Rabu, 28 Oktober 2020

Segerakan!!

Begitu banyak orang yang datang ke rumah. Umi duduk di sampingku sembari mengaji ditemani kakak pertama. Abi dari tadi hilir mudik kesana kemari. Entah sejak kapan Kakak kedua menangis di ujung ruangan.
Ku melihat Nisa berjalan mendekat, Hai Nis, matamu sembab, pasti kamu sedih melihat pucatnya wajahku. Ada perasaan tak enak, kemarin kita berjanji hari ini akan menggunakan gamis kembar yang sengaja kita beli. Nyatanya hanya kain putih ini yang mampu membungkusku. 

"Ustadz sudah bisa disholati, mohon berkenan menjadi imam" ucap Abi. Semua berdiri, para perempuan mengambil posisi di belakang jamaah lelaki termasuk umi. Selesai sholat aku mendengar umi dan Abi bertanya kepada siapa saja yang mengenaliku perkara hutang. Ya Allah, terima kasih mi, terima kasih bi sudah menanyakan soal perkara ini. Jika tidak celaka aku di sana kelak. 
"Gapapa tante, saya ikhlashkan tak perlu diganti" jawab Nisa saat Umi akan membayar hutangku. Umi mengetahui perkara hutang itu karena sebelum meminjam aku memberitahukannya. Sungguh kamu teman terbaikku Nis, padahal hutangku lima ratus ribu, saat itu aku pinjam untuk modal usaha tapi belum bisa aku kembalikan. Maaf, Allah yang akan membalas kebaikanmu. 

Astagfirullah, bagaimana ini?! Kemarin saat belanja di mbok Lasti kurang seribu lima ratus. Aku pikir masih ada waktu esok hari untuk membayar tapi kenyataannya umurku tak panjang. Bahayanya tak ada satupun yang mengetahui aku berhutang kepadanya. Tolong miii aku takut, jika perkara ini belum selesai sampai aku dikubur sungguh celaka diri ini!!. Sungguh aku menyesal meringankan perkara hutang kecil itu. Belum urusan ini selesai, aku diangkat dan dimasukan keranda. Tolooooong bayarkan hutangku ke mbok Lastiiiii, Umiiii abiii kakaaaaak. Aku berteriak tapi tak ada yang peduli.  Suara tahlil sepanjang jalan mulai terdengar. 

Sedikit demi sedikit tanah menutup diriku. Hatiku was-was karena perkara hutang yang belum lunas. Menyesal amat menyesal, mengapa tak kusegerakan melunasinya. Jika sudah begini aku bisa apa?!.  Terdengar kakak pertamaku memanggil seseorang.
"Mbok kemarin adikku bukannya belanja di mbok? Apa ada hutang?". Alhamdulilah. Terima kasih kak atas perhatianmu sudah memikirkan kelancaran adikmu di alam kubur. akhirnya aku bisa tenang. 

Aku pikir saat semalam ditabrak truk hidupku sudah berakhir. Tapi disini, di dalam tanah aku menyadari ini adalah perjalanan baru yang harus aku lewati. Seperti titik yang kadangku pikir sebuah akhir, nyatanya titik bisa menjadi awal paragraf baru untuk melanjutkan cerita. 

#writober#RBMIPJakarta#Titik

Selasa, 27 Oktober 2020

Jarik

Beberapa Minggu sebelum lahiran, ibu mertua dan nenek dari pihak suami memberi kain jarik, ibu empat dan nenek tiga buah. Saya pikir kain jarik yang begitu banyak tidak akan terpakai, karena maraknya gendongan instan saat ini. Ternyata setelah lahiran kain tersebut sangat berguna untuk bawahan pengganti rok. Disamping itu saya mulai tertarik dengan cara menggendong dengan posisi M, dimana posisi bayi saat digendong tidak menyamping melainkan berbentuk M seperti kuala saat menempel di pohon, dan itu menggunakan kain jarik. 

Pada saat ini banyak inovasi untuk kain jarik. Biasanya kain jarik identik dengan pola seperti batik tapi bisa dilihat saat ini banyak pola dan warna yang lebih variatif. Ukurannya pun semakin disesuaikan dengan kebutuhan saat ini. panjang kain kebanyakan kurang lebih semester sampai dua meter, tapi sekarang bisa ditemukan kain jarik berukuran dua sampai tiga meter. 

Bersyukur memiliki kain tradisional dari pemberian ibu dan nenek. Karena mereka pernah menggunakan kain tersebut untuk pakaian sehari-hari, mereka mengetahui bahan yang bagus dan awet seperti apa. Beda dengan saya yang saat membeli ternyata belum bisa memilih dengan baik. Pastinya harga dan kualitas akan saling mempengaruhi. 


#writober#RBMIPJakarta#watra




Minggu, 25 Oktober 2020

Selimut Rindu

Sadewa dan Rangga berjalan di belakang ibu mereka. Tak ada pembicaraan, mereka hanya ditemani kesunyian. Di ujung gang sang ibu berbalik badan dan berucap "Cukup sampai sini saja, sudah larut, cepat kembali ke rumah". Mereka mengangguk. Seperti biasa tak ada ucapan perpisahan.  
***
Angin malam berhembus kencang, diikuti hujan deras. Di atas tempat tidur dua anak remaja tanggung saling membelakangi badan. Tak seorangpun dari mereka yang tertidur padahal jam menunjukkan pukul satu dini hari. Dalam diam keduanya meneteskan air mata.
***
"Ibu kalian datang lagi?" Tanya sang ayah. Sadewa dan Rangga tak menjawab. Mereka lebih memilih menyelesaikan sarapan dengan cepat dan pergi dari meja makan. 
"Anak sialan!! Percis seperti ibunya!! Umpat seorang wanita cantik di samping ayah dan tatapan sinis terpancar dari matanya. 

***

Ransel, pergilah denganku
Kan ku ajak berkelana
Pergi tanpa ada yang tahu
Hanya kita bedua

Jangan cari, ku tak ingin kembali
Rumah ini bagai neraka
Bisikan pada ibu aku pergi
Kubawa kain indah pemberiannya

By:Sadewa

Rangga menyobek kertas berisi puisi tersebut. Sadewa sengaja menuliskannya. Amarah Rangga memuncak saat membuka lemari sodara kembarnya. Kosong!!

***
Dingin, sengaja Rangga tak menutup kembali jendela yang terbuka. Angin malam dengan lembut mengenai wajahnya. Kain yang sedari tadi dipegang, dibentang menutupi sebagian tubuhnya. Hangat.

#writober#RBMIPJakarta#Dewangga

Sabtu, 24 Oktober 2020

Saat Bersama

Hari itu aku benar-benar gugup. Tak berani menatapmu, aku malu. Ku kira akan menjadi pertemuan singkat, nyatanya kamu mengajak sarapan soto Betawi. Bibirku kaku untuk menolak, tapi dengan ringan kepalaku mengangguk. Kamu dengan motormu dan aku berjalan disampingmu. Lucu memang, kenapa kita tidak naik motor bersama?. Tanggung,  karena jarak tempat sarapan hanya beberapa meter dari tempat janjian. Oi oi apa aku sedang berharap dibonceng olehmu dengan jarak jauh?! Upst

Soto Betawi, aku akan memasukan menu ini kedaftar makanan kesukaanku. Rasanya enak dan aku suka, terutama aku suka menyantapnya bersamamu. 

"InsyaAllah minggu kedua Ramadhan" jawabmu, saat ku tanya kapan akan menghadap bapak. Hatiku seketika lega, ternyata kamu benar-benar serius dengan proses ini. Sempat ragu, karena kita hanya teman biasa yang mencoba menyamakan rasa dan harapan untuk menjadi teman hidup.  
"Wajahmu baik-baik saja?", Tanyamu tentang kejadian aku terguling di pantai kemarin . Aku mengangguk tanda baik-baik saja. Deg!! tanpa sengaja kita bertatapan. Cepat-cepat aku memalingkan pandangan kesembarang arah. Detak jantungku semakin cepat, wajahku seketika memanas. Ya Tuhan, aku berjanji tidak akan berduan denganmu lagi sampai halal. Ini membuatku susah bernafas.

#writober#RBMIPJakarta#Senandika

Kamis, 22 Oktober 2020

Pantun Badai

Bersantai di gelapnya malam
Agenda makan terlewatkan
Badai adalah bencana alam
Bencana alam yang membahayakan


Belanja ke pasar baru
Beli selimut dan kain sifon tipis
Apakah anda tahu?
Badai disebut juga angin siklon tropis 

Pelembab lupa dipakai 
Pensil juga lupa diraut
Penyebab terjadinya badai
Tingginya suhu permukaan laut


#writober#RBMIPJakarta#Badai




Rabu, 21 Oktober 2020

Kopi

Kenalin gue kopi, disiapin Marni buat lakinya si Narjo. Hampir tiap pagi gue ditemenin bakwan atau goreng pisang. Kalau mereka lagi ga punya duit biasanya cukup kopi doang, tanpa gula tanpa gorengan. Kaya sekarang. 

Seperti biasa gue dibawa Marni ke teras rumah. "Maaf ya bang, gulanya abis". Katanya sambil nyodorin gue. Lakinya cuman ngangguk sambil ngeluarin rokok.

"Beras juga abis bang", lanjutnya. Tuh laki bukanya bales omongan malah ngeluarin hape. Sirius bener kalau lagi megang hape ampe bini kagak digubris. Kasian kan si Marni. Pergi deh. 

Lama gue dicuekin Narjo. Ampe dingin. Mukanya bingung. Kasian gue liatnya. Rokok udah abis tiga batang, gue belum diuyup. 

Ujug-ujug Narjo ngambil jaket ijo, buru-buru nyalain motor sambil teriak pamit.
"MAR, ABANG PERGI DULU UDAH ADA ORDERAN!"  Woi mau kemana? Gue kagak disentuh-sentuh Acan. 

Marni buru-buru keluar rumah, tapi lakinya udah pergi. Akhirnya gue diambil lagi ke dapur. Gue kira bakal langsung dibuang ternyata diseruput. Doyan juga kopi pait. Jangankan kopi ya Mar, idup pait aja lu adepin. 

Paitnya gue di pagi hari adalah bukti bagi mereka untuk bangun dan berusaha. 

Selasa, 20 Oktober 2020

kosong

Gemetar diri ini
Berlari ku tak sanggup
Gontai jalan perlahan
Hei! genggam aku!

Lorong sunyi
Remang menemani
Aku takut
Temani aku!

Kau acuh akan aku
Pergi tanpa empati
Berharap ku tak menggangu
Mana pedulimu?!

Perlahan ku mendekat
dingin ku rasakan
Percis ku pikirkan
Tak ada yang bisa ku makan


#writober#RBMIPJakarta#Nihil








Senin, 19 Oktober 2020

Masker

Murni bergegas masuk rumah setelah turun dari motor. Membanting plastik hitam ke meja. pantat didaratkan dengan kasar di atas sofa. Tangannya menyilang di dada. Nafasnya menderu cepat. Emak yang mendengar suara di ruang depan segera keluar kamar menghampiri Murni. 

"Nape lu?", tanya emak sambil duduk samping Murni. Tak ada jawaban. Murni malah memonyongkan bibirnya. 

"Heh, kalo orang tua nanya tuh dijawab!" Emak jadi sewot. Tapi anaknya malah melirik sinis tak lupa dengan bibir monyongnya. Karena emak semakin kesal akhirnya pundak Murni digeplak keras.

"AW! SAKIT MAK, TADI KENA RAZIAAAAAA", teriaknya. Amarah yang dari tadi dipendam akhirnya keluar. Sudah tak bisa dibendung. Sedu-sedan membahana seantero rumah.

"DUIT AYE DIAMBIL POLISIIIIIII", lanjut Murni. Tangisnya pecah, sambil ngelap ingus yang mulai mengalir.

"DUA RATUS REBU MAAAAAAK". Pundak emak menjadi korban. Diguncang-guncang untuk menunjukan kekesalannya. 

"Yeh, berisik, Malu ame tetangge" bujuk emak. "Lagian lu kalo naik motor pake helm, biar aman...". 

"Bukan razia motor Maaaak, tapi razia masker" Murni cepat memotong nasehat emak, kalau tidak dipotong bisa panjang seperti jalan tol. 

"Ape?? Masker??" Tanya emak bingung. Murni hanya mengangguk.

"Tuh kaaaan dibilangin juga ape kagak denger sih, pake masker pake masker malah kagak denger...". Ijal ikut nimbrung, ternyata dari tadi dia mendengar percakapan emak dan mpoknya. "...tonton tuh berita biar aptudet bukan opa-opa Korea muluuuu" ledeknya sambil berlalu keluar rumah.
"BAWEL" ujar Murni, tangisnya makin pecah, marah kesal tak ikhlash uangnya diambil polisi. Emak hanya bisa menenangkan anak gadisnya. 


***


Sesosok perempuan berjilbab yang sedang dibonceng lagi-lagi menurunkan maskernya, lubang hidung dibiarkan terlihat agar dapat menghirup udara lalu menutupnya kembali. 

"JAL! GUE GA KUAT PAKE MASKER" ujarnya sedikit teriak takut orang yang memboncengnya tidak mendengar karena deru kendaraan lain, tak lupa menarik masker agak kedepan untuk memudahkannya berbicara. 

"UDAH PAKE AJA, BIASAIN!! MASKER GA BAKAL BIKIN LU MATI!! MASKER PENTING BUAT SEKARANG!!" yang membonceng tak kalah lantang. Sang perempuan hanya bisa diam sambil mengatur aliran nafas yang tertutup masker, berharap terbiasa dengan semua itu. 

#writober#RBMIPJakarta#Adaptasi

Minggu, 18 Oktober 2020

Stay at home

[Bo'ong lu! Ya kali ga bosen]

[Haha]

[Ayo ikut]

[Ga ah takut]

[Etdah lu kira pocong]

[Nanti gue VC aja]

[Ga seru!]

[Haha sorry tapi beneran ga bakal diizinin juga]

[Kabur aja lu kabur]

[Wkwkwk dicoret emak dong dari KK]

[Ga ada lu ga rame]

[Ya udah ga usah pergi]

[Bosen!!]

[Sabar]

Tak ada balasan. Ijal keluar dari aplikasi obrolan dan menaruh gawai di samping bantal. Atap kamar bercat putih menjadi pemandangan favoritnya akhir-akhir ini. menjadi kaum rebahan sudah disandangnya beberapa hari lalu. Pembelajaran daring dan tumpukan tugas sudah selesai, waktu liburan harusnya menyenangkan tapi nyatanya tak sesuai harapan. 
Keragu-raguan dalam hati pemuda itu timbul, pikirannya berseteru. pergi bersama teman-temannya atau tetap patuh pada aturan. Bosan! Pasti bosan, meski ia menyangkal pada temannya barusan tapi dirinya memang merasakannya. Tak banyak yang bisa dilakukan di rumah, dengan rutinitas yang begitu-begitu saja ia pun merindukan dunia luar. Dibanding teman-temannnya ia termasuk yang beruntung, masih mendapat kenyamanan walau hanya di rumah. Tak sedikit temannya merasakan penderitaan saat berlama-lama di rumah. Seperti anak broken home yang harus mendengar keributan orang tua setiap hari. Omelan bagaikan peluru di medan perang, terus meluncur tak ada habisnya. Mereka tak punya pilihan, dalam rumah bagai neraka, di luar rumah siap dimangsa. 
Setelah menenangkan dan meyakinkan diri Ijal meraih gawai lalu membuka aplikasi Instagram, menulis beberapa kalimat di insta storynya.

[Pilihanku #stayathome]


Agustus 2020
[Jal, lu ga jenguk gue di wisma atlet?]

[Emang boleh?]

[Kagak wkwkwk]

[Cepet pulih wan]

[Aamiin]





#writober2020#RBMIPJakarta#Pagebluk




Sabtu, 10 Oktober 2020

Melatih Kemandiran #3

✓ Temuanku
Usia Ammar bulan ini 33 bulan. Target kemandirian yang ingin dilatih: menyikat gigi, memilih pakaian sendiri dan toilet training.
✓ Strong Why
Aku ingin melatih kemandirian-kemandirian diatas agar terbentuk jiwa kemandirian terhadap hal kebersihan dan menumbuhkan sikap percaya diri.

✓ Startegi untuk melatih kemandirian
- memberi contoh atau arahan
- membersamai diawal
- memberi pujian/reward
- diingatkan jika ada kesempatan

✓ Sukses apa aku hari ini
- Memberi contoh menyikat gigi

✓ Tantanganku hari ini
- Emosi saat dia ngompol di celana
- ingin memakai baju kesayangan yang masih basah di jemuran

✓ Ingin sukses apa esok hari
Tidak mudah emosi saat dia mengompol di celana dan dia mampu menyikat gigi dengan baik

*Rasaku hari ini kecewa
*Respon ananda tidak bersemangat

Melatih Kemandirian #2

✓ Temuanku
Usia Ammar bulan ini 33 bulan. Target kemandirian yang ingin dilatih: menyikat gigi, memilih pakaian sendiri dan toilet training.
✓ Strong Why
Aku ingin melatih kemandirian-kemandirian diatas agar terbentuk jiwa kemandirian terhadap hal kebersihan dan menumbuhkan sikap percaya diri.

✓ Startegi untuk melatih kemandirian
- memberi contoh atau arahan
- membersamai diawal
- memberi pujian/reward
- diingatkan jika ada kesempatan

✓ Sukses apa aku hari ini
- Tidak merebut sikat giginya
- Melatih melepas celananya sendiri

✓ Tantanganku hari ini
Dia memilih baju tidur, padahal akan pergi keluar rumah.
✓ Ingin sukses apa esok hari
Memberi tahu jenis dan fungsi pakaian

*Rasaku hari ini sangat bahagia
*Respon ananda bersemangat

Melatih kemandirian #1

✓ Temuanku
Usia Ammar bulan ini 33 bulan. Target kemandirian yang ingin dilatih: menyikat gigi, memilih pakaian sendiri dan toilet training.
✓ Strong Why
Aku ingin melatih kemandirian-kemandirian diatas agar terbentuk jiwa kemandirian terhadap hal kebersihan dan menumbuhkan sikap percaya diri.

✓ Startegi untuk melatih kemandirian
- memberi contoh atau arahan
- membersamai diawal
- memberi pujian/reward
- diingatkan jika ada kesempatan

✓ Sukses apa aku hari ini
- berhasil membujuk ia mengambil pakaian sendiri
- berhasil membujuk lepas pospak

✓ Tantanganku hari ini
Saat menyikat gigi dia tidak mau menggosok-gosok giginya. 
✓ Ingin sukses apa esok hari
Membiarkan dia dengan sikat giginya tanpa merebut paksa

*Rasaku hari ini bahagia
*Respon ananda bersemangat

Kamis, 17 September 2020

Bumikan Membaca

Perpustakaan yang saya datangi terakhir kali adalah perpustakaan Rumah Ilmu yang digagasi oleh almarhum kakak. Bertepat di samping rumah orang tua. Beliau sewaktu masih ada, sangat senang dengan dunia literasi dan berkeinginan menyalurkan jiwa literasinya kepada anak-anak dan remaja. Dimulai dengan mengajak mereka membaca.

Perpustakaan Rumah Ilmu awalnya adalah perpustakaan lesehan, buka setiap akhir pekan di taman kota. Dengan koleksi buku pribadi dan buku hasil pinjaman kepada kerabat beliau memulai semua itu. 

Lambat laun buku-buku bertambah, semakin banyak donatur yang memberi buku. Sampai akhirnya dengan modal nekat mencari dana untuk membangun perpustakaan. Alhamdulilah walau memakan waktu yang tidak sebentar bangunan perpustakaan itu berdiri. 

Setiap pulang kampung saya mengunjungi perpustakaan tersebut. Deretan buku di beberapa etalase kaca berjajar tak beraturan. Perpustakaan mini itu memang tidak ada pustakawan resmi selepas almarhum meninggal. Kerabat atau anak-anak remaja yang berinisiatif saja yang mengurus buku-buku disana. 

Walau terbilang perpustakaan mini tapi buku disana cukup lengkap. Ada empat etalase. Pertama khusus buku-buku seputar Islam. dari kitab bahasa Arab sampai buku terjemahan, dari sejarah nabi sampai pergerakan. Kedua etalase buku umum, buku-buku ini hasil pemberian beberapa pihak untuk perpustakan-perpustakan daerah, ada yang dari penerbit atau pemerintahan. Ketiga seputar pendidikan, kebanyakan kerabat adalah praktisi dibidang pendidikan, oleh karena itu saat dimintai hibah buku, tumpukan buku pendidikanlah yang paling banyak. Dan keempat buku anak-anak, etalase ini paling sering berantakan, karena kebanyakan pengunjung adalah anak dan remaja sekitaran rumah. Tidak ada catatan untuk pengunjung, hanya jika berniat meminjam buku harus izin kepada keluarga saya. 

Pada dindingnya dihiasi tulisan khas motivasi membaca, salah satu yang saya suka adalah pepatah arab, khoru jaliisin fii zamaani kitaabun (sebaik-baiknya teman di setiap waktu adalah buku). Karena buku bisa membawa kepada rasa yang tak menentu. Merubah perasaan putus asa menjadi penuh harap. Merubah kesedihan menjadi kekuatan. Merubah ketidaktahuan menjadi pengetahuan. 

Setiap berkunjung kesana tak lupa saya memboyong anak-anak. Membiasakan dekat dengan perpustakaan sejak kecil. Sesuai harapan almarhum kepada orang-orang terdekatnya. Suasana lesehan, santai dan bebas membuat anak-anak betah dan nyaman. 

Semoga dengan niatan almarhum membumikan membaca kepada orang-orang sekitar, sehingga Allah izinkan perpustakaan Rumah ilmu berdiri, menjadi ladang pahala untuk beliau. Aamiin.




#harikunjungperpustakaan#tantanganRBM

komunikasi produktif#10

komunikasi produktif#9

komunikasi produktif#8

komunikasi produktif#7

Selasa, 04 Agustus 2020

Belajar Kepanitian Kurban dari Jogokariyan

10 dzulhijjah 1441 H, pada hari jumat kemarin meninggalkan catatan khusus untuk panitia di daerah saya. Pasalnya pada masa pandemi ini pelaksanaan tidak sesuai dengan protokol Kesehatan yang dianjuran pemerintah. Tidak adanya penyemrotan disinfektas pada semua peralatan dan tempat penyembelihan, bahkan panitia tidak ada satupun yang menggunakan masker, dan mengabaikan jaga jarak.


Memang pembentukan panitia tersebut sangat dadakan, hanya satu hari sebelum idulqurban. Kepantian instan ini diakibatkan kegagalan tahun kemarin. Banyak donatur, yang enggan menitipkan kurbannya lagi karena pembagian yang tidak merata, terkesan asal, dan jatah untuk shohibul qurban atau pemilik kurban sangat tidak pantas. sehingga seminggu sebelum hari H disepakati untuk tahun ini tidak ada penyembelihan hewan kurban, karena tidak ada satupun yang menitipkan hewan kurban di sini.

keinginan ibu-ibu dan anak-anak pengajian yang begitu besar untuk mencari donatur kurban, membuat salah satu ustadz luluh hatinya, sehingga membawa satu sapi untuk dikurbankan di sini dengan catatan daging kurban dibagikan dengan baik.

Tapi tahun ini pun harus menerima kegagalan yang sama, banyak daging kurban yang hilang seperti tahun kemarin. Hari itu saya harus menerima kenyataan buruk, bahwa oknum panitia di daerah saya serkah, kalap mata, tak punya Nurani, egois dan lain sebagainya yang membuat dadak sesak saat memikirkannya. Rapat saat malam takbiran, untuk lebih baik dari tahun kemarin seperti sia-sia tidak berbekas. Hanya menghasilkan evaluasi yang saling menyalahkan antar panitia.

Kesedihan tidak dapat ditutupi, bisa jadi tahun depan benar-benar tidak ada satupun orang yang menitipakan hewan kurbannya.

Tak banyak yang bisa saya lakukan, dari segi domisili saya hanya pendatang. Tapi karena kejadian ini, membuat saya mencari-cari panitia kurban yang baik itu seperti apa?

Twitter, media sosial inilah yang mengantarkan saya kepada satu kepengurusan, atau kepanitian yang sangat mengagumkan. Di salah satu tweet -an nya ditulis, 44 sapi, 39 kambing selesai dalam waktu 10 menit. MasyaAllah, disaat di daerah saya minim yang ingin berkurban, disana berbondong-bondong orang menitipkan kurbannya. Masjid Jogokariyan Jogyakarta, selain terkenal dengan jumlah rekeningnya, ternyata soal kepanitian kurbanpun sangat istimewa.

Setelah saya menelusuri secara daring kepantiannya dari dua tahun yang lalu, Ada beberapa hal yang saya garis bawahi, dan bisa menjadi motivasi kepanitian kurban di tempat saya khususnya dan di tempat lain umumnya. Sebenarnya banyak inovasi yang dilakukan kepengurusan di sana, seperti menggunakan media digital untuk mengatur laporan, setiap kordinator dibekali aplikasi tracker untuk melacak daging, dan para pantia atau relawan professional dalam bidangnya seperti tersedianya tim poliklinik. Tapi sepertinya hal-hal tadi sangat terlampau jauh untuk diikuti. Dan inilah empat hal yang bagus dan dapat diikuti panitia kurban lainnya:

1.    Pelatihan Penyembelihan

Jika panitia dibekali ilmu keprofesionalan berkurban, ini akan terlihat berbeda saat pengerjaannya. Penyembelihan sesuai Syariah, tepat dalam proses pemotongan dan tentunya menambah kecepatan menyelesaikan pengemasan daging. Hal ini sangat penting karena inti dari acara kurban itu sendiri. Terbukti para jagal jogokariyan adalah para ahli dan professional sehingga dengan jumlah sapi yang begitu banyak dapat terselsesaikan dengan cepat

2.    Pembungkus Daging

Hal ini sudah banyak disampaikan oleh beberapa pihak tentang pengurangan limbah plastik,  dan dianjurkan menggunakan anyaman atau besek, daun jati atau daun pisang. Hal ini tidak langsung menjadi dakwah kepada jamaah agar peduli terhadap sampah plastik dan dapat mengurai pemakaiannya

3.    Pembagian Perjiwa

Saya yakin, ini masih sedikit diterapkan oleh panitia dimanapun. Mungkin daging hewan yang tidak banyak, adalah alasan pembagian hanya bisa diterapkan perrumah atau perkepala rumah tangga.

Pembagian perjiwa ini sebenarnya yang di inginkan banyak orang, setiap rumah mendapatkan jatah daging berbeda-beda tergantung jumlah anggota keluarga, karena bisa jadi jika disama ratakan perrumah, anggota keluarganya yang berjumlah banyak hanya dapat menikmati sedikit daging. Di jokokariyan setiap jiwa dikenakan per 7 ons, jadi jika ada 6 anggota berarti keluarga tersebut mendapatkan 42 ons atau kurang lebih 1,2 kg. Walau ini tidak mudah, karena harus mendata keanggotaan setiap KK di daerahnya terlebih dahulu, semoga hal seperti ini bisa dilakukan dimasa depan.  

4.    Distribusi

Sebelum pandemi ternyata sudah banyak yang melakukan pedistribusian daging kurban langsung dihantarkan ke rumah-rumah tanpa harus antri menggunakan kupon. apalagi saat ini baik dilakukan dibanding harus antri berdekatan. Perhitungan jumlah bingkisan daging dengan penirima harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti. dan langsung dihantarkan agar sedikit orang yang mendekati tempat penyembelihan ini juga bisa menjadi cara agar tidak ada gading yang hilang, tentu dengan catatan panitia amanah tidak mengambil yang bukan haknya.

 

Masih banyak hal tentunya untuk membentuk kepanitian yang terorganisir dengan baik,salah satunya pemilihan personalia panitia itu sendiri. Kepercayaan seseorang amatlah mahal, shohibul kurban sangat berharap menitipkan hewan kurban kepada panitia untuk diproses dengan baik, tapi jika menghasilkan kekecewaan, mereka berhak mencari tempat dan kepanitian yang amanah.


Jumat, 10 Juli 2020

surat cinta

Bismillah,
Malam kemarin saya membuat surat cinta kepada suami, tugas ini begitu berat karena siangnya kami berkonflik. Tapi itu menjadi menjadi kesempatan saya meminta maaf padanya.

Entah kenapa saya menangis saat menulisnya, perasaan bersalah menyelimuti saya. Saya hanya mampu Ucapan maaf dan terima kasih kepadanya, tapi membuat perasaan saya merasa lega. 

Kamis, 11 Juni 2020

Karakter Moral IP


Berkomunikasi dengan cara efektif adalah salah satu tantangan dalam proses menjalani peran saya sebagai Ibu Rumah Tangga. Tanpa disadari, hal ini kadang membuat diri saya merasa belum mampu menjadi seorang istri atau ibu yang baik.

Sering kali saya menggunakan komunikasi satu arah kepada anak, kadang menggunakan diksi yang anak belum faham. Kadang pula menggunakan kata yang kurang efektif sehingga maksud saya kurang direspon oleh suami. 

Dan langkah yang akan saya lakukan adalah:
1. Membiasakan komunikasi dua arah
2. Memperhatikan sikon

Terus memperbaiki kesalahan adalah kekuatan karakter yang saya miliki. I know I can be Better!!



Rabu, 13 Mei 2020

Tentang ilmu


Setelah menikah rasanya terasa sekali ilmu apapun sangat berguna. Tidak ada ilmu yang sia-sia walau sekecil apapun.

Saya kira, menggendong bayi itu cukup diangkat dan ditopang.
Saya kira, mengatakan "jangan menangis!!" kepada anak saat sedih tidak akan berefek buruk.
Saya kira, bawang merah akan cepat busuk jika tidak dimasukan kedalam kulkas. 
Ternyata saat mengetahui ilmunya, semua perkiraan saya tidak begitu tepat. 

Bergabung bersama IP membuat saya semakin membuka mata begitu banyak ilmu yang harus dipelajari, ditingkatkan, dan dilatih. Serta tak lupa ilmu akan terus bernilai pahala jika ilmu itu diamalkan dan dibagikan, agar orang lain pun dapat manfaat dari ilmu kita. 

Rabu, 06 Mei 2020

Arti

Ibu Profesional kebanggaan keluarga adalah seseorang yang Sadar, memahami, dan Mampu menjalankan peran serta fungsi sebagai ibu dalam keluarga.

■ Menyadari bahwa kehadirannya sangat berarti
■ Memahami apa yang dilakukannya sekecil apapun akan berdampak 
■ Mampu mengoptimalkan peran dengan terus belajar

Inilah makna ibu profesional kebanggaan keluarga versi terbaikku!

Senin, 27 April 2020

Aliran Rasa

Syukur Alhamdulilah akhirnya mendapat kompas peradaban, ternyata tidak mudah bagi saya untuk mendapatkannya. Hampir ingin kembali ke pelabuhan, tak ingin ikut berlayar karena tugas yang diberikan beberapa kali terhalang oleh rutinitas. 

Berat sekali rasanya menukarkan jam istirahat saya dengan mengerjakan tugas. Dua balita, dan pekerjaan rumah yang tak kunjung usai, cukup menjadi alasan saya tidak begitu maksimal dengan tugas perkuliahan.  

Tapi dukungan teman-teman di grup WA seperti pecut penggerak, hal itu membuat saya ingin berlayar bersama mereka, perempuan-perempuan hebat. 

Paksakan, satu kata yang saya gunakan untuk menyelesaikan misi-misi terdahulu. Jika tidak begitu mungkin saya sudah abai terhadap perkuliahan. 

Tak tahu apa yang akan terjadi di depan, tapi sepertinya saya tidak ingin berbalik arah, terus maju berlayar menemukan pulau impian. 

Paksakan diri hingga akhirnya terbiasa dan melakukannya tanpa beban. 

Terus Berlayar!!

Jumat, 24 April 2020

Membumikan COC

Inilah aksi nyata yang bisa aku lakukan untuk membumikan COC:

Aksi 1
Menjauhi atau tidak melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan di komunitas seperti: kritik pemerintah, fitnah dan ghibah, kepentingan pribadi dll sesuai dipedoman komunitas.

Aksi 2
Mengingatkan anggota IIP yang menyimpang dari pedoman.

Aksi 3
Melakukan perkuliahan dengan baik.

Aksi diatas benar karena sesuai dengan COC point Taat prosedur

Aksi di atas baik karena melatih diri untuk tidak keluar dari koridor yang sudah disepakati.

Aksi di atas bermanfaat karena menjadikan diri jauh bermartabat. 

#Navigasidanberaksi

Minggu, 12 April 2020

Mini project

+Judul : Pelatihan berkisah (dalam rangka menyambut maulid nabi)

+Deskrpsi project: 
-acara diisi oleh ahli atau yang sudah berpengalaman di dunia berkisah
-dibuka dengan berkisah 
- mengupas cara berkisah yang baik dan menjelaskan perbedaan berkisah dan mendongeng
-praktek berkisah

+Kebutuhan/susunan tim : 
-pembicara yang berpengalaman
-Tim: ketua, bendahara, humas

+Sasaran: ibu-ibu berserta anak-anaknya di komunitas regional Jakarta minimal 20 org

+Waktu : 11 oktober 2020

+Tempat : Ragunan,taman dekat pusat informasi

+Estimasi dana : pembicara 500k (hasil dari HTM 20k) konsumsi dan tiket masuk bayar pribadi

+Parameter keberhasilan: mampu mempraktekan berkisah yang baik. 

Rabu, 08 April 2020

Tugas Matrikulasi (menemukan kerang)

1. Aku tahu IIP adalah tempat yang benar. Karena,
Berdasar kepada nilai-nilai Ilahiah, mengajak berkiprah tanpa melepaskan fitrah sebagai manusia terkhusus sebagai perempuan. 

2. Aku tahu IIP adalah tempat yang baik. Karena, tersistematis, jelas, dan terarah. Selain itu para pengelola pun membimbing dengan baik. Dengan sistem dan SDM yang ada saat ini saya yakin IIP adalah tempat yang baik. 

3. Aku tahu IIP adalah tempat yang bermanfaat. Karena, mengajak anggotanya untuk mengupgrade diri dengan keilmuan bermacam-macam agar kualitas diri semakin baik, dan dapat menyebarkan dampaknya kepada orang lain. 

4. Ragam kegiatan di IIP yang akan aku ikuti yaitu: event-event yang diselenggarakan komunitas selama memungkinkan.



#navigasidanberaksi
#martikulasibatch8
#institusibuprofesional
#belajardarirumah

Jumat, 03 April 2020

Telaga

Hanya ingin meminum air dari telaga itu

Jernih

Tak ada penyesalaan setelah meminumnya

Tak masalah banyak campuran asal menghasilkan kenikmatan

Ini hanya kehati-hatian

Bukankah kita tak mau minum air keruh?!

Hati-hati banyak yang sudah tercemar limbah

Bahaya untuk tubuh

Asal yang jernih itu yang ku mau

#buku