Minggu, 29 Mei 2016

I wanna go home

Another summer dayHas come and gone awayIn Paris and RomeBut I wanna go homeMmmmmmmm
Maybe surrounded byA million people IStill feel all aloneI just wanna go homeOh I miss you, you know
And I’ve been keeping all the letters that I wrote to youEach one a line or two“I’m fine baby, how are you?”Well I would send them but I know that it’s just not enoughMy words were cold and flatAnd you deserve more than that
Another aeroplaneAnother sunny placeI’m lucky I knowBut I wanna go homeMmmm, I’ve got to go home
Let me go homeI’m just too far from where you areI wanna come home
And I feel just like I’m living someone else’s lifeIt’s like I just stepped outsideWhen everything was going rightAnd I know just why you could notCome along with meBut this was not your dreamBut you always believe in me
Another winter day has comeAnd gone awayAnd even Paris and RomeAnd I wanna go homeLet me go home
And I’m surrounded byA million people IStill feel aloneOh, let go homeOh, I miss you, you know
Let me go homeI’ve had my runBaby, I’m done
I gotta go home
Let me go homeIt will all rightI’ll be home tonightI’m coming back home

Sabtu, 28 Mei 2016

Hutang

akhir-akhir ini di asrama sedang ramai membicarakan hutang, beberapa dari anak memiliki hutang ke kantin, awalnya kantin tidak membuka hutang menghutang, tapi dikarenakan uang saku dari asrama beberapa minggu ini sering telat, petugas kantin berbaik hati untuk diperbolehkannya anak menghutang disana.

"ada yang sampai empat puluh ribu teh"

saya kaget saat menanyakan paling besar hutang mereka di kantin berapa. tak habis pikir mengapa diantara mereka berani sembrono seperti itu. uang saku asrama seminggu hanya sepuluh ribu, jika iya diantara mereka ada yang memiliki hutang sebesar empat puluh ribu, maka selama sebulan dia tidak bisa jajan atau membeli barang lain karena harus membayar hutangnya. 

Besar pasak dari pada tiang...

ini adalah istilah yang pas untuk kejadian di atas, besar pengeluaran dari pada pemasukan. saya mulai berpikir jika kebiasaan hutang ini dibiasakan sampai dewasa, apa yang akan terjadi?. dimulai dari kebaikan orang yang dengan senang hati dihutangi ditambah perhitungan yang sembrono hanya akan menghasilkan tumpukan hutang pada akhirnya. jika hal sekecil ini di biasakan sejak kecil, adakah yang menjamin ketika dewasa kebiasaan ini akan hilang? 

ini akan menjadi catatan calon ibu yang juga penting, yang menjadi dasar masalah adalah perasaan kita terhadap hutang itu. jika kita menganggap sepele dan menganggap hanya urusan kecil, itu akan menjadi kebiasaan, tapi jika beranggapan hutang sekecil apapun adalah berat dan membuat kita tidak nyaman jika memilikinya otomatis kita tidak akan menjadikannya kebiasaan. 


Minggu, 15 Mei 2016

Alasan

sudah beberapa kali setiap akhir minggu saya mengikuti diklat guru, yang dihadiri beberapa orang dari tempat ngajar saya dan calon guru yang sudah mendaftar, bervariasi dari yang masih semester akhir kuliah atau kita sebut kaula muda sampai yang sudah memiliki anak.
sudah tidak aneh lagi memang, jika anak muda satu forum dengan para orang tua maka jika ada tugas kelompok pihak mana yang akan mengerjakan?! dengan beberapa alasan yang membuat anak-anak muda mau tidak mau memakluminya.

"klo udah punya anak mah.. beda pikirannya udah kemana-mana.."

"aduh bantu doa ajja ya.. banyak kerjaan di rumah, cucian udah ngegunung..."

" saya bantu yang gampang ajja ya, anak mudakan yang berkarya.."

tulisan ini bukan ketidak sukaan saya terhadap mereka, hanya sebagai catatan bagi saya, apakah nanti ketika saya sudah berumah tangga akan seperti mereka? hal-hal kerumah tanggaan menjadi alasan tidak aktif dalam menuntut ilmu?
entahlah apakah di pihak laki-lakipun sama seperti ini atau tidak, hanya saja saya lebih sering melihat para ibu beralasan seperti ini. why?? apakah memang ketika sudah memiliki anak tidak akan ada lagi waktu untuk belajar atau mengerjakan tugas?
lucunya saat teman saya bercerita, jika disatu forum semuanya adalah para ibu, maka jumlah anak dan lamanya pernikahan akan menjadi alasan siapa yang lebih layak untuk mengerjakan tugas kelompok. ya..ya..ya.. saya memang belum faham situasi mereka, walau sudah terbayangkan sibuknya menjadi istri sekaligus ibu.  saya hanya berharap semoga esok, sesibuk apapun saya di rumah nanti alasan seperti diatas tidak terlontar dari diri saya, dan semoga memiliki partner yag senantiasa memperhatikan pendidikan saya. aamiin..