Alhamdulilah,
saya mendapatkan ilmu baru dari salah satu ustad tentang bagaimana mengelola
keuangan keluarga muslim.
Kita
sebagai seorang muslim harus sangat waspada dengan harta yang kita dapatkan,
dari mana harta itu datang, bagaimana caranya, dan untuk apa dikeluarkan karena
di akhirat kelak ketika dihisab persoalan ini sangat tidak mudah.
Ada
beberapa point yang harus diperhatikan, pertama adalah pemasukan. Bagi seorang istri harus tau apakah harta yang dibawa suami kita
halal, haram atau subhat??, gak kebayang kalau uang haram yang dibawa ternyata
mendarah daging di tubuh dan anak-anak kita, apa jadinya kalau berniat
membangun keluarga islami yang baik tapi harta saja kita tak jeli. Dan harus
berhati-hati lagi dengan urusan subhat, kalau halal dan haram itu sudah sangat
jelas, nah tinggal subhat yang kadang
membuat kita sedikit ragu. Dalam hadist dikatakan tinggalkan lah hal yang
meragukan, so yang berbau subahat
mending ga usah diambil, menjaga lebih baik bukan??
Sebagai
perempuan kejelian terhadap harta harus sedini mungkin, ketika kita berniat
membangun rumah tangga yang penuh keberkahan dan keridhoan Ilahi tak ada
salahnya kita cek and ricek mahar kita dari harta seperti apa, atau bahkan
semua yang berhubungan dengan walimah. Jangan sampai kita hanya menginginkan
mahar dan walimah yang besar tanpa melihat uang itu dari mana. Jika dari awal
sudah saling menjaga insya Allah kedepannya juga. Bagi suami menafkahi istri
dan anaknya adalah kewajiban, oleh karena itu para tulang punggung keluarga
berhati-hati dalam mencari nafkah. Dan jika istri ingin membantu suami dalam
keuangan keluarga diperbolehkan tapi bukan kewajiban dan tidak menjadi fenomena
seperti sekarang ini dimana istri menjadi tulang punggung keluarga dan suami
mengurus rumah, jika seperti ini maka keluarga akan tidak sehat seperti
kebanyakan keluarga di negeri kita sekarang, istri lupa dengan tugasnya
mendidik generasi.
Point
yang ke dua adalah pengeluaran, di
dalam surat al-isra ayat 29 Allah berfirman “dan
janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula)
engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan
menyesal”, kita tidak boleh terlalu pelit dalam mengeluarkan harta dan
tidak boleh berlebih-lebih dalam bersedekah. ketika perang tabuk Abu bakar
berniat menyerahkan 100% hartanya untuk perlengkapan berperang tapi Rasululloh
melarang itu, beliau memerintahkan untuk menyisikan harta itu untuk
keluarganya. Kita pun harus menyisikan harta kita untuk di infaqkan, boleh 2,5%
dari penghasilan atau lebih besar dari itu dan mulailah bersedekah dari orang
terdekat, orang tua, saudara yang membutuhkan dan yang lainnya.
Point
yang ketiga adalah penyimpanan,
keluarga muslim harus memiliki penyimpanan sekecil apapun, apakah berbentuk
materi atau non materi. buku untuk keilmuan, pendidikan anak-anak untuk masa
depannya dll. Dan untuk belajar penyimpanan ini Allah telah berfirman dalam
surat Yusuf ayat 47, kisah dimana nabi Yususf menta’wilkan mimpi sang raja.
Dalam kehidupan tidak selama kita akan berada dimasa lapang oleh karena itu kita
harus menyiapkan bekal ketika masa sempit itu datang.
Point
selanjutnya pengembangan, secara
prinsipnya disimpan bukan berarti diam, kita bisa berinvestasi apa saja selama
itu masih halal, dan jauhkan lah riba karena itu diharamkan.
Ada
catatan salah kaprah di keluarga muslim, contohnya, 1. hutang yang menjadi
kebiasaan, hati-hati dengan hutang menghutang, karena ada dua catatan penting
jika seorang muslim meninggal dunia dan masih memiliki hutang, yang pertama dia
tidak disholatkan ketika di zaman Rasululloh sampai ada orang yang menanggung
hutangnya, yang kedua ketika di dalam kubur malaikat tidak akan datang menghampirinya
sampai hutang-hutang itu lunas. 2. Harta gono gini menyangkut warisan yang
belum terpisahkan, 3. uang suami semua milik istri. Untuk hal terakhir, tidak
mesti uang suami semuanya dikelola oleh istri, dia berhak atas uangnya tanpa
istri menguasainya semua.
Mungkin
itu yang bisa saya share semoga ada manfaatnya, semoga kita sebagai seorang
muslim dapat lebih berhati-hati dalam mengatur harta kita.aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar