Minggu, 08 Februari 2015

keuangan keluarga muslim

Alhamdulilah, saya mendapatkan ilmu baru dari salah satu ustad tentang bagaimana mengelola keuangan keluarga muslim.
Kita sebagai seorang muslim harus sangat waspada dengan harta yang kita dapatkan, dari mana harta itu datang, bagaimana caranya, dan untuk apa dikeluarkan karena di akhirat kelak ketika dihisab persoalan ini sangat tidak mudah.
Ada beberapa point yang harus diperhatikan, pertama adalah pemasukan. Bagi seorang istri  harus tau apakah harta yang dibawa suami kita halal, haram atau subhat??, gak kebayang kalau uang haram yang dibawa ternyata mendarah daging di tubuh dan anak-anak kita, apa jadinya kalau berniat membangun keluarga islami yang baik tapi harta saja kita tak jeli. Dan harus berhati-hati lagi dengan urusan subhat, kalau halal dan haram itu sudah sangat jelas, nah tinggal subhat yang kadang membuat kita sedikit ragu. Dalam hadist dikatakan tinggalkan lah hal yang meragukan, so yang berbau subahat mending ga usah diambil, menjaga lebih baik bukan??
Sebagai perempuan kejelian terhadap harta harus sedini mungkin, ketika kita berniat membangun rumah tangga yang penuh keberkahan dan keridhoan Ilahi tak ada salahnya kita cek and ricek mahar kita dari harta seperti apa, atau bahkan semua yang berhubungan dengan walimah. Jangan sampai kita hanya menginginkan mahar dan walimah yang besar tanpa melihat uang itu dari mana. Jika dari awal sudah saling menjaga insya Allah kedepannya juga. Bagi suami menafkahi istri dan anaknya adalah kewajiban, oleh karena itu para tulang punggung keluarga berhati-hati dalam mencari nafkah. Dan jika istri ingin membantu suami dalam keuangan keluarga diperbolehkan tapi bukan kewajiban dan tidak menjadi fenomena seperti sekarang ini dimana istri menjadi tulang punggung keluarga dan suami mengurus rumah, jika seperti ini maka keluarga akan tidak sehat seperti kebanyakan keluarga di negeri kita sekarang, istri lupa dengan tugasnya mendidik generasi.
Point yang ke dua adalah pengeluaran, di dalam surat al-isra ayat 29 Allah berfirman “dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal”, kita tidak boleh terlalu pelit dalam mengeluarkan harta dan tidak boleh berlebih-lebih dalam bersedekah. ketika perang tabuk Abu bakar berniat menyerahkan 100% hartanya untuk perlengkapan berperang tapi Rasululloh melarang itu, beliau memerintahkan untuk menyisikan harta itu untuk keluarganya. Kita pun harus menyisikan harta kita untuk di infaqkan, boleh 2,5% dari penghasilan atau lebih besar dari itu dan mulailah bersedekah dari orang terdekat, orang tua, saudara yang membutuhkan dan yang lainnya.
Point yang ketiga adalah penyimpanan, keluarga muslim harus memiliki penyimpanan sekecil apapun, apakah berbentuk materi atau non materi. buku untuk keilmuan, pendidikan anak-anak untuk masa depannya dll. Dan untuk belajar penyimpanan ini Allah telah berfirman dalam surat Yusuf ayat 47, kisah dimana nabi Yususf menta’wilkan mimpi sang raja. Dalam kehidupan tidak selama kita akan berada dimasa lapang oleh karena itu kita harus menyiapkan bekal ketika masa sempit itu datang.
Point selanjutnya pengembangan, secara prinsipnya disimpan bukan berarti diam, kita bisa berinvestasi apa saja selama itu masih halal, dan jauhkan lah riba karena itu diharamkan.
Ada catatan salah kaprah di keluarga muslim, contohnya, 1. hutang yang menjadi kebiasaan, hati-hati dengan hutang menghutang, karena ada dua catatan penting jika seorang muslim meninggal dunia dan masih memiliki hutang, yang pertama dia tidak disholatkan ketika di zaman Rasululloh sampai ada orang yang menanggung hutangnya, yang kedua ketika di dalam kubur malaikat tidak akan datang menghampirinya sampai hutang-hutang itu lunas. 2. Harta gono gini menyangkut warisan yang belum terpisahkan, 3. uang suami semua milik istri. Untuk hal terakhir, tidak mesti uang suami semuanya dikelola oleh istri, dia berhak atas uangnya tanpa istri menguasainya semua.

Mungkin itu yang bisa saya share semoga ada manfaatnya, semoga kita sebagai seorang muslim dapat lebih berhati-hati dalam mengatur harta kita.aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar