Minggu, 29 Juni 2014

PUASA KECILKU part 1

Ketika aku kecil senang bukan kepalang jika datang waktu ramadhan, bukan karena aku sudah mengerti dibulan itu pahala dilipat gandakan atau bulan itu penuh ampunan, sama sekali bukan.. aku seperti anak yang lainnya, jika ramadhan datang berarti akan ada baju baru untuk lebaran atau uang jajan tambahan, tapi itu semua ada perjuangannya.
Sejak umur lima tahun aku sudah dikenalkan berpuasa, orang tuaku selalu mengenalkan puasa kepada anak-anaknya sedini mungkin. Bertambah tahun berarti bertambah pula jam puasa kita. Perkenalan puasa di rumahku ada tahapannya. Ketika aku belum masuk sekolah dasar orang tuaku tidak begitu memaksaku untuk ikut makan sahur. jika aku dibangunkan dan hanya malas berjalan maka  makan sahurku hanya perlu dengan bantuan suapan umiku sambil mata masih terkantuk-kantuk, jika aku susah dibangunkan atau memang sengaja tidak mau bangun, maka ketika aku bangun aku langsung disuruh makan dan waktu puasaku dihitung enam jam dari sejak itu. tak mudah bagi anak sekecil itu untuk menahan makan selama enam jam begitu banyak godaan dari luar rumah, ditambah memang dasarnya aku suka makan.  
Ketika aku sudah masuk sekolah dasar aku dikenalkan waktu sahur dan berbuka yang sebenarnya, jika aku tidak ikut sahur maka itu konsekuensi yang harus aku pegang. Menahan lapar yang amat perih sampai waktu berbuka, tenang.. waktu berbukaku ketika itu ada dua waktu yaitu dzuhur dan magrib. jadi walaupun aku tidak ikut sahur bukan berarti aku harus menahan sampai magrib. orang tuaku memberi waktu setengah jam untuk  makan siang. dan disaat itu aku akan makan dan minum sebanyak banyaknya mengumpulkan tenaga untuk siap bertarung menahan lapar lagi sampai waktu berbuka yang sebenarnya.
Ditahun berikutnya orang tuaku membuat peraturan sekaligus tantangan kepada anaknya yang sudah berumur tujuh tahun untuk mencoba berpuasa full sampai selesai, tentunya dengan iming iming dapat baju lebaran paling bagus atau THR paling banyak atau langsung bayar dimuka ketika buka puasa. hal seperti ini yang aku tunggu tunggu, jika aku berhasil menyelesaikan puasa penuh maka berbahagialah aku, mendapatkan uang jajan tambahan. tapi jangan diharap ditahun berikutnya ada sistem seperti itu bagiku. Aku sudah cukup besar dan mampu menahan puasa dari imsak sampai magrib. kalau orang tuaku masih menggunakan sistem itu mungkin akan kewalahan membayar aku setiap hari hehe.. mungkin cukup pujian hangat dari orang tuaku jika aku menyelesaikan puasa atau memenuhi permintaan menu makananku ketika berbuka.
Setiap orang tua mempunyai cara tersendiri mengenali dan melatih anaknya berpuasa, dan ketika si anak sudah baligh dia tidak akan  merasa keberatan menghadapi bulan ramadhan. sangat di sayangkan kalau ada orang tua dengan modal tidak tega membiarkan anaknya yang sudah baligh masih dibiarkan tidak puasa ramdhan. seperi sholat lima waktu, puasa di bulan suci ramadhan juga wajib. oleh karena itu melatih anak berpuasa dengan bertahap sangat membantu tentunya bagi si anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar