Selasa, 22 Juli 2014

Kata

@ jika Tuhan membiarkan aku sendiri sekarang, karena dia sudah menyiapkan seseorang yang tidak akan membiarkan aku sendiri lagi sampai akhir

@ biarkan semua tak peduli, karena ku yakin ada kepedulian setelah kesia-siaan

@ mencintai memang perlu latihan tapi latihan yang sebenarnya diawali dengan kebencian

@ tak akan pernah ku katakan "TIDAK" untuk mencari kedewasaan

@ dibalik kata dan matamu yang tak ku mengerti ada pengertian yang amat dalam kurasakan

@ tak perlu berteriak, jika ku ingin memanggil jiwaku yang ada padamu

@ menulis kata indah membuat hati terus ada

Senin, 07 Juli 2014

Puasa kecilku part2

"Mama ya ma..." rengeknya lagi. Aku mencoba memperhatikan anak kecil itu, sudah sedari tadi dia membujuk ibunya untuk mengizinkan dia berbuka puasa. Cuaca hari ini sebenarnya tidak begitu panas, mungkin si anak kelelahan setelah berbelanja dari tadi. Di angkot yang sesak si anak terus melobi ibunya, beberapa dari penumpang memperhatikan tingkah gadis kecil dan ekspresi ibunya percis seperti yang aku lakukan.
"Besok ga usah ikut mama belanja lagi!!" tegas ibunya. Sudah dari tadi wanita baya itu mencoba menahan emosinya, melihat mereka jadi pusat perhatian ibu itu pun mengambil sikap. Kata-kata yang terlontar dengan tegas berhasil mendiamkan si anak, walau dari terlihat dia ingin terus merayu tapi melihat ibunya berwajah datar tak menghiraukan sepertinya dia lebih baik berdiam diri.
Saat aku turun dari angkot aku tersenyum membayangkan hal yang tadi terjadi. Yang dilakukan anak kecil, rayuan dan rengekannya  mengingatkanku ketika  kecil. Kejadian yang mirip dengan dia dan ibunya.
Kalau tak salah ingat ketika itu aku duduk di bangku kelas tiga.  Selepas tadarus umi hendak pergi ke pasar, jam menunjukan angka 8. Biasanya umi pergi selepas shubuh  tapi tak tahu hari itu umi terlambat berangkat. Aku baru bangun tidur tenggorokanku terasa kering, masih pagi tapi rasa hausku sudah menyerang. Mungkin efek makan sahur tanpa kuah ditambah lupa minum karena ingin cepat cepat pergi ke kasur lagi. Aku berpikir cepat melihat umi ingin pergi ke pasar. Dengan alasan ingin menemani aku langsung di izinkan ikut, tentu dengan syarat tidak meminta jajan disana. Aku langsung menyanggupi karena dalam hati ada hal yang lebih mendesak dari pada jajan.
Keluarga besar pastinya belanjaan pun banyak, aku ga habis fikir umi tiap subuh ke pasar belanja sebanyak ini habis untuk dua kali makan. Tanganku sudah pegal membawa belanjaan sebanyak ini, Umi juga sudah menjingjing plastik besar. Setiap aku bertanya kapan selesai umi bilang sebentar lagi. Rasanya kakiku mau copot keliling pasar. Aku mendengus kesal dalam hati mengapa keluargaku mengkonsumsi makanan sebanyak ini, "Tuh keluarga yang lain kalau ke pasar pulang cuman bawa satu plastik, nah bawaan aku sama umiku sudah seperti penjual warung saja".
Matahari semakin meninggi, sebenarnya ingin aku merengek di pasar. Aku kecapean kehausan ingin minum gara gara belanja kelamaan tapi aku urung, bisa-bisa sampai di rumah aku kena semprot merengek di tempat umum. Di beca sepertinya cocok mengungkapkan keinginanku. Aku berusaha terlihat lemas mukaku memelas ingin dikasihani. Rasa haus dari bangun tidur tadi sudah tak tertahankan. Sesuai rencana aku merengek kehausan karena pergi ke pasar, bukan karena aku lupa minum saat tadi sahur. "Umi ya mi.. Segelas aja.." aku terus merengek menurunkan kadar bukaku. Awalnya aku ingin batal saja mengganti di lain hari. Karena sebelum ramadhan  guru agamaku memberi tahu ada hari qodho bila puasanya batal. Tapi umi mengabaikan. Aku merengek lagi puasaku sampai dzuhur saja untuk hari ini nanti aku lanjutkan lagi seperti tahun kemarin. Umi masih acuh tak mendengarkan. Dan yang terakhir aku hanya minta minum segelas air saja nanti sesampainya di rumah. Tapi tetap saja umi diam tak peduli. Sesampainya di rumah umi hanya mengatakan besok tak usah ikut lagi ke pasar.
Rencanaku ternyata tak mulus, malah berlipat kesengsaraanku dengan kaki dan tangan yang pegal pegal. Tega sekali umiku membiarkan anaknya sengsara. Di rumah aku tak berani merengek bukan karena umi akan marah besar tapi pasti kakak-kakakku ikut campur. Aku akan habis diejek mereka kalau ketahuan minta buka puasa, ejekan yang terus menggaung sampai buka puasa atau mungkin sampai datang lebaran. Sebal rasanya siang itu, tapi umi mengerti seharian sepulang dari pasar umi tak menyuruhku apa-apa sampai buka puasa. Aku hanya duduk menonton tv, berbaring dan tidur dan Umi tak berniat mengganggu kemalasanku. Ketika berbuka puasa umi baru bilang ke bapak tadi aku merengek ingin berbuka. Aku sudah khawatir kena marah tapi ternyata tidak, aku malah dipuji bisa bertahan sampai magrib setelah membantu umi berbelanja walau sebenarnya niatku awalku sudah buruk. Pengertian seorang ibu kadang tak dapat ditangkap oleh anak. Ibu hanya ingin mengajarkan kita untuk sedikit bertahan dan bersabar, tapi kadang kita sudah berburuk sangka.

Minggu, 29 Juni 2014

PUASA KECILKU part 1

Ketika aku kecil senang bukan kepalang jika datang waktu ramadhan, bukan karena aku sudah mengerti dibulan itu pahala dilipat gandakan atau bulan itu penuh ampunan, sama sekali bukan.. aku seperti anak yang lainnya, jika ramadhan datang berarti akan ada baju baru untuk lebaran atau uang jajan tambahan, tapi itu semua ada perjuangannya.
Sejak umur lima tahun aku sudah dikenalkan berpuasa, orang tuaku selalu mengenalkan puasa kepada anak-anaknya sedini mungkin. Bertambah tahun berarti bertambah pula jam puasa kita. Perkenalan puasa di rumahku ada tahapannya. Ketika aku belum masuk sekolah dasar orang tuaku tidak begitu memaksaku untuk ikut makan sahur. jika aku dibangunkan dan hanya malas berjalan maka  makan sahurku hanya perlu dengan bantuan suapan umiku sambil mata masih terkantuk-kantuk, jika aku susah dibangunkan atau memang sengaja tidak mau bangun, maka ketika aku bangun aku langsung disuruh makan dan waktu puasaku dihitung enam jam dari sejak itu. tak mudah bagi anak sekecil itu untuk menahan makan selama enam jam begitu banyak godaan dari luar rumah, ditambah memang dasarnya aku suka makan.  
Ketika aku sudah masuk sekolah dasar aku dikenalkan waktu sahur dan berbuka yang sebenarnya, jika aku tidak ikut sahur maka itu konsekuensi yang harus aku pegang. Menahan lapar yang amat perih sampai waktu berbuka, tenang.. waktu berbukaku ketika itu ada dua waktu yaitu dzuhur dan magrib. jadi walaupun aku tidak ikut sahur bukan berarti aku harus menahan sampai magrib. orang tuaku memberi waktu setengah jam untuk  makan siang. dan disaat itu aku akan makan dan minum sebanyak banyaknya mengumpulkan tenaga untuk siap bertarung menahan lapar lagi sampai waktu berbuka yang sebenarnya.
Ditahun berikutnya orang tuaku membuat peraturan sekaligus tantangan kepada anaknya yang sudah berumur tujuh tahun untuk mencoba berpuasa full sampai selesai, tentunya dengan iming iming dapat baju lebaran paling bagus atau THR paling banyak atau langsung bayar dimuka ketika buka puasa. hal seperti ini yang aku tunggu tunggu, jika aku berhasil menyelesaikan puasa penuh maka berbahagialah aku, mendapatkan uang jajan tambahan. tapi jangan diharap ditahun berikutnya ada sistem seperti itu bagiku. Aku sudah cukup besar dan mampu menahan puasa dari imsak sampai magrib. kalau orang tuaku masih menggunakan sistem itu mungkin akan kewalahan membayar aku setiap hari hehe.. mungkin cukup pujian hangat dari orang tuaku jika aku menyelesaikan puasa atau memenuhi permintaan menu makananku ketika berbuka.
Setiap orang tua mempunyai cara tersendiri mengenali dan melatih anaknya berpuasa, dan ketika si anak sudah baligh dia tidak akan  merasa keberatan menghadapi bulan ramadhan. sangat di sayangkan kalau ada orang tua dengan modal tidak tega membiarkan anaknya yang sudah baligh masih dibiarkan tidak puasa ramdhan. seperi sholat lima waktu, puasa di bulan suci ramadhan juga wajib. oleh karena itu melatih anak berpuasa dengan bertahap sangat membantu tentunya bagi si anak.

Jumat, 27 Juni 2014

Bersamamu..

selamat datang bulan penuh berkah, segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali. sebelas bulan yang penuh penantian. sebulan dimana kelipatan pahala dijanjikan.
Ramadhan... ajari aku arti kesabaran.. ajari aku arti keikhlasan..
tak ingin ku lewatkan bersamamu penuh kesia-sian.. ajari aku untuk kuat menahan nafsu yang membelenggu.. bisikan selalu padaku bahwa kau akan pergi.. agar aku tak melepaskanmu penuh penyesalan.. bisikan padaku belum tentu tahun esok aku kan bersua denganmu...agar setiap waktu bersamamu melahirkan nafas keberkahan... semoga bersamamu cinta padaNya semakin mengakar tak tergoyahkan. aamiin

Minggu, 22 Juni 2014

ronaldo wati ada di RQ

jumat siang 20/06/2014, 12 santri RQ (rumah quran) dan tamu jauh dari kalimantan mengadakan rihlah ukhuwah di Pantai festival Ancol. setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam menggunakan Bus Trans Jakarta ditambah menunggu dua akhwat yang tertinggal mereka membuka acara dengan penampilan setiap kamar. acara yang dipandu oleh saudari Sarah dan Arina menantang teman teman RQ untuk bermain bola, tentunya ada yang berbeda pada permainan ini, para pemain diharuskan berpasangan dan masing- masing pasangan disatukan dalam lingkaran sarung.
diawal permainan mereka sempat kesusahan mengatur gerak mereka, mereka tidak dapat bergerak bebas karena pasangan mereka juga mempengaruhi gerakan mereka. tapi ada salah satu pemain yang sangat antusias sampai dia tidak menyadari bahwa dia membawa pasangan, akibatnya pasangannya keteteran mengikuti geraknya. diluar dugaan para penghafal Al-quran ini ternyata memiliki darah ronaldo, jeritan mereka tidak hanya jeritan tapi memang menghasilkan. saudari fatimah dan pasangannya husna berhasil membobol gawang yang di jaga harjiati untuk pertama kalinya, tapi tim lawan tidak mau kalah berselang beberapa menit mereka berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 sampai turun minum. karena kelelahan dan rasa lapar  mereka meminta kepada wasit untuk menyudahi permainan walau waktu belum berakhir. begitulah para ronaldo wati kegiatan menghafal bukan halangan untuk tidak mengubur kelihayan mereka dalam bermain bola.

Kamis, 20 Februari 2014

PEREMPUAN DALAM ISLAM

Tak ada yang lebih indah untuk dapat dimulai selain dengan kata syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan diri ini sebagai seorang perempuan ketika islam telah  tersebar di atas muka bumi, sehinga dapat merasakan kemulian islam. Shalawat serta salam tercurah limpahkan kepada revolusioner yang telah menyebarkan risalah Ilahi dengan perjuangan yang besar, tekad yang tak kenal lelah yakni Rosullullah SWA, keluarganya, para sahabat dan tabi’in dan kita selaku ummatnya.
Menapaki sejarah perempuan dari zaman dahulu sampai sekarang adalah salah satu hal yang harus kita ketahui. Setiap cerita akan mewakili kita bagaimana perempuan zaman dulu atau sekarang diperlakukan. Bangsa yang mampu menghargai, menjaga, dan menghormati perempuan adalah bangsa  yang siap  maju dalam kestabilitasan system.
Beberapa bangsa besar ketika zaman dahulu ternyata mempunyai cacatan yang miris tentang bagaimana mereka memperlakukan seorang perempuan. Sebelum datangnya islam bisa disimpulkan perempuan yang dihargai dan dihormati adalah yang memiliki tahta dan harta dan selain mereka akan mendaptkan kesemena-menaan dari kaum adam. Bangsa Romawi dan Persia pun tak luput dari itu, perempuan-perempuan mereka dilihat hanya sebagai sebongkah daging yang tak ber ruh.
Bagi umat islam cerita bangsa arab jahili adalah sebuah bentuk tolak ukur bagaimana islam datang dengan kemuliannya, mengangkat harga diri seorang wanita. Ketika orang-orang jahili menganggap memilki anak perempuan adalah sebuah ‘aib dan dengan  sadisnya mereka tega mengubur anak –anak perempuan mereka karena malu, dan ketika seorang perempuan dianggap seperti halnya warisan yang bisa diwariskan kepada ahli waris dengan mudahnya setelah ditinggal suaminya islam dengan tegasnya melarang itu semua. Islam memandang semua sama, tidak melihat kaya dan cantiknya seorang perempuan, seorang hamba sahaya pun pasti diberikan haknya oleh islam.
Begitu banyak di dalam hadis Rasululloh yang menerangkan bagaimana islam memuliakan seorang perempuan, mengangkat martabatnya didalam masyarakat, memberikan hak-hak yang adil sehingga perempuan dapat bersanding dan berkontribusi dengan kaum adam untuk kemashlahatan bersama. Tapi sepertinya mereka tak melihat hal itu, terbukti sekarang banyak perempuan muslim yang meneriaki bahwa islam  telah melanggar HAM karena melarang atau membatasi perempuan dalam hal pergaulan atau yang lainnya, dan tidak sedikit perempuan yang terpengaruhi oleh pemikiran mereka.
Contoh jilbab yang disyariatkan islam, jika kita pikirkan dengan dalam, begitu Maha Mengetahuinya Allah terhadap hambanya. Sebelum penelitian mengatakan sebagian besar otak laki-laki selalu dirasuki hal-hal negative, islam telah datang berabad-abad yang lalu memberi solusi menjaga kehormatanya dengan menyuruh perempuan untuk menutup auratnya. Kita bisa lihat sekarang banyak perempuan yang memamerkan auratnya yang berakibat memancing mata para lelaki untuk melakukan yang tak sepantasnya dia lakukan terhadapnya, bukankah perempuan itu sendiri memilih untuk merendahkan dirinya dibanding menjaga harga dirinya?.
Kebebasan dan emansifasi yang mereka serukan untuk perempuan telah terlihat sekarang, para perempuan yang berpikir bahwa islam tidak adil terhadap mereka  memaksakan diri untuk  membuktikan bahwa mereka mampu menjadi terdepan dari kaum adam dalam segala bidang, tanpa memikirkan apa akibat yang akan terjadi. Pekerjaan yang kurang pantas untuk perempuan dilakukanya atas nama emansifasi, tapi kadang  dia lupa dengan tugasnya sendiri.
Ketahuilah… Sang Pencipta pasti mengetahui kelemahan dan kelebihan makhluknya, aturan-aturan yang ada telah dibagi oleh Nya dengan sangat adil antara porsi kaum adam dan hawa untuk keberlangsungan sebuah kestabilitasan system.
Begitulah islam memposisikan perempuan, begitu hati-hati menjaga kehormatanya, tak pernah mendholimi, selalu mengetahui dimana dan bagaimana menjadikanya seorang yang berarti. Berbanggalah menjadi seorang perempuan musllimah dan berbanggalah yang dapat selalu menjaga kehormatnya.


By: lirindin

Kamis, 30 Januari 2014

TV… oh TV

TV… oh TV.. kalau dipikir-pikir mungkin 1 tahun belakangan jarang sekali nonton tv, sejak aku masuk asrama lagi dunia pertelevisian sudah jarang ku lihat. Sebenarnya dari selepas SMP aku sudah terbiasa tidak melihat tv karena keberadaan ku di pondok pesantren tapi namanya anak pesantren kalau sudah waktu liburan nonton tv adalah prioritas. Bisa jadi 24 jam non stop di depan tv kalau tidak ada yang mengahalanginya, takut ketinggalan zaman kalau terlewatkan toh nanti juga kita kembali ke pondok dan berbulan-bulan tak melihat si kotak ajaib itu.
Perkembangan elektronika semakin melesat, benar-benar hebat.. sudah bukan hal aneh kita bisa melihat acara tv dimana pun dan kapan pun. Tv dari segala ukuran sudah bisa terjangkau. Sebuah handphone yang tersedia fasilitas televise mungkin bukan hal yang aneh lagi.
Rasa penasaran memang selalu merasuki pikiranku, tak salah klo malam itu aku menonton tv sebentar mungkin ada acara tv yang bisa membuat perasaan dan  pikiranku berubah. Ku lihat baterai hp terlebih dahulu rasanya cukup untuk melihat tv barang setengah jam. Lama tak melihat tv terasa aneh memang melihat acara-acara sekarang, jariku tak berhenti memencet tombol mencari acara yang menarik. Berita banjir.. drama sinetron.. music.. komedi.. sinetron lagi.. berita lagi.. music lagi.. komedi.. film.. komedi lagi.. ternyata jika melihat acara televise selera humor orang Indonesia cukup tinggi terlihat dari acara yang sekilas kulihat semua berbau komedi. Benar-benar tv untuk menghibur setiap stasion tv berlomba menampilkan acara yang membuat orang tertawa. Dan satu hal lagi yang ku ambil ternyata joget dangdut sedang digilain orang Indonesia sekarang. Setiap acara mempunyai joget tersendiri.. hebat.. semakin tak tau diri dia berjoget semakin terkenallah dia… bayangkan ribuan orang bisa serentak joget bareng.. gak gemen-gemen jogetnya kaya orang kejang-kejang.. dan uniknya semua melakukan dengan antusias..
Merinding aku melihatnya, berkerudung atau tidak berkerudung bukan alasan untuk tidak berjoget. Dan fakta yang unik lagi ternyata para pembuat acara tak ragu mengundang ibu-ibu pengajian dan menyuruh mereka menjadi tim hore atau bahkan berjoget… bayangkan ibu-ibu majlis ta’lim yang diundang.. jenius sekali orang itu menghadirkan penonton yang banyak dan kalaupun dibayar tak akan menghabiskan uang banyak karena cukup dengan iming-iming MASUK TV pasti susah untuk ditolak.. MASUK TV IBU-IBU.. biar bisa pamer sama tetangga atau sodara “saya MASUK TV..”
Setengah jam yang memang benar-benar membuat pikiranku berubah, apa jadinya masa depan bangsa ini?? Mungkin Pelawak sepertinya cocok agar orang Indonesia selalu awet muda karena banyak tertawa. Dan sepertinya selain awet muda mungkin orang Indonesia akan mempunyai badan yang sehat, bukti badan selalu digerakan untuk berjoget.. hidup Indonesia!! Terlihat awet muda dan badan sehat itu bukan yang di inginkan?? Berlomba-lombalah semua untuk membuat orang tertawa dan berjoget agar yang dituju tercapai.. jika memang ini yang di inginkan.. berlomba-lomba lah untuk mematikan hati.. bukankah begitu pesan Rasululloh banyak tertawa akan mematikan hati melupakan dzikir kepadaNya.. dan jika ema pertiwi sudah tak malu menjaga kehormatannya tak bisa kubayangkan mau jadi apa tunas bangsa ini…
TV.. oh TV.. lama tak kulihat ini yang ku pikirkan..

27 Januari 2014

By: lirindin