kenapa namanya laki-laki?! "Aduh, masalahnya shohabiah hanya beberapa yang suka berperang, itu pun teteh lupa namanya" gerutuku dalam hati.
"Tidak apa-apa, ini hanya main-main, karena yang suka berperang adalah para sahabat Rasululloh yang gagah perkasa" tegasku, sambil dalam hati berjanji setelah ini kudu baca shiroh shohabiah lebih mendalam.
Antusias mereka begitu besar, tapi saya tidak tahu harus memualai seperti apa, jika peperangan benar-benar terjadi ditakutkan ada korban, tongkat bambu lumayan sakit jika terkena pukulannya. ya latihan perang sepertinya cukup, dan bocah-bocah tidak akan kecewa. Saya mainkan peran sebagai panglima perang, suara membangkitkan semangat berjuang membela islam tak lupa saya sampaikan, saya atur 8 bocah itu dengan posisi berhadap-hadapan, bocah yang lebih besar dipasangkan dengan yang lebih kecil darinya, karena akan membantu ketika latihan. Saya sampaikan sebelum berperang dengan musuh islam kita harus latihan, jika tidak nanti kalah, tidak ada pilihan mereka harus mengikuti apa kata panglimanya.
Saya contohkan cara mengayunkan pedang, perlahan-lahan, sengaja mengenai lawan dihadapan saya sehingga terdengar suara benturannya, mereka memperhatikan dengan seksama, bocah yang menjadi lawanku mulai menyiimbangi, perlahan-lahan,
"tak-tak-tak-tak-tak" suara pedang kami terdengar mantap. Bocah-bocah itu tanpa diperintah langsung mengikuti.
"Perlahan-lahan, hati-hati, ini kawan bukan lawan, ini latihan bukan peperangan" tegasku, antipasi jika ada yang mengibas tongkatnya dengan kasar. Sesuai contoh dan intruksi mereka melakukannya dengan baik, menyeimbangi teman dihadapan mereka. Melihat mereka terfokus pada latihannya saya izin untuk pergi, tak lupa mempersilahkan istirahat bila ada yang kelelahan, dan melanjutkan latihan setelah istirahat. Mereka mengangguk tanpa melihat, seakan enggan kenikmatan permainan pedang mereka diganggu.
Segara saya menuju kelas, senyum kebebasan mengembang saat memasukinya, tak lupa menutup rapat si pintu agar bocah-bocah itu tak bisa masuk lagi. Alhamdulilah kita dapat melanjutkan pelajaran hingga selesai dengan tenang.
Lalu bagaimana keadaan si bocah-bocah itu??
Diluar dugaan mereka asik masing-masing, tidak ada yang melanjutkan latihan pedangnya, mungkin bosan latihan seperti itu terus, ditambah panglima perangnya melarikan diri entah kemana. 😅
Jika mereka bersikap menyebalkan mungkin memang mereka sedang butuh perhatian, mereka ingin menunjukan tongkat bambu yang mereka miliki kepada sekitarnya, sehingga mereka bersikap seperti di awal. Hanya kita sebagai orang dewasa bagaimana menyikapinya, walau sungguh mengalihkan perhatian mereka itu tidak mudah. Jika idea dalam pikiran kita membuat mereka senang, bisa jadi mereka mengikuti apa yang kita inginkan, tapi jika tidak, itu bukan urusan yang mudah pastinya.

Minggu, 25 Oktober 2015

Pelangi dan mimpi

Baca dan resapi kawan.. Lirik lagu ini adalah bukti kita punya mimpi.. Enak banget klo plus dengerin lagunya.. Pelangi dan mimpi ost laskar pelangi 2 edensor..

Kamu, aku, dia dan mereka
pasti punya mimpi punya cita-cita…
kamu, aku, dia dan mereka
pasti ingin semua mimpi menjadi nyata
Dan bisa kita lakukan semua
walau tak mudah tapi kita bisa
pasti ada jalan tuk para pemimpin
menuju ujung cita

Hidup akan berwarna jika kita terus berlari
diantara indahnya warna-warni pelangi
laskar pelangi teruslah melangkah dan bermimpi
Bermimpilah terus hingga Tuhan kan memeluk mimpimu

Kamu, aku, dia dan mereka (Kamu, aku, dia dan mereka)
pasti ingin semua mimpi menjadi nyata

Dan bisa kita lakukan semua
walau tak mudah tapi kita bisa
pasti ada jalan tuk para pemimpin
menuju ujung cita (menuju ujung cita)
Hidup akan berwarna jika kita terus berlari
diantara indahnya warna-warni pelangi
laskar pelangi teruslah melangkah dan bermimpi
Bermimpilah terus hingga Tuhan kan memeluk mimpimu
Hidup akan berwarna jika kita terus berlari
diantara indahnya warna-warni pelangi (warna-warni pelangi)
laskar pelangi teruslah melangkah dan bermimpi (teruslah melangkah dan bermimpi)
Bermimpilah terus hingga Tuhan kan memeluk mimpimu (memeluk mimpimu)
#CJR

Semangat jiwa para pemimpi.. Raihlah mimpi2 itu.. Jika memang kita ditakdirkan meraih mimpi bersama, genggam tangan ini, kuatkan, jangan lepaskan.. Tapi jika kita ditakdirkan meraihnya dengan jalan yang berbeda, doa diantara kita yang saling menguatkan.. 😃😊

Sabtu, 24 Oktober 2015

Ketika rindu begitu dalam

Kisah Bilal bin Rabah RA Sepeninggal Rasul SAW

Semenjak Rasulullah SAW wafat, Bilal RA menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar RA memintanya untuk menjadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu Bilal berkata: Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.

Maka, Abu Bakar pun tak bisa lagi mendesak Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan. Abu Bakar RA sangat memahami perasaan yang berkecamuk dalam hati Bilal sepeninggal Rasul, orang yang paling mereka cintai itu.

Kesedihan sebab ditinggal wafat Rasulullah terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan Fath Islami menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Suriah.

Lama Bilal tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Rasulullah SAW hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya: Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? (Ya Bilal, wa maa hadzal jafa?) Mengapa sampai seperti ini?

Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah untuk ziarah ke makam Rasulullah SAW. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Rasulullah.

Setiba di Madinah, di depan makam Rasul yang mulia itu, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Rasulullah, pada sang kekasih. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucu Rasulullah SAW: Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Rasulullah tersebut.

Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal: Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami.

Ketika itu, Umar bin Khattab RA yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.

Dan Bilal pun memenuhi permintaan itu. Untuk mengenang Rasulullah SAW. Maka, saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Rasulullah masih hidup.

Mulailah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz "Allahu Akbar" dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.

Ketika Bilal meneriakkan kata "Asyhadu an laa Ilaha illalLaah", seluruh isi kota Madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar. Sebab, dahulu, setiap ada suara seperti itu pasti ada Rasulullah SAW di masjid. Mereka berlarian ke masjid karena kerinduan yang membara ingin berjumpa dengan Rasul yang telah sekian lama hilang dari pandangan mereka. Maka, begitu suara adzan Bilal itu terdengar,  banyak yang tidak sadar bahwa Rasulullah telah wafat.

Dan saat Bilal mengumandangkan "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah", Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya.

Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu Madinah mengenang masa saat masih ada Rasulullah diantara mereka.

Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rasulullah wafat. Adzan yang tak bisa dirampungkan.

Saya ceritakan kembali kisah ini tadi pagi (25/10/15) kepada anak2 kami di Alkamil, diakhir pelajaran hadits. Dan air mata pun tak bisa dibendung. Mengalir deras dengan sendirinya. Terhanyut dalam renungan kisah.

Tak ada suara yang saya dengar dari anak2, kecuali isak tangis kecil menemani kisah yang dibacakan. Sampai saya pun tak mampu lagi menggerakan mulut untuk meneruskan kisah ini di hadapan anak2. Tak terasa kedua sudut mata ini meneteskan air mata yang hangat.

Ya Allah, saksikanlah, betapa dalamnya kerinduan kami kepada Rasul-Mu: sosok yang kami tidak pernah menjumpainya namun selalu ada dalam hati kami. Sosok yang kami nantikan syafaatnya di hari kiamat kelak, atas izin-Mu, Ya Rabb.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

#catatan salah satu guru al-kamil

Jumat, 16 Oktober 2015

Catatan 4 Muharram 1437 H

Kamu benci jika ada seorang ibu memerahi anaknya didepan umum

Kamu benci jika melihat seorang ibu mencubit, memukul atau semua bentuk aniaya kepada anaknya

Kamu benci jika mendengar seorang ibu mengomeli anaknya ketika dia sedang menangis

Kamu benci jika mendengar seorang ibu membohongi anaknya

Kamu benci jika mendapati seorang ibu lebih mementingkan kesenangan atau hobi selain anaknya

Jika nanti kamu telah menjadi seorang ibu dan melakukan salah satu hal di atas, berarti kamu membenci dirimu sendiri.

Rabu, 14 Oktober 2015

Produk hayalan 2

Sebentar lagi musim hujan, akan sering dapati kaos kaki cepat kotor, kalau mencuci cepat kering tidak ada masalah, tapi kalau sudah dicuci tapi lama keringnya itu yang masalah.😩😩
Kaki adalah satu aurat yang harus ditutupi, jadi bagaimana jika stok kaos kaki kita habis, tapi kegiatan kita mengharuskan untuk memakainya??
Nah.. Produk hayalan kali ini adalah penutup kaki anti air, tentu bukan sepatu, tapi sejenis jas hujan yang menutupi baju utama dari hujan, kita juga butuh perlengkapan seperti itu, membungkus kaos kaki dari hujan atau jalanan becek.

Kita sebut saja kaos kaki plastik. Dengan bahan sejenis plastik transfaran, tipis tapi tidak mudah rusak, dan tentu tidak perlu dicuci, cukup dilap jika kotor. Siapa yang ga mau punya perlengkapan satu ini??, apalagi para muslimah yang sangat membutuhkannya.
Semoga ada secepatnya perlengkapan sejenis itu. Aamiin 😊😊

Maka...!!!!

Bisakah kau berpura-pura bahwa tidak ada apa-apa denganmu?? Dan bersikap seperti biasanya?? Jika memang kau tidak bisa berpura-pura maka kumohon katakanlah.. Jelas kau bukan artis yang jago berakting, tingkah dan matamu tak bisa kau sembunyikan, jika kau tak mengatakannya, itu hanya membuatku merasa tak berguna menjadi orang disampingmu, maka jangan pernah kau sembunyikan dariku!!!

Senin, 12 Oktober 2015

Hei kamu..

Hei kamu.. Iya kamu.. Kamu pelajar?? Coba simak dan renungkan kata-kata di bawah ini.

Ketahuilah wahai penuntut ilmu..
Umat tidak peduli apakah nilai akademikmu tinggi atau tidak.
Mereka juga tidak peduli apakah engkau masuk dalam peringkat 10 besar atau tidak.
Namun ada dua hal yang pasti mereka tunggu darimu:
Pertama: baiknya agama dan keistiqomahanmu, serta pengaruh yang lahir dari keduanya berupa kebagusan akhlak yang akan menjadi terjemahan terbaik dari keislamanmu. Bila engkau diberi taufiq dalam mewujudkan itu semua, maka engkaulah pemenang sekalipun namamu berada diperingkat akhir.

Kedua: mereka juga menunggu kematangan serta penguasaan yang baik terhadap ilmu ( yang kau tekuni) bila engkau menguasai dengan baik bidang ilmu nantinya akan engkau sampaikan, maka engkaulah sang juara meski namamu berada diurutan paling akhir.

Allah sendiri yang nanti akan mengangkat derajatmu walau untuk waktuvyang lama.
Maka jangan sekali-kali engkau menjadikan prestasi duniawi sebagai obsesi. Bersungguh-sungguhlah dalam menjaga keistiqomahan diri, wujudkan akhlak yang baik, serta kuasai dengan baik ilmu yang engkau tekuni.

Nasehat menjelang ujian dari Syaikh DR. Muhammad Mukhtar As syinqity Hafidzahullah

Rabu, 07 Oktober 2015

Diet yuuuu

Urusan mulut ini susah sekali.. Makan mulu.. Klo kita sudah merasa nikmat pasti susah sekali lepasnya.. Padahal sudah di ingatkan, jika makan-makanan yang tidak bergizi akan menimbulkan penyakit, lalu kalau rutin makannya, penyakitnya seperti apa doong?? 😭😭
Apalagi Makan daging sodara sendiri.. Hiks seharusnya diet ini yang kudu diperhatikan.. Busuk sudah, diri makan itu mulu.. 😢😢

Selasa, 06 Oktober 2015

Jangan dibaca!!!

Angin lembut mengusap wajah, dan dia biarkan angin memainkan ujung-ujung rambutnya, sudah berapa kali dia berdiri di tempat itu, jendela kamar yang langsung menghadap ke persawahan, menjadi tempat favoritnya. Pagi, siang dan sore dia selalu sempatkan beberapa menit untuk berdiri disana, menghirup udara asri tempat itu, menikmati setiap hembusannya, seolah-olah udara segar itu mulai beredar keseluruh tubuh.
Jauh dibelahan bumi lain, orang-orang susah sekali bernafas, udara tercemar dimana-mana. Miris, melihat pemerintah yang tak bisa mengendalikan hal itu. Memang hanya pada Allah semua kita sandarkan, menunggu pemerintah seperti halnya menunggu banyak korban.  Bukan sekedar rutinitas menghirup udara dan memsyukurinya, ada hal yang akhir-akhir ini sedang ia pikirkan, kadang bibirnya membentuk simpul saat yang dipikirkan membuatnya malu.

"menikah" sepertinya menjadi hal menarik baginya sekarang. Tata rias, kartu undangan, baju pengantin atau hal lain yang berhubungan dengan pernikahan dia pikirkan, malah sering mencari referensi di internet untuk sesuai keinginan. Tapi ada yang mengganjal, setelah membaca potongan cerita dari salah satu teman, hatinya mulai tak menentu.

" NAJMUDDIN AYYUB MENCARI JODOH

Semoga Allah mengkaruniakan kami dan anda sekalian dengan semisal isteri yang shalehah ini yang akan menggandeng tangan anda menuju ke dalam jannah

Najmuddin Ayyub (amir Tikrit) belum juga menikah dalam tempo yang lama. Maka bertanyalah sang saudara Asaduddin Syirkuh kepadanya: “Wahai saudaraku, kenapa engkau belum juga menikah?”

Najmuddin menjawab: “Aku belum menemukan seorang pun yang cocok untukku.”

“Maukah aku pinangkan seorang wanita untukmu?” tawar Asaduddin.

“Siapa?” Tandasnya.

“Puteri Malik Syah, anak Sulthan Muhammad bin Malik Syah Suthan Bani Saljuk atau puteri menteri Malik,” jawab asaduddin.

“Mereka semua tidak cocok untukku” tegas Najmuddin kepadanya.

Ia pun terheran, lalu kembali bertanya kepadanya: “Lantas siapa yang cocok untukmu?”

Najmuddin menjawab: “Aku menginginkan wanita shalehah yang akan menggandeng tanganku menuju jannah dan akan melahirkan seorang anak yang ia didik dengan baik hingga menjadi seorang pemuda dan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam pangkuan kaum muslimin.”

Ini merupakan mimpinya.
Asaduddin pun tak merasa heran dengan ucapan saudaranya tersebut. Ia bertanya kepadanya: “Terus dari mana engkau akan mendapatkan wanita seperti ini?”

“Barang siapa yang mengikhlaskan niatnya hanya kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepadanya,” jawab Najmuddin.

Suatu hari, Najmuddin duduk bersama salah seorang syaikh di masjid di kota Tikrit berbincang-bincang. Lalu datanglah seorang pemudi memanggil syaikh tersebut dari balik tabir sehingga ia memohon izin dari Najmuddin guna berbicara dengan sang pemudi. Najmuddin mendengar pembicaraan sang syaikh dengan si pemudi. Syaikh itu berkata kepada si pemudi: “Mengapa engkau menolak pemuda yang aku utus ke rumahmu untuk meminangmu?”

Pemudi itu menjawab: “Wahai syaikh, ia adalah sebaik-baik pemuda yang memiliki ketampanan dan kedudukan, akan tetapi ia tidak cocok untukku.”

“Lalu apa yang kamu inginkan?” Tanya syaikh.

Ia menjawab: “Tuanku asy-syaikh, aku menginginkan seorang pemuda yang akan menggandeng tanganku menuju jannah dan aku akan melahirkan seorang anak darinya yang akan menjadi seorang ksatria yang bakal mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam pangkuan kaum muslimin.”

Allahu Akbar, satu ucapan yang persis dilontarkan oleh Najmuddin kepada saudaranya Asaduddin.
Ia menolak puteri Sulthan dan puteri menteri bersamaan dengan kedudukan dan kecantikan yang mereka miliki.

Demikian juga dengan sang pemudi, ia menolak pemuda yang memiliki kedudukan, ketampanan, dan harta.
Semua ini dilakukan demi apa? Keduanya mengidamkan sosok yang dapat menggandeng tangannya menuju jannah dan melahirkan seorang ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam pangkuan kaum muslimin.

Bangkitlah Najmuddin seraya memanggil syaikh tersebut, “wahai Syaikh aku ingin menikahi pemudi ini.”

“Tapi ia seorang wanita fakir dari kampung,” jawab asy-syaikh.

“Wanita ini yang saya idamkan.” tegas Najmuddin.

Maka menikahlah Najmuddin Ayyub dengan sang pemudi. Dan dengan perbuatan, barang siapa yang mengikhlaskan niat, pasti Allah akan berikan rezeki atas niatnya tersebut.
Maka Allah mengaruniakan seorang putera kepada Najmuddin yang akan menjadi sosok ksatria yang bakal mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam pangkuan kaum muslimin. Ketahuilah, ksatria itu adalah Shalahuddin al-Ayyubi.

Inilah harta pusaka kita dan inilah yang harus dipelajari oleh anak-anak kita.

Talkhis: Kitabush Shiyam min Syarhil Mumti’ karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin

Di ambil dari Majmu’ah Thalibatul ‘ilmi"

Luar bisa pikirnya, bagaimana tujuan mereka sungguh kuat lagi mulia, pernikahan dan calon yang selama ini ia pikirkan berbanding terbalik dengan cerita di atas. Dimana hati dan pikirannya hanya untuk kepuasannya sendiri. "Harus ada misi besar dan niat suci untuk gerbang ini!!" Tekadnya dalam hati. Jiwanya sudah tak menentu,  mungkin efek cerita itu, berusaha keras menata perasaan dalam hati, mendelet rasa-rasa picisan keduniawian yang sungguh itu tak mudah baginya. Ini urusan penting dan hatinya sering berdesir "kepada siapakah kan ku labuhkan hati ini??"

Mengemis kasih

Tuhan dulu pernah aku menagih simpati
Kepada manusia yang alpa jua buta
Lalu terhiritlah aku dilorong gelisah
Luka hati yang berdarah kini jadi kian parah

Semalam sudah sampai kepenghujungnya
Kisah seribu duka ku harap sudah berlalu
Tak ingin lagi kuulangi kembali
Gerak dosa yang menghiris hati

Tuhan dosaku menggunung tinggi
Tapi rahmat-Mu melangit luas
Harga selautan syukurku
Hanyalah setitis nikmat-Mu di bumi

Tuhan walau taubat sering kumungkir
Namun pengampunan-Mu tak pernah bertepi
Bila selangkah kurapat pada-Mu
Seribu langkah Kau rapat padaKu

Senin, 05 Oktober 2015

Pinangan

Tinggal menunggu waktu, semua sudah diatur, tak ada yang bisa mempercepat atau memperlambat walau sedetik. Harusnya ku menyadari dari awal, ketika ku faham apa arti pinangan. Harusnya tak ada cinta yang lain di hati ini, walau ku tahu cinta ini pun berasal dariNya.
Pinangannya sudah lama, tapi aku lupa, tidak!! bukan lupa, tapi aku pura-pura lupa, Sehingga pencarian cinta yang lain terjadi.
Hakikatnya sama saja, menunggu, tapi jelas pinangan ini tak akan mungkin tidak terjadi. Suka atau tidak suka, pasti terjadi.
Ya.. pinangan kematian itu pasti, dan aku pura-pura lupa, bagaimana menyambut pinangannya itu. Dunia telah menyibukanku dari penyambutan pinangan ini.
Wahai jiwa yang telah dipinang oleh kematian.. sadarlah.. ingatlah.. ada yang lebih harus kamu siapkan dari semuanya...

Minggu, 04 Oktober 2015

Sudah saatnya (memori email 16 desember 2014)

Suasana masih gelap ketika wanita itu terbangun, jam menunjukan angka tiga. Di luar kamar terdengar suara gesekan sendal, beberapa orang sudah lalu lalang beraktifitas. "Masih ada waktu" gumamnya dalam hati. Beban yang terus menggelayuti fikiran membuat ia ingin berlama-lama di atas sajadah memohon kemudahan pada Rabbnya. Sudah satu minggu hatinya bergejolak, dari masalah organisasi yang akan mengadakan dua kegiatan besar, sekolah tempat ia mengajar dan pikiran barunya yang terus menggerogoti bahkan Kemarin badannya memaksa ingin dimanja, meminta haknya untuk beristirahat karena kegiatan dan pikirannya akhir-akhir ini.
Selepas subuh tilawahnya beberapa kali terhenti, pikiran barunya terus menggoda. Dan Besarnya godaan membuat dia menghentikan tilawah, ditutupnya Al-quran.
"Sudah satu minggu" bisiknya dalam hati. Ada rencana yang harus dilakukan, tapi pertimbangan sana sini membuat dirinya urung.  Ditenggelamkan wajahnya dalam bantal mencoba menghilangkan pikiran dan rencana itu, tapi seperti halnya anak kecil menangis manja, pikiran itu terus mengusik. "Baiklah" dia bangkit dan meraih handphone. "Rencana ini harus tersampaikan sebelum akhir tahun" ia meyakinkan diri. Otak dan jari-jemarinya mencoba disingkronkan mengetik setiap kata, detak jantung ikut terpacu setiap dia mengetik huruf demi huruf.
 "Bissmilahirahmanirahim" kata pertama yang disematkan pada layar handponenya.
 "Tepat satu minggu yang lalu ditanggal 16 shafar usiaku bertambah. Sudah 24 tahun ternyata hidup di dunia ini. Syukurku padaNya atas semua nikmat yang telah diberikan. Terima kasih umi dan bapak atas kebaikan kalian berdua, pengorbanan kalian untuk anakmu ini tak akan bisa ternilai dan tergantikan. Di usia yang mulai terbilang matang ini izinkan anakmu untuk berniat mandiri. pengasuhan, pendidikan dan gemblengan selama ini sudah cukup menghantarkan adinda ke arah gerbang yang baru..." jarinya terhenti sejenak, menarik nafas dalam-dalam, melanjutkan kembali
"....Bapak umi, kekhawatiran kepada semua anak dalam benak kalian akan selalu ada. bahagiakah dan bisakah anakmu menjalani hari di gerbang yang baru??!!
Bapak umi jikalau kalian melihat ke tidak matangan pada anakmu ini, adinda ikhlash dan ridho siap menunggu dan memperbaiki diri. Tapi jika kalian melihat dalam diri adinda ada kemampuan, kematangan untuk mengarungi gerbang baru adinda harap, bapak dan umi untuk bersedia menyisihkan waktu memikirkan siapa imam yang pantas pengganti bapak untuk adinda.
Tergesah-gesahkah adinda dalam urusan ini??
Semoga pergejolakan hati, penantian, kesabaran adinda selama empat tahun tidak termasuk tergesah-gesah."
Tangannya terasa dingin seketika, matanya mulai memanas, tangan kanan segera menyeka sudut-sudutnya sebelum airnya jatuh. Terdiam sejenak memikirkan kembali apa yang sudah ia rencanakan. Mengumpulkan kebenarian, mencari kontak yang akan dituju, nafasnya terasa berat.
Klik!!
Beberapa sekian menit dia sudah memilih dari dua pilihan dilayarnya, "anda yakin menghapus pesan ini??" itu kalimat yang tertera.
Senyumnya mengembang disambut tawanya yang renyah. Ditaruhnya handphone  dalam lemari, dikunci. Lalu tertawa lagi, meraih selimut, membiarkan seluruh tubuhnya tertutupi.
"Pagi yang gila jika benar-benar aku akan melakukan itu" pikirnya santai, sesantai dia tertawa dibalik selimut.

Jumat, 25 September 2015

Cieeee

Ada yang kuingin

Kesejukan berhembus

Menghapus meredakan semua

Kemarau di jiwa akankah mungkin

Ada yang kuingin

Kesetiaan cintamu

Bagai bulan bintang berpasangan

Tiada kan berpisah selamanya

Aku tetap bertahan

Seribu keyakinanku

Aku tetap bertahan

Walau badai datang menerjang

Menjaga cinta kita slalu bersama

Sungguh cinta kita tiada duanya

Cinta kita..tiada duanya

(Pagi-pagi udah di suruh download lagu titi dj sama umi.. katanya mau di kirimin ke bapak.. so sweeeeeet)

Ngacapruk 1

Mungkin catatan ini ketika ku baca 4 atau 5 tahun yang akan datang, hanya akan meninggalkan senyum simpul, dan bergumam dalam hati "sungguh diri ini pernah merasakannya" ..
Ku kira tak akan pernah memikirkannya, ku kira itu hanya ada pada dunia perempuan yang lain, bukan duniaku. Mundur ketahun tahun dimana ku mulai merangkai mimpi, tak ada catatan yang mengarah kesana. Aku kira aku di tahun ini akan sibuk dengan mimpi besarku, aku kira aku  hal ini tak akan terjadi kepadaku.
"Menunggu"
Kata kerja yang sekaligus penuh makna. Kata kerja yang terus ada dan entah sampai kapan akan berakhir. Berunsur indah jika sudah dengan kepastian, dan sedih jika sebaliknya. Entahlah apa dan siapa yang aku tunggu, tapi kata ini sudah tak asing bagiku.
Kelu jika ku jabarkan, walau sejatinya ingin..
(Hei diri..!! coba kau lihat, karena kata kerja itu kau sudah tak bisa dimengerti, ucapanmu seperti gemuruh, tidak jelas. Sudah ku katakan kau akan tersenyum jika membacanya kelak. Menerka ketika kau menulisnya dulu apa masih waras??!!  Hoi hoi.. ku katakan ini efek kata kerja itu.. aiiih alih alih kata yang disalahkan mending kau teruskan saja apa yang harus kau selesaikan..)

Minggu, 13 September 2015

IBAH (Dialah Ibah 1)

Panggil saja namanya Ibah, Lengkapnya Ibah Goribah ( tentu bukan nama asli), yang mengerti bahasa arab pasti tahu arti goribah, yupz.. dia sedikit berbeda dengan teman temannya yang lain. Tak ada yang tahu pasti kapan dia dilahirkan, tapi dia mengakui bahwa umurnya sudah 18 tahun.
Ketika hampir teman seumurannya memasuki dunia kampus, dia masih terbata dalam membaca dan menulis. Apa dia tidak sekolah?? Jelas bukan itu masalahnya, dia sudah pernah belajar di bangku sekolah dasar. Ada hal yang lain yang membuatnya seperti itu. Apa dia tidak normal?? Aah aku tak tahu pasti jawaban apa yang pantas untuk pertanyaan ini. Baiklah aku ceritakan awal mula aku mengenalnya.
Akhir 2014 aku resmi mengajar di salah satu sekolah yang terletak  di kota kecil Jawa Barat. Sekolah ini bersifat asrama, dibawah pengawasan sebuah yayasan asuh, anak-anak yang bersekolah disini hampir semuanya yatim dan dhuafa. Dikarenakan tempat tinggalku jauh, pihak sekolah memberiku fasilitas kamar yang bisa ku pakai ketika menginap disana.
Dibulan-bulan pertama, tidak ku temukan sesuatu yang lain dari dirinya, berpakaian, beraktifitas seperti hal layak lainnya. Oleh karena itu aku tak begitu memperhatikannya.
Aku lupa tepatnya kapan, aku mendengar suara begitu keras, seperti teriakan tangisan, padahal posisi kamarku sedikit berjauhan dengan kamar anak-anak. Aku bergegas mendekati mereka, takut terjadi apa-apa. Kaget, mungkin itu yang bisa ku katakan, aku dikejutkan dengan sosok itu, dia meronta, mengamuk, menangis, teriakannya semakin terdengar memilukan saat dirinya minta dipulangkan. Ah sudah biasa di dunia asrama ada rasa rindu ingin pulang, air mata sering menetes ingin berjumpa keluarga, karena ada suasana yang membuat tak betah diasrama. Tapi apakah dengan amukan atau teriakan?
Hampir semua anak-anak dan pengurus berkumpul menyaksikan dan mencoba membuatnya tenang. Tapi semakin dia ditenangkan dirinya semakin meronta, tangisannya semakin menjadi-jadi, ancaman kaburpun terucap olehnya. Aku bertanya kepada salah satu pengurus apa dia kemasukan setan?? Beliau menggeleng dan tersenyum "sudah biasa". Ketika itu aku pikir dia termasuk anak yang sering mencari perhatian banyak orang, saat aku masih di pondok  juga sering menemukan hal yang seperti ini, orang-orang pencari muka kami menyebutnya. Tak ada yang bisa kulakukan disana, akhirnya aku kembali lagi ke kamar, melupakan hal yang tadi kulihat. (Bersambung)

Sabtu, 05 September 2015

Kuliah vs nikah

Soal yang satu ini pasti pernah dirasakan sama beberapa perempuan khususnya para akhwat budiman, yang ingin menjaga dirinya dari segala berbau hubungan yang tidak halal. Galau mau milih menyelesaikan pendidikan terlebih dahulu atau menyempurnakan agama sambil menuntut ilmu?. (Emang yang nulis udah gak galau?) haha.. udah jangan bahas penulisnya kita bahas intinya, mau kuliah apa nikah? Nah loooh
Pembahasan ini selalu menarik, disaat hati kosong tak ada yang mengganggu, tentu para akhwat akan dengan tegas mengatakan tidak akan menikah sebelum menyelesikan pendidikan, tapi kalau posisinya hati sudah dibikin ga tenang, pikiran gak karuan, ibadah jadi kacau, hafalan berterbangan, apa masih tegas menyatakan "menikahnya nanti saja.."?? Hoho jadi mikir dua kali dech... ayo kita ikuti diskusi antara dua akhwat dibawah ini, mungkin bisa membuat kita ambil sikap setelah ini.

A: "Aku sih mending nikah sambil kuliah dari pada ibadah jadi kacau gara-gara galau mulu" Ujar salah satu akhwat ketika ditanya mau menyelesaikan kuliah terlebih dahulu atau nikah sambil kuliah, ketika pikiran jadi galau gara gara seseorang??
Yupz.. bener banget dari pada terus terus maksiat hati, merusak ibadah mending nikah dong.. nikah kan ibadah... Eiiitsss tapi ga semudah yang diucapkan ternyata..
B : "iya sih, obat jatuh cinta itu cuman satu, nikah, tapi apa si doi mau membiayai kita? Buat biaya makan di awal nikah aja pasti kembang kempis.. iya kalau si doi udah mapan dengan pekerjaannya nah klo sama sama masih kuliah.. rempong pastinya.."

hmm bener juga.. tapi apa iya serempong yang dipikirkan?? mungkin bisa jadi begitu, bagaimanapun ada hal hal materi yang kudu dipikirkan, apalagi kalau bener bener belum mapan, bayaran kuliah, kontrakan, makan, dll yang memerlukan uang untuk bayar itu semua.

A : "loh ko takut sama materi sih, Allah kamu simpan dimana?? Rezeki Allah yang ngatur, itu janjiNya, kita tinggal usaha semaksimal mungkin, cari beasiswa mungkin biar biaya kuliah ringan"

B: " ok.. aku setuju materi Allah yang ngatur, sekarang soal perizinan kuliah dech, ia klo suami izinin kita kuliah, nah klo disuruh ngurus rumah aja gimana? Mending selesaikan dulu pendidikannya, tahan gejolaknya sebentar, baru nikah, kan enak bisa bebas ngurus rumah, anak dan lainnya.."

Oooi ko yang gitu ditanyain sih, ya pastinya, sudah ada komitmen di awal dong sebelum nikah, suami mau memperhatikan pendidikan istri ga? Mau suami yang ajarin atau izinin istri nyari ilmu di luar? Masa pendidikan guru pertama buat anak-anaknya ga diperhatikan? Macam pula mana ini... huhu..

A : " bukannya batas mencari ilmu itu ketika kita meninggal?so kamu mau nikah setelah meninggal gto?"

Haha.. mau meninggal dalam keadaan bujang? Uiiih.. padahal di hadits dikatakan seburuk-buruknya manusia yang meninggal dunia adalah manusia yang meninggal dalam keadaan membujang... waaaah

B : -_- ga gto juga kaliiiii "mencari ilmu itu wajib, menikah sunah, tapi ketika nanti kita punya anak semua itu akan berubah, kita sebagai perempuan tentu kewajiban kita adalah mendidik anak, kebayang klo pas ada matkul anak kita nangis pengen mimi atau lagi sakit, jelas ga ada pilihan lagi, kita harus mengutamakan dia kan?"

A : "masalahnya kan kalau di ntar ntar nikahnya jadi kebanyakan maksiat.."

B : "iya lupa kita bahas ini kan buat yang galau akut.. haha"

Iya bener banget, yang galaunya udah akut, ga bisa tahan lagi, dari pada maksiat bersama mending ibadah bersama.. tuing tuing..
Tapi kalau yang masih bisa bertahan pikirkan matang matang, niat nikahnya di luruskan lagi,  karena menikah bukan hanya urusan jatuh cinta, tapi bagaimana cinta kita menuju cintaNya, apa visi misi kita berumah tangga? Jadi ketika si doi datang apa visi dan misinya sudah sejalan dengan kita? Jangan sampai ketika menikah, kita tidak tau bahtera rumah tangga mau berjalan kemana dan dengan jalan seperti apa? Atau bingung anak anak kita nantinya mau dididik seperti apa?? Ditangan para wanita peradaban di mulai.. jangan asal didik karena sibuk kuliah, bisa bisa anak kita salah didikan..
Allah yang mau tahu mana yang terbaik bukan? Asal kita berdoa meminta kepadaNya.. menikah adalah anugrah, jika anugrah ini datang disaat yang tidak tepat pasti jadi musibah, jadi tenang.. Allah tau waktu yang tepat buat kita.. sambil menunggu waktu itu datang.. yuk mencari ilmu sebanyak banyak tentang rumah tangga..
Semoga bermanfaat :-)

Selasa, 01 September 2015

Ternyata

Ternyata aku yang tidak bisa menahan
Ternyata akulah yang lemah
Nafsu menjadi tuan dan aku menjadi budaknya
Ternyata tak mudah
Sungguh tak mudah
Wahai engkau yang disana
Jika kau mampu melewati semua ini
Kuatkan aku
Bantu aku
Yakinkan aku
Agar aku mampu menahan gejolak ini

Kamis, 13 Agustus 2015

oi oi



Rindu
Lima huruf yang ku telan setiap hari saat ini
Kedatangannya seperti meminum pil pahit
Tertancap enggan pergi
Pura-pura
kata ajaib
Membungkus dengan sempurna
Tak satu pun menduga
Dan Sabar
satu kata penguat
menopang semua rasa agar terus bersahabat