Perahu itu sudah bermetamorfosis menjadi sebuah kapal besar, bukan lagi sungai kecil yang dilewati, tapi lautan luas, di atas samudera penuh goncangan ombak dan badai.
33 tahun kapal itu berlayar menuju pulau impiannya, dengan segala kesederhanaan sang nakhoda memimpin berjalanan.
Tapi Perjalanan panjang berbadai itu membuat Kapal hampir karam, para awak kapal ketakutan, berpegangan takut tenggelam, isak tangis kepedihan mulai terdengar. Tapi sang nakhoda meyakinkan semua akan aman.
Duhai Penjaga malam dan siang, penghantar ombak dan badai, kami tahu Engkau mengetahui akhir cerita kapal kami. Maka Jadikan setiap petir dan kilat yang kami lihat menjadi kekuatan, putaran badai menjadi ikatan, dan gelombang-gelombang ombak menjadi pengingat doa kepadaMu, hingga akhirnya pasir putih di pulau impian menjadi akhir perjalanan.
Duhai Penguasa langit, jika keindahan purnama membuat kami lalai, ridhokan kami dalam temaram dengan ketaatan, karena bagi kami ketaatan padaMu lah yang paling utama.
Duhai Pemegang angin, hembuskan cinta diantara kami, jauhkan dari kebencian, dan terpakanlah di seluruh hati kami bahwa cinta kepadaMu lebih besar dibanding yang lain, agar tidak ada kekecewaan yang perih dan dalam, karena kami yakin Kau tak akan mengecewakan cinta kami.
Dan Duhai Pemegang kisah, jadikan akhir perjalanan kami cerita yang indah penuh hikmah
(33 tahun pernikahan umi dan bapak semoga tambah berkah) Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar