Selasa, 17 Februari 2015

Obat mujarab

Waktu yang akan mengobati
Setiap luka hati yang terus menganga, menambali setiap luka dengan kebijaksanaan

Waktu yang akan mengobati
Setiap kekeluan bibir saat bicara, mengalirkan kembali arus percakapan

Waktu yang akan mengobati
Pahitnya sebuah senyuman, menelan syukur atas semua kehendak

Waktu yang akan mengobati
Racun racun atas kebohongan, menetralisir dengan kemaafan

Waktu yang akan mengobati
Perihnya tetesan air mata, kesejukannya kembali dengan kesabaran

Waktu adalah obat mujarab
#semoga

Senin, 09 Februari 2015

haiii....!!!

Hai cemburu..!! Sudah lama tak pernah berjumpa denganmu.. aku tak ingat pasti kapan terakhir kita bersua, kadang-kadang saudaramu si iri dan si kesel mampir, walau cuman sekedar menyapa jika aku melihat sesuatu yang tidak bisa kumiliki, atau melihat orang lain bisa melakukan yang tidak bisa kulakukan, yupz mereka hanya menyapa atau mampir sebentar tak pernah mereka berlama-lama. Perangai mereka berbeda sekali denganmu, aku ingat betul kalau kamu datang, tidak cukup kita habiskan waktu sehari dua hari, sebulan atau bahkan lebih dari itu, air mata sering  kamu sodorkan ditambah bibir manyun untuk hiasan. Ya.. ya.. ya.. tanpa ku izinkan kadang kamu juga membawa si amarah, dan si jengkel.
Wow.. tak diduga kita sekarang bertemu lagi, sungguh waktu yang tak bisa diprediksi. Tapi aku mohon maaf untuk sekarang aku tak bisa menerima air mata, bibir manyun atau si amarah yang biasa kamu bawa, sungguh aku tak bisa menerimanya. Kamu keliru selama ini, jangan pikir aku sekarang masih sama, akan menerima semua yang dulu sering kamu bawa. Sekarang aku hanya ingin menyambutmu dengan hangat, karena kehadiranmu sekarang menunjukan kepada suatu rasa, aah sudahlah kamu tak usah tau rasa apa itu, aku bisa malu jika kamu mengetahuinya.
Jadi sekarang berapa lama kamu akan menemaniku?? Dan satu hal lagi tolong beri aku waktu untuk terbebas sejenak darimu, jangan sampai seperti dulu tak henti-hentinya kamu bersamaku, bisa bosan aku karenamu... Oh iya, bilang maaf pada karibmu si was-was dan si curiga, aku juga tak bisa mengundang mereka lagi kali ini, bukan apa-apa kadang mereka suka bikin aku cape sih, pikiran, waktu dan tenaga sering terkuras gara-gara mereka. Sudah, sekarang cukup kita saja, sini aku bisikan sesuatu, “jangan khawatir aku sudah membawa perbekalan dan menyiapkan acara terhebat yang bisa kita habiskan selama kamu bersamaku. Yakinlah kita akan mengahabiskan waktu dengan sangat baik, percaya padaku!”.

(ditulis setelah membaca buku Asma nadia catatan hati yang cemburu)

Minggu, 08 Februari 2015

keuangan keluarga muslim

Alhamdulilah, saya mendapatkan ilmu baru dari salah satu ustad tentang bagaimana mengelola keuangan keluarga muslim.
Kita sebagai seorang muslim harus sangat waspada dengan harta yang kita dapatkan, dari mana harta itu datang, bagaimana caranya, dan untuk apa dikeluarkan karena di akhirat kelak ketika dihisab persoalan ini sangat tidak mudah.
Ada beberapa point yang harus diperhatikan, pertama adalah pemasukan. Bagi seorang istri  harus tau apakah harta yang dibawa suami kita halal, haram atau subhat??, gak kebayang kalau uang haram yang dibawa ternyata mendarah daging di tubuh dan anak-anak kita, apa jadinya kalau berniat membangun keluarga islami yang baik tapi harta saja kita tak jeli. Dan harus berhati-hati lagi dengan urusan subhat, kalau halal dan haram itu sudah sangat jelas, nah tinggal subhat yang kadang membuat kita sedikit ragu. Dalam hadist dikatakan tinggalkan lah hal yang meragukan, so yang berbau subahat mending ga usah diambil, menjaga lebih baik bukan??
Sebagai perempuan kejelian terhadap harta harus sedini mungkin, ketika kita berniat membangun rumah tangga yang penuh keberkahan dan keridhoan Ilahi tak ada salahnya kita cek and ricek mahar kita dari harta seperti apa, atau bahkan semua yang berhubungan dengan walimah. Jangan sampai kita hanya menginginkan mahar dan walimah yang besar tanpa melihat uang itu dari mana. Jika dari awal sudah saling menjaga insya Allah kedepannya juga. Bagi suami menafkahi istri dan anaknya adalah kewajiban, oleh karena itu para tulang punggung keluarga berhati-hati dalam mencari nafkah. Dan jika istri ingin membantu suami dalam keuangan keluarga diperbolehkan tapi bukan kewajiban dan tidak menjadi fenomena seperti sekarang ini dimana istri menjadi tulang punggung keluarga dan suami mengurus rumah, jika seperti ini maka keluarga akan tidak sehat seperti kebanyakan keluarga di negeri kita sekarang, istri lupa dengan tugasnya mendidik generasi.
Point yang ke dua adalah pengeluaran, di dalam surat al-isra ayat 29 Allah berfirman “dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal”, kita tidak boleh terlalu pelit dalam mengeluarkan harta dan tidak boleh berlebih-lebih dalam bersedekah. ketika perang tabuk Abu bakar berniat menyerahkan 100% hartanya untuk perlengkapan berperang tapi Rasululloh melarang itu, beliau memerintahkan untuk menyisikan harta itu untuk keluarganya. Kita pun harus menyisikan harta kita untuk di infaqkan, boleh 2,5% dari penghasilan atau lebih besar dari itu dan mulailah bersedekah dari orang terdekat, orang tua, saudara yang membutuhkan dan yang lainnya.
Point yang ketiga adalah penyimpanan, keluarga muslim harus memiliki penyimpanan sekecil apapun, apakah berbentuk materi atau non materi. buku untuk keilmuan, pendidikan anak-anak untuk masa depannya dll. Dan untuk belajar penyimpanan ini Allah telah berfirman dalam surat Yusuf ayat 47, kisah dimana nabi Yususf menta’wilkan mimpi sang raja. Dalam kehidupan tidak selama kita akan berada dimasa lapang oleh karena itu kita harus menyiapkan bekal ketika masa sempit itu datang.
Point selanjutnya pengembangan, secara prinsipnya disimpan bukan berarti diam, kita bisa berinvestasi apa saja selama itu masih halal, dan jauhkan lah riba karena itu diharamkan.
Ada catatan salah kaprah di keluarga muslim, contohnya, 1. hutang yang menjadi kebiasaan, hati-hati dengan hutang menghutang, karena ada dua catatan penting jika seorang muslim meninggal dunia dan masih memiliki hutang, yang pertama dia tidak disholatkan ketika di zaman Rasululloh sampai ada orang yang menanggung hutangnya, yang kedua ketika di dalam kubur malaikat tidak akan datang menghampirinya sampai hutang-hutang itu lunas. 2. Harta gono gini menyangkut warisan yang belum terpisahkan, 3. uang suami semua milik istri. Untuk hal terakhir, tidak mesti uang suami semuanya dikelola oleh istri, dia berhak atas uangnya tanpa istri menguasainya semua.

Mungkin itu yang bisa saya share semoga ada manfaatnya, semoga kita sebagai seorang muslim dapat lebih berhati-hati dalam mengatur harta kita.aamiin

resume "guruku Muhammad"

Resume buku Guruku Muhammad terjemahan dari buku Al-muallimul awwal shallallahu alaihi wasallam
Karya: fu’ad asy syalhub
 
Bissmillahirahanirrohiim
Banyak ahli pendidikan barat yang melahirkan pemikiran yang berbeda-beda, dan hampir pemikiran-pemikiran itu banyak digunakan oleh guru di seluruh dunia baik teknik maupun metodenya. Buku ini hadir untuk menjelaskan secara detail bagaimana rasululloh mendidik para sahabat dengan cara yang luar biasa, hingga kualitas para murid beliau yakni para sahabat tidak diragukan lagi. Penulis sangat yakin bahwa pendidik yang paling baik adalah pendidikan cara Rasululloh. Dengan cara sistematis dan teknis  buku ini memudahkan kita untuk cepat memahami isinya. Ada tiga bab penting dalam buku ini, pertama, sifat-sifat yang harus dipelihara oleh seorang guru, kedua, tugas dan kewajiban guru,dan ketiga, metode dan teknik pengajaran.
I.                    Sifat-sifat yang harus dipelihara oleh seorang guru
Di dalam buku ini ada sebelas sifat yang harus senantiasa dipelihara oleh seorang guru. Mengikhlaskan ilmu kepada Allah, menanamkan dalam diri baik bagi guru itu sendiri maupun murid bahwa kita senantiasa menuntut ilmu hanya karena Allah. Terlihat banyak para penuntut atau pemberi ilmu menjadikan ilmu hanya sebagai alat untuk mencapai jabatan yang tinggi, harta yang banyak atau agar dipuji dll, yang mengakibatkan semua yang dilakukannya semu dimata Allah. Kejujuran seorang guru, ketika seorang guru selalu menjaga lisannya dalam kejujuran itu akan membuat murid percaya kepadanya dan kepada ilmu yang ia sampaikan. Kesesuaian perkataan dengan perbuatan, penulis memberikan contoh tentang kisah hudaibiyah, dimana rasululloh memerintahkan para sahabat untuk menyembelih qurban dan bercukur, tapi diawal perintah tidak ada satupun dari sahabat yang mengerjakan hal itu, setelah mendapat nasehat dari salah satu istrinya Ummu Salamah untuk melakukan langsung tanpa berbicara lagi kepada para sahabat, ketika itu mereka mengikuti beliau tanpa membangkang. Idealnya gurulah yang melakukan pertama kali apa yang dikatakannya, jangan sampai ada kata tidak singkron antara perkataan dan perbuatan.
Selain tiga di atas seorang guru juga harus memiliki sifat Adil dan egaliter, tidak membeda-bedakan peserta didik dalam menerima haknya, itu yang harus dijaga agar diantara mereka tercipta keharmonisan. Menghiasi diri dengan akhlak mulia dan terpuji, memiliki ketawadhuan yang baik, Berani mengakui kesalahanya. Di dalam buku ini pula di jelaskan bahwasaannya seorang guru tidak salah sekali-kali bercanda dengan muridnya, agar tercipta keakraban, tapi candaan itu tidak keluar dari kebenaran dan kejujuran dan tidak berlebih-lebihan atau bahkan sampai menyakiti atau menghina murid. Seorang gurupun harus memiliki kemampuan mengontrol amarah dan dituntut sabar ketika menghadapi probematika peserta didik dan menghindari ucapan kotor dan keji. Ketika seorang guru mendapatkan kesulitatan dalam memahami sesuatu atau solusi yang dibutuhkan tak kunjung hadir, di dalam buku ini dikatakan sebaiknya guru tidak malu untuk meminta bantuan kepada orang lain, menyampingkan egois atau merasa dirinya paling pandai dengan bermusyawarah itu akan mendekatkan dia kepada kebenaran.
II.                  Tugas dan kewajiban guru
Setelah menjelaskan sifat-sifat yang harus dijaga oleh seorang guru, penulis  menjelaskan tentang bab dua, tugas dan kewajiban guru, selain memberikan ilmu gurupun dituntut menanamkan aqidah yang baik disetiap pelajaran sehingga dapat memperkokoh keimanan mereka. Disamping itu memberikan nasehat, bersikap lembut terhadap murid yang belum memiliki cukup ilmu  hendaknya ditampakan seperti yang pernah Rasululloh contohkan, kisah seorang arab badui yang kencing di dalam masjid, tapi beliau tidak serta merta memarahinya karena beliau tahu orang itu belum mengerti apa hukum yang dilakukannya. Jika murid memiliki kesalahan, guru tidak terang-terangan menyebut namanya di depan murid yang lain atau bahkan mencela.
Mengucapkan salam kepada murid sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung pun dilihat oleh penulis sebagai hal yang urgent, kendaklah untuk tidak meninggalkan hal ini karena mengucapkan salam salah satu sunnahnya yang agung dan menebarkan kasih sayang diantara mereka. Di dalam hal memberikan hukuman kepada murid yang melakukan kesalahan para pendidik sepakat akan hal itu. Yang menjadi perbedaan adalah dalam hal hukuman fisisk dan buku ini memandang dari berbagai sudut tentang hal ini. Secara umum memukul tidak boleh, pukulan pun hanya untuk memberinya peringatan tidak menyati atau ada unsur balas dendam, tidak memukul ke arah wajah. Penulispun menjelaskan dari penjelasan Syekh Muhammad jamil Zainu bahwa ada beberapa hukuman sebelum hukuman pukulan, misalnya menasehati dan memberikan arahan kepada murid yang melanggar, menunjukan muka masam, membentak, memalingkan diri sehingga murid menyadari kesalahannya, menghardik, hukuman setrap, menyuruh membuat pekerjaan rumah, mengangkat tongkat dan terakhir baru memukul dengan pukulan tidak menyakitkan.
Tugas dan kewajiban guru yang terakhir dalam buku ini adalah memberikan hadiah kepada murid sebagai bentuk motivasi baik berupa materi atau pun hadiah doa. Tapi pemberian ini hanya sebagai sarana bukan tujuan.
III.                Metode dan teknik pengajaran
Kurang lebih ada dua puluh metode dan teknik pengajaran yang dibahas oleh penulis, dari mulai mempersiapkan murid sebelum pelajaran berlangsung sampai teknik komentar atas jawaban murid.  Fokus murid terhadap guru sangat membantu dalam menyerap materi, oleh karena itu guru sebisa mungkin harus mempunyai cara untuk menarik perhatian murid.  Ada tiga cara untuk hal ini, bisa dengan secara langsung meminta mereka diam dan meminta perhatian, atau menyeru secara langsung yang biasa Rasululloh ucapkan ketika akan khutbah atau mengumpulkan orang dengan kata-kata “ wahai sekalian manusia!!” atau “berkumpulah!”. Atau dengan cara tidak langsung tapi ini sangat membutuhkan kecerdasan guru, cara ini lebih disukai dari pada cara yang langsung karena manusia pada hakikatnya tidak menyukai nada perintah.  
Interaksi pendengaran dan pandangan sangat penting antara guru dan murid, guru harus memiliki teknik berbicara yang baik, jelas dalam penyampaian, tidak terlalu cepat dan tidak bertele-tele atau terlalu puitis. Jika dibutuhkan untuk mengeraskan suara atau mengubah warna suara itu diperbolehkan seperti yang rasululloh lakukan ketika berkhotbah tentang peringatan hari akhir.  Guru harus tetap bisa fokus, tidak memotong penjelasan saat menerangkan, dikarenakan oleh pertanyaan atau omongan seorang murid. Berhenti sejenak ketika menjelaskan diperbolehkan untuk menarik perhatian itu pun hanya beberapa detik saja. Selain suara pandanganpun harus di olah, menebar pandangannya kepada seluruh murid sehingga mereka merasa diperhatikan, memanfaatkan ekspresi wajah agar tidak selalu menggunakan lisan dan membantu dalam menerangkan.
  Metode selanjutnya adalah praktikum, baik oleh guru secara langsung ataupun murid, dan besar manfaat metode ini biasanya terjaga dari kelupaan. Disamping itu penulis menerangkan bahwa ada metode dengan melihat kapasitas peserta didik, menjelaskan pelajaran ilmiah dengan melihat kapasitas pemikiran dan pemahan seorang murid tidaklah mudah karena membutuhkan kecerdasan guru. Atau bisa dengan menggunakan teknik diskusi dan penjelasan yang mudah dicerna akal. Contoh, laki-laki arab yang datang kepada Rosululloh menanyakan perihal kulit anaknya yang hitam, padahal dia dan istrinya berkulit putih, Rasululloh menjelaskan dengan mudah sehingga dapat dipahami oleh laki-laki itu, beliau bertanya tentang unta yang terlahir dengan warna yang berbeda dengan induk yang dimilikinya, dan pria itu menjawab itu bisa terjadi karena dari ras lain, akhirnya dia mengerti kemungkinan yang terjadi kepada anaknya karena Rasululloh telah menyederhanakan permasalahan pria hadapi.
Metode dengan bercerita atau menggunakan perumpamaan yang mudah dipahami peserta didik juga dianjurkan dalam buku ini. Memberikan motivasi dan sesekali menggunakan sketsa dalam mempertajam keterangan juga sangat diperlukan.  Kadang murid menemukan kesukaran dalam memahami suatu perkara, penulis menerangkan bahwa penjelasan dengan sebuah alasan akan sangat membantu dan menjadi solusinya, seperti Rosululloh memerintahkan menenggelamkan terlebih dahulu lalat yang jatuh ke tempat air karena bagian sayap yang lain mengandung penawarnya, alasan yang diberikan akan sangat membantu dalam pemahaman peserta didik. Membiarkan murid mencari jawaban sendiri juga salah satu metode yang dijelaskan di buku ini, dan metode ini cukup untuk mengasah dan merangsang kemampuan murid.
Menggunakan teknik pengulangan dalam pengajaran kadang diperlukan untuk meyakinkan sebuah perkara, baik pengulangan dalam bentuk kalimat atau dalam bentuk kata. Untuk membantu peserta didik dalam belajar, penulis mengatakan dengan cara pembagian poin atau merangkum materi menjadi beberapa bagian akan sangat efisien dalam menjaga ingatan tentang ilmu itu, dalam hadist rasululloh bahwasannya beliau sering menerangkan sesuatu hal dari global terlebih dahulu dan kemudian terperinci ini akan membuat pembagian urutan menjadi lebih sistematis dan mudah diingat. 
Seorang guru tidak hanya lihai dalam teknik penyampaian, teknik bertanyapun harus ia kuasai. Pertanyaan ditengah penjelasan akan menarik perhatian peserta didik, dan ada kalanya sebelum menjelaskan pelajaran digunakan teknik ini, guna mengajak murid ikut aktif berusaha menjawab pertanyaan yang di lontarkan dan akan membuat murid siap terhadap materi yang akan disampaikan. dua point terakhir adalah tentang bagaimana berkomentar atas jawaban murid. Respon sangat dibutuhkan oleh peserta didik ketika dia menjawab pertanyaan guru, apakah betul atau tidak. Guru harus berhati-hati dalam merespon ketika mendapati jawaban yang salah, tidak terburu-buru dan perlu kecermatan sebelum berkomentar, ungkapan santun sangat diperlukan seperti “jawaban yang disampaikna belum sempurna” dengan menjaga komentar diapun sudah menjaga perasaan peserta didik.
Point terakhir adalah ucapan “aku tidak tahu” adalah sebagian dari ilmu, kiranya seorang guru tidak usah malu jika mendapati dirinya tidak mengetahui suatu hal dan mengatakan itu. Menerangkan penjelasan tanpa landasan hanya akan menyesatkan dan merusak, ilmu sangatlah luas, tidak ada seorangpun yang menguasai seluruh ilmu, mengakui bahwa dirinya tidak tahu akan lebih baik dari pada menjelaskan dengan keliru.

Penulis menjelaskan sangat detail disetiap pointnya, setelah penjelasan akan ada contoh hadist rasululloh atau kisah sahabat yang berhubungan dengan point yang dibahas, disamping itu disetiap pointpun ada kesimpulan yang akan membantu kita dalam memahami keseluruhan point-pointnya. Penulis mengatakan bahwa bukunya ini hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan tentang pendidikan dan pengajaran Rasululloh tapi dinilai cukup untuk menjadi panutan para guru guna mendidik dan mengajar dengan mengikuti sunnahnya.  

Minggu, 01 Februari 2015

Pintu

Kau mengetuk pintu yang kokoh itu dengan kelembutan, berbeda dengan yang lain. Ucapan salam kadang menyertai, sehingga dengan kesabaranmu, aku pun mulai membukanya.
"Ayo main!" sepertinya aku tertarik dengan kata-kata itu.
Kita sudah bermain cukup lama, berapa lama lagi kita akan bermain?? Apakah kita sudah lupa?
Ku ajak kau masuk, karena diluar berbahaya, tapi sepertinya  pertimbanganmu menunjukan kau enggan.
Baiklah, aku harus masuk, permainan ini sudah terlalu lama.
Kan kututup kembali pintunya bahkan akan ku kunci, dan setelah ini, aku hanya ingin bermain dengan dia yang bisa membuka pintu kokoh itu dengan kunci miliknya, tanpa harus aku bergerak membukannya. Dan ku harap dia adalah kau, sang pemilik kunci itu. Sehingga kita bisa bermain lagi.